Kehilangan

Setiap kali berulang tahun, aku semakin mendekati tempat asalku: ketiadaan. Ibuku bilang, dunia ini sendiri pun lahir dari ketiadaan. Karena lahir dari ketiadaan, mengapa pula harus mencemaskan kehilangan?

Ramadhan 1435 H, seorang ayah dari dua anak mengayuh sepeda usang sepulang dari kantor. Di usia senjanya menanti masa pensiun, keimanannya tengah diuji oleh Tuhannya. Dia bilang 6 Juli adalah tanggal ulang tahunnya. Dia bilang bahwa, sisa hidupnya hanya ingin ia gunakan untuk beribadah kepada Tuhannya. Dia bilang bahwa motivasi terbesarnya untuk bertahan adalah keinginannya melihat anak-anaknya tumbuh dewasa, sukses, dan bahagia. Salah seorang dari mereka bilang bahwa hal yang paling menyakitkan adalah melihat laki-laki yang dicintainya menangis, ayahnya.


"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

"Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

"Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dan keoada Allah-lah dikembalikan segala urusan."

"Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati."

"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar."

"Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al Quran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu."

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."

[Al Hadiid]



Jangan menangis, karena yang terpenting bagi anakmu adalah kesehatanmu, dan kebaikanmu pada orang lain. Tuhan sedang menguji ketaatanmu, ketaatan istri dan anak-anakmu.

Seorang Ibu di Ruang Tunggu

Duduk seorang diri ibu dengan koper dan satu tas jinjing di ruang tunggu peron sebuah stasiun di Jogjakarta. Beberapa detik setelah seorang gadis kecil berkerudung ungu duduk di sampingnya, ibu mengangkat telponnya sambil menangis. Gadis itu menoleh. Nampaknya, ada seseorang yang begitu dicintai telah tiada. Gadis itu tak sengaja mendengarkan. Dirinya hanya seorang gadis kecil yang tak berbekal uang banyak dan hanya membawa alquran kecil di dalam tasnya. Dirinya pun bukan gadis pintar yang pandai menghibur orang dewasa. Sesaat dia hanya diam menunggu ibu menutup telponnya dan menyeka air matanya. Kembali ibu itu terisak meski tidak sedang berbicara dengan seseorang di seberang telepon.

"ibu mau kemana? ini buat ibu." gadis itu menyodorkan Alquran kecil miliknya.
terdengar pemberitahuan bahwa kereta api bogowonto tujuan Jakarta Pasar Senen akan segera tiba. dan ibu pun menghilang.
gadis itu hanya menaruh harapan, semoga ibu baik-baik saja