Le Grand Voyage [Recomended]

Kali ini mari kita bicarakan tentang pilem. Pilem yang sebenernya udah nongol di taon 2004 ini, emang baru aja saya tonton. hebaaat. emm 2004 kan ya? yang pertama, mari kita maklumi karena pada bilangan taon segitu saya masih sangat imut-imut (amit dah)... yang kedua, pada bilangan taun segitu saya agak gaptek masalah internet, yang ketiga di usia yang sedini itu (jiaaaah) saya belum punya komputer, apalagi laptop yaaa... di taon segitu, saya masih sangat alim untuk minjem VCD di rentalan. haaaalllllaaaahhh...

Okokok... mari sejenak kita lupakan, alibi yang kagak penting itu.

Le Grand Voyage, judul pilem garapan orang Prancis. Pilem le grand voyage terasa lebih alami. ibaratnya nih ya kalo di Indonesia ntu kayak Si Doel Anak Betawi Asli. asli dahhhh...ceritanya tentang potret kehidupan orang tua - anak yg alami tanpa perlu dibumbui dialog-dialog cerdas.

le grand voyage mampu menggambarkan gap antar generasi dan perbedaan pemikiran antara orang tua dan anak dengan sedikit dialog. Meski sangat hemat dialog antar pemain di pilem ini, namun cukup mudah dipahami kok..

Awal kisah (ya’eee), diceritakan Reda (nicolas cazale) yang sedang mempersiapkan diri untuk ujian, dan sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita Perancis berbeda agama, harus meninggalkan semuanya demi mengantar dan menemani bapaknya (mohamed majd) pergi haji, nyetir mobil 5000 km dari perancis sampai ke Arab. Nah lo, naik mobil melintasi benua Eropa... karakter bapaknya sendiri adalah figur dominan yg keras kepala, imigran Maroko di perancis yg taat menjalankan syariat islam, tanpa kompromi.

satu mobil, dua karakter yg sama-sama keras. Melintaslah mereka ke Italia, Slovenia, Kroasia, Serbia, dan Bulgaria. Menyeberang ke Turki, Suriah, Yordania, hingga Arab Saudi. Pertikaian kecil meletup sepanjang jalan. Dan, tahulah kita, betapa asingnya dunia ayah dan anak ini. Kita pun diperlihatkan, betapa uniknya peristiwa-peristiwa yang terjadi akibat perbedaan isi kepala dan kegagalan berkomunikasi.

Ini nih yang paling saya suka, ada hal-hal menarik yang tak terduga. Sarat akan nilai, hingga mencabik-cabik relung jiwa penontonnya. Pertanyaan yang pasti akan muncul bagi orang awam seperti kita adalah, “Kenapa juga si harus pakai mobil, tinggal naik pesawat kayak orang lain naik haji aja gitu aja kok repot?”
''Air laut baru akan kehilangan rasa pahitnya setelah ia menguap ke langit,'' jawabnya.
"Apa?''
"Ya, begitulah air laut menemui kemurniannya. Ia harus mengangkasa melewati awan. Inilah mengapa lebih baik naik haji berjalan kaki ketimbang naik kuda. Lebih baik naik kuda ketimbang naik mobil. Lebih baik naik mobil ketimbang naik perahu. Lebih baik naik perahu ketimbang naik pesawat terbang...''
Percakapan ini terbetik pada sebuah trotoar di Bulgaria ketika keduanya terpaksa berlindung dari empasan badai salju. Mobil mereka mogok. Usai melintas sepertiga benua Eropa di atas roda empat, tanya Reda pun akhirnya pecah. ''Mengapa tak naik pesawat terbang saja ke Makkah?'' Sebuah pertanyaan masuk akal. Alih-alih terusik oleh tajamnya pertanyaan Reda, sang ayah justru menjawabnya puitis.
Sebuah jawaban yang tentu saja tak mudah dicerna oleh rasio awam yang matematis. Jawaban yang agaknya lebih bisa dicerna oleh hati yang khusuk. Tafsirnya adalah semakin sulit perjalanan menuju Makkah, menurut sang ayah, maka semakin kita memurnikan jiwa kita --seperti halnya perjalanan air laut yang mengangkasa. Hanya dengan cara itulah, ia menemukan kemurniannya kembali.
Film ini amat sederhana, hemat dialog, namun sukses mengaduk emosi dan menggelitik saraf spiritual. Meski tidak ada yang sempurna di dunia ini, dan kesempurnaan hanya milik Allah swt (kata bunda Dorce), begitupun yang terjadi dengan pilem ini. Endingnya, saya agak kurang bisa mengerti perasaan Reda dan apa yang akan Reda alami setelah banyak hal menimpanya dan ayahnya... ending begitu saja, kemudian ada beberapa kejanggalan teknis ketika roll pilem sudah masuk ke kota Mekah... halaaaah sotoy ayam tenan ki....

http://islamic-indo.blogspot.com/2011/02/download-film-le-grand-voyage.html

ASUS Eee Pad Transformer


ASUS Eee Pad Transformer

Tablet 16GB dengan OS Android 3.1 Honeycomb, Ketebalan 12,98 mm, berat 680gr dan Layar 10.1 inch
NVIDIA Tegra 2 dual-core 1GHz Processor, 10.1" LED-backlit WXGA, Bluetooth, Camera, Audio, Video, 16GB storage, Wi-Fi, Android 3.1 Honeycomb, HDMI-out

Dimensions

L x B x H: 271 x 176 x 12.9 mm
Weight: 680 grams

Display

Type: IPS Capacitive Touchscreen With LED Backlighting
Size: 10.1 inch
Colors & Resolution: 16 Million Colors & 1280 x 800 Pixels WXGA

Input/ User Interface

10-Finger Multi Touch
Scratch Resistant Gorilla Glass
WaveShare UI
Accelerometer sensor for UI auto-rotate
Proximity sensor for auto turn-off
G-Sensor, Light Sensor, Gyroscope

System Properties

Operating System: Google Android 3.1 Honeycomb OS
CPU: Nvidia Tegra 2 Dual-Core 1GHz Processor, 1GB DDR2 RAM

Memory Storage

Internal Memory: 16GB/ 32GB memory storage
Memory Expansion:
- Micro-SD card slot support for memory expansion
- 1 SD Card reader on Mobile Dock
- Asus Webstorage free for 1 year

Browser & Messaging

HTML, Flash
SMS, MMS, Email, Push Email and IM

Camera

Rear:
- 5 Megapixels
- 2592 x 1944 pixels
- LED Flash, Auto Focus

Front:
- 1.3 Megapixels
- 1280 x 1024 pixels

Video Recording Capability:
- 720p HD Video Recording Capability @ 30fps
- 1280 x 720 Pixels

Connectivity

Bluetooth: USB Bluetooth v2.1 with EDR & USB 2.0
WLAN: Wi-Fi 802.11 b/g/n
Headset: 3.5mm stereo headset jack
GPS: Yes
3G: Yes
HDMI: Yes (HDMI 1.3)

Music & Video

Music Format: MP3, WMA
Video Format: MPEG4, H.263, H.264

Battery

Type: Li-Ion 24.2Wh Standard battery
Battery Life:
- Up to  9.5 Hours
- Up to 16 Hours of battery life With Docked Keyboard Dock

Other Features

Polaris Office Software
Micro HDMI Connector
Docking Port
MyGallery and MyWave UI of Asus
Asus Launcher, MyLibrary, MyNet, MyCloud apps
Adobe 10.2 Flash compatibility
SD / SDHC Card Reader
Facebook integration
Android Market, G-mail, Google Maps, G-Talk
Facebook, Twitter, YouTube, Picasa
Quickoffice, Digital compass

with docking: 5 juta (nego)


temanssss.... nitip jualan ya... mohon bantuannya, [for serious customer] jika berminat silahkan komen di postingan ini atau kirim email di ardana_pbd@yahoo.com...
tengkyu :D
have nice day..

Cincin

Sabtu, 7 April 2012

liat deh ada yang baru di hapeku, di sana ada cincin kecil di atas gantungan lumba-lumba..yah, mulai sekarang ada cincin (harusnya) bermata, yang tergantung di telepon genggamku..darimana datangnya?

----------------------------------------------------------------------------

aku mulai ingat, ketika (tampaknya) dia sedang berontak pada dunia ini.

Berontak pada omongan orang-orang di sekitarnya. Aku tau, dia tidak ingin mengiraukannya, tapi aku tidak bisa tidak mengiraukannya. Aku menghiraukannya. Aku peduli.

Yah, seandainya saja, dunia tidak menganggap bahwa status itu penting, titel pendidikan tinggi itu penting, maka uangpun otomatis menjadi prioritas (tidak) penting dalam kehidupan manusia. Siapa yang tidak butuh uang? munafik! Semua orang butuh uang karena merekalah sendiri yang membuat aturan itu.

Berontak pada dunia, karena kadang manusia begitu picik menghakimi manusia-manusia berwajah jelek, berpenampilan tidak baik, lalu siapa yang harus disalahkan ketika banyak manusia melakukan perubahan-perubahan besar dengan mengoperasi jasmaninya, harapannya supaya dia bisa diterima ditengah-tengah masyarakat. Namun apa yang didapatkan? Lalu, siapa yang harus disalahkan? mari kita tinggalkan ini...

Aku cuma pengen bilang, "yah, penampilan memang bukan indikator untuk menentukan derajat kemuliaan seseorang... tapi, kadang manusia terlalu sering mengukur sesuatu dengan hal-hal yang kasat mata... dan itu tentu bukan kamu. Jangan terlalu lama marahnya ya :) kamu jelek jika rambutmu terlihat seperti pucuk buah nanas -.-' "

siang itu, sebelum ia bertolak ke kantor polisi untuk mengurus SIM..
"eh... kok ana cincin nang kene?" sambil merogoh saku baju dada sebelah kanannya..

"ra nyukup tak nggo ik" dia melanjutkan, (ah, kamu itu kan laki-laki, kenapa harus pakai cincin? atau itu cincin mantan kekasihmu? haiiiiaaah... mana kutau? kamu itu tidak pernah cerita padaku)

"nyoh nggo kowe wae..." ia menyodorkan cincin kecil itu padaku, lebih tepatnya melemparkan cincin itu ke arahku.. Lalu aku mencoba memakainya, dan hanya cukup kupakai di jari kelingking kiriku, bukan di jari yang lain. Nampak sangar jika harus kupakai di jari itu."ncen ra nyukup nak nggo kowe, drijimu kan kaya kuli."

aiiissshhh, dia mulai menghinaku...tapi, aku tidak merasa dihina, dia mencoba bercanda denganku, mencairkan suasana yang sering kaku di antara kami. Dia baik, aku merasakannya. Namun, kadang dia berontak.

meski cincin itu, aku tau kalau dinominalkan bukan harga emas yang sesungguhnya (wakakakaka), tapi pemberianmu itu yang kamu berikan demi mengalahkan rasa gengsi mu yang gede itu, aku menyukainya.

Itu rasa sayangmu pada adikmu kan?

itu cuma cincin, aku tidak peduli itu cincin.

Aku peduli bahwa kamu adalah saudaraku....(hedeehhh, ngegombal)


--> bekerjakeras ya :D