Ini Kisahku 20 Juni 2011, saudariku

Entah darimanakah awalnya...seperti yang pernah dibilang seorang kawan padaku.. "Boleh saja kamu merasa lemah, namun bukan menjadi pecundang!"....
hhhhh.... ini keputusanku, kenapa aku menulisnya? karena banyak yang menanyakannya. tidak secara gamblang memang, karena bagiku ada banyak hal yang tidak bisa ditulis dan diungkapkan dengan kata-kata. bagiku, cukup aku saja yang menyelesaikannya, dan cukup hanya Allah penolongku. Bukannya 'sok' tapi, karena jika kuceritakan akan menjadi aib. dan aku tidak suka. Biarkan urusanku denganNya, benar-benar hanya menjadi urusanku denganNya saja, ini wilayah teritorialku... dan ini caraku mencintaiNya..

ketika seorang sahabat bertanya padaku, dengan cara menganalogikan suatu permasalahan:
"suatu saat temanku memilih membawa sepedaku dan membiarkanku membonceng naik motor. Aku dapat melihat betapa sakit dan terlukanya hatinya. Kesalahan terbodoh dalam hidupku. Aku tidak menyadari betapa tidak adilnya sikapku. Hingga membuatnya tidak nyaman dan merasa tersisihkan. Maafkan semua salahku.. maafkan. Aku ingin dia tau aku menyanginya. Jika kau adalah dia apa yang akan kau katakan?'
itu isi pesan singkat yang ia kirimkan padaku...
lalu aku jawab dengan mengandaikan jika aku berada di posisinya.
kemudian dia bertanya lagi, "jika ini bukan berandai-andai, kalau dia benar-benar kamu, apakah kamu akan mengatakan hal yang sama? Aku kembali teringat wajah-wajah dan suasana saat itu. dan kembali menguak rasa bersalahku..."
saat itu, aku benar-benar tidak tau maksudnya...
lalu aku bilang, "kamu sedang lebay? ~~"
dia membalas lagi, "aku memang lagi lebay riiik, ini bukan masalah bonceng dan ngonthel tapi lebih dari itu. sejak semalam aku kebayang terus rii, semua tergambar jelas dan berharap ada maaf darimu.."
dan ku jawab.......~lupa~
dia membalas lagi, "embuh riik, aku ya ra ngerti tapi kalau boleh tau apa sih yang sebenarnya kau rasakan hingga akhirnya kau memilih untuk berpisah dengan kami? maaf sebelumnya"
di waktu yang sama, ada yang mengirim pesan singkat padaku , katanya tiba-tiba kangen arriiikk...

aku minta maaf, sungguh-sungguh minta maaf...
tak pernah sekalipun aku berniat untuk meninggalkan siapapun, ataupun menjauhi siapapun.. suatu ketika aku baru mengerti... aku ingat, ketika itu kamu baru saja sakit bukan, teman? operasi? dan aku tak tega jika harus membiarkanmu mengayuh sepedamu seorang diri. maka ku gantikan posisimu untuk mengayuh sepeda itu, dan menyuruhmu menaiki motor. Sungguh, tak ada perasaan sakit setelah itu... Sungguh aku tidak merasa 'tersisihkan'... tidak ada sama sekali... setelah sekian lama, beberapa hari yang lalu, kamu menanyakan lagi. dan aku memang benar-benar lupa... aku tak merasa tersakiti dan aku tidak merasa jika kejadian itu yang mempengaruhiku bersikap demikian [seperti menjauh~padahal tidak]... aku tidak pernah berniat untuk meninggalkan siapapun. sungguh.
dan inilah sisi pecundangku... aku merasa tidak lebih baik dari siapapun... aku bukan muslimah yang baik. aku terbiasa bilang, "maaf" dan aku terbiasa dipanggil "ariik", bukan yang lain. tidak seharusnya, kamu yang harus merasa bersalah, teman... akulah yang merasa bersalah... maaf... maaf... ,maaf...
Aku terlalu jauh dariNya...sangat jauh... dan kamu begitu dekat denganNya, teman... aku sungguh bukan muslimah yang baik, tapi aku berusaha menjadi baik dimataNya saja.. aku tidak terbiasa dipanggil ukhti, tapi aku seorang muslimah yang mencintaiNya. Sungguh sangat mencintaiNya.. aku tidak pernah berkata ‘afwan’, dan aku terlalu sering bilang ‘maaf’... aku tipe orang yang lebih memilih diam ketika aku menyadari bahwa aku tidak lebih baik daripada orang yang aku ajak bicara. Dan pada akhirnya aku merasa tidak ada apa-apanya... terlalu perasa, yah mungkin sebutan itu yang paling tepat. Hingga akhirnya aku memilih jalanku sendiri [mungkin inilah-'menjauh' itu] dan aku memperbaiki diriku dengan caraku sendiri. Aku mencintai Allah. dan Aku mencintaimu, saudariku hanya karena Allah. Itu yang selalu kuingat....
dan aku tidak suka, 'aku' yang ini.. jika ada yang bilang, menangis adalah cengeng dan sikap seorang yang lemah... maka akulah orang itu...

Sebenarnya telah basah sajadahku, kuyup alas tidurku, berembun kacamataku, basah jilbabku karena air mataku. Air mata yang selalu kusembunyikan dari siapapun agar aku tidak dianggap lemah dan membuat orang lain semakin salah paham dan bertanya-tanya.

oh sujudku...terbayanglah semua..kehidupan yang telah terlalui..
gelisahku. hampa.... dan yang kucintai hanya Allah semata...
Allah, bawa aku kembali.. terangi gelapnya hati..
dalam sujud, aku melihat semua cerminan diri yang tak luput dari kesalahan dan prasangka...
dan aku menangis.... tersirat sebuah tanya, "masihkah ada kesempatan?" untuk menghapus semua salahku, selamanya, akankah masih ada kesempatan... aku ingin UTUH kembali...
jika aku boleh meminta, maka perkenankanlah doaku.... beritahu aku jika aku masih diberi kesempatan bagaimana caranya untuk menghapus semua salahku?

aku sempat bilang, "ada banyak hal yang tidak pernah aku ceritakan pada siapapun... ada banyak hal yang memang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata..", yah dan setiap sikap dan keputusan yang aku pilih, semuanya beralasan (ternyata)...
seperti yang kamu bilang saudariku, "ukhuwah itu tidak hanya sekedar senangnya saja. (ya memang), namun ketika saudara lainnya sedang sedih, mereka mau menanggungnya bersama-sama, membaginya dengan yang lain..." yah, aku setuju... dan kamu pun tau jawabanku, bukan??? karena memang ada beberapa hal yang tidak bisa diungkapkan, dan semua sikapku pasti beralasan...
"semuanya berproses Riiik! Aku tau kamu suka lumba-lumba baru-baru ini karena aku baru dekat denganmu juga baru-baru ini, karena kita terbiasa bertemu.. dan semuanya pun begitu,"
seperti yang pernah kubaca dari status orang lain. "aku mencintai orang-orang shalih (saudara seimanku) meski aku bukan di antara mereka, aku benci orang yang senang berbuat maksiat, meski aku tidak lebih baik dari mereka."..

Ken Dedes-SANG ARDHANARESWARI

-->
KEN DEDES SANG ARDHANARESWARI, baru saja kubaca buku berjudul “Gajah Mada’…. Masih beberapa halaman, kuhabiskan waktuku untuk membaca buku itu…  Yah, dari sana aku tau darimana bapakku terinspirasi memberiku nama itu…  Yah dari sana pula, harapan apa yang digantungkan setinggi-tingginya melalui sebuah nama itu.. hemmm… saat ini aku sedang tersenyum…entahlah karena apa…dan aku begitu cengeng, aku menangis…. Aku mencintai bapak…
“Adakah di balik kota yang tak jauh letaknya dari kota Malang dan Surabaya ini merupakan letak sebuah negara yang sekian tahun lalu pernah berdiri bernama Singasari pula? Parra Hiswara, nama lelaki yang sedang mengayun cangkul itu tidak pernah memerhatikan. Pengetahuannya tentang Singasari yang menjadi tempat tinggalnya sekarang tidak lebih dari kampung halaman isterinya yang ia nikahi setahun lalu dan kini sedang hamil lima bulan. Soal adakah kota Singasari itu berhubungan dengan nama-nama terkenal dari masa silam, misalnya nama seorang perempuan yang konon memiliki kecantikan tidak tertandingi, ia adalah Ken Dedes pemilik gelar Sang Ardhanareswari yang mempunyai arti perempuan mulia yang menurunkan raja-raja atau ada nama lain yang tak kalah legenderaris seperti Ken Arok, Parra Hiswara tidak tahu. Ia bukan arkeolog, bukan historiografer, juga tidak memiliki minat terhadap sejarah bahkan legenda sekalipun. Ia hanya seorang sarjana pertanian, lulusan sebuah perguruan tinggi terkenal di Yogyakarta yang sekarang sedang menekuni profesi yang benar-benar boleh dibilang jauh panggang dari api.”
`Kalau kita pelajari sejarah dan kita teliti silsilah kebangsawanan Jawa, maka seluruh bangsawan Jawa itu sesungguhnya berasal dari satu rahim seorang perempuan, yaitu dari rahim KEN DEDES. Benar kalau perempuan cantik dari desa Polowijen (dekat kota Malang) itu diberi julukan ARDHANARESWARI yang artinya "mempunyai rahim agung dan luhur", karena dari sanalah lahir raja-raja di Jawa, tapi kata bapakku ‘Ardanareswari’ itu ‘cant*k. Entah yang benar yang mana, yang jelas semua adalah harapan yang baik. (Amiin). Ken Dedes, adalah istri Tunggul Ametung (penguasa Tumapel), yang kemudian menjadi istri Ken Arok. Ken Dedes yang bergelar Sang Ardhanareswari, dianggap sebagai nenek moyang raja-raja Jawa modern, karena ia menurunkan penguasa Singasari, Majapahit, Demak, hingga Mataram Islam (termasuk Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta). Ia, Puteri dari seorang pendeta Buddha bernama Mpu Purwa dari desa Panawijen, yang kecantikannya sangat kondang di seantero kekuwuan Tumapel ini, telah membuat penguasa Tumapel waktu itu, yakni Tunggul Ametung untuk nekat menculik Ken Dedes Mpu Purwa sedang bertapa di hutan yang kemudian dijadikan permaisuri. Mengetahui anak gadisnya dibawa lari, Mpu Purwa mengutuk Tunggul Ametung dan mendoakan anaknya kelak akan menjadi orang besar yang dikenang sepanjang masa. Kutukan pendeta ini terbukti, Tunggul Ametung tewas ditikam keris oleh Ken Arok yang dibuat (namun belum jadi sepenuhnya) oleh Mpu Gandring dan kemudian terbukti Ken Dedes merupakan ibu dari semua raja-raja Jawa. Perkawinan Ken Dedes dan Tunggul Ametung membuahkan keturunan berturut-turut Anusapati-Ranggawuni-Kertanegara-Tribuwana. Sedangkan perkawinan Ken Dedes dengan Ken Arok membuahkan keturunan berturut-turut Mahesa Wong Ateleng-Mahesa Cempaka-Lembu Tal-Raden Wijaya (Raja Majapahit I). Raden Wijaya dari darah Ken Arok menikah dengan Tribuwana berdarah Tunggul Ametung. Kedua pasangan inilah yang kemudian menurunkan raja-raja Majapahit. Raja Majapahit terakhir yi Pangeran Kertabumi (Brawijaya V) menikah dng puteri Cempa (Kampuchea), mempunyai putera Raden Fatah (Raja Demak Bintoro I). Panembahan Senapati (Sutawijaya), Raja Mataram I, adalah putera Ki Ageng Pemanahan, masih ada garis keturunan dari Majapahit. Raja Mataram I ini menikah dengan Raden Ayu Rembe yang masih keturunan Raden Fatah. Dari perkawinan ini membuahkan Mas Jolang (Pangeran Sedo Krapyak), ayah dari Sultan Agung Hanyokrokusumo. Kita mengetahui bahwa dari Sultan Agung ini menurunkan raja-raja di Jawa (PB, HB, MN, PA) dengan seluruh simpangan-simpangan keturunan yang merupakan bangsawan-bangsawan Jawa. Jadi sebenarnya "darah biru" itu tidak ada, yang ada "darah merah" biasa. Karena Ken Dedes adalah orang biasa dari desa Polowijen, Tunggul Ametung juga orang biasa sebelum jadi akuwu Tumapel, Ken Arok adalah orang dari desa Pangkur di lereng Gunung Kawi, dan karena merekalah orang-orang biasa yang menjadikan orang-orang yang luar biasa,

            “Nasib Kertajaya berakhir ketika Ken Arok mengalahkannya dalam pertempuran yang amat berdarah di Ganter. Sejak itu garis keturunan Ken Arok mulai berkibar sekaligus banyak diwarnai peristiwa berdarah. Keris Empu Gandring berbicara atas nama dendam. Berturut-turut mati tertikam oleh keris dengan pamor berbau amarah itu: Empu Gandring sang pencipta keris itu sendiri, disusul Tunggul Ametung, Akuwu Tumapel yang beristrikan Sang Ardhanareswari yang cantik jelita, Ken Dedes. Selanjutnya, mati menyedihkan Kebo Ijo yang menjadi korban fitnah dan kelicikan Ken Arok ketika mengangkat diri sendiri menjadi Akuwu di Tumapel yang nantinya menjadi raja pertama di Singasari bergelar Sri Rajasa Batara Sang Amurwabhumi. Ken Arok menjadi korban keganasan keris yang sama, ia harus menggeliat sekarat dibunuh Batil Pengalasan utusan Anusapati. Batil Pengalasan membayar dengan nyawanya karena Anusapati tidak ingin rahasianya terbongkar, disusul kemudian oleh kematian Anusapati dalam permainan adu jago melalui tikaman yang tak terduga yang dilakukan oleh Tohjaya, anak Umang. Terakhir, Tohjaya harus membayarnya melalui kematian yang hina, Raja Singasari ini dibunuh oleh pengangkat tandunya sendiri setelah Singasari diterjang banjir bandang akibat gempuran gabungan kekuatan Ranggawuni, anak Anusapati dan Mahisa Cempaka, anak Mahisa Wong A Teleng.”

A Letter to you, bro...

Dearest,
with tears,from both my eyes and my heart,right now, while remembering that story, I want to thank you for being so good to me, for always patiently listening to me and guarding me. You have saved me!

If you want to go and rest or find the other way, i will respect your decision, the way you have been understanding me. Pure and deep.. My tears was falling down, again and again..while you sending me the massages, "maapkan saya yo dek"..it's so hard to explain.. I hope, you'll b alright,always.. You know, you're always in my heart. Wherever you are. We'll always waiting for you,in here.. Our sweet home..
Live. Let's live. Tomorrow is here,now.


"i" love you, very much..but i don't know how much..
_your little sister_