Hampir di akhir cerita sebelum Rekan Taani menyadari bahwa sosok yang sebenarnya dia butuhkan, sosok yang berdoa untuknya, melakukan apa saja untuknya, diam-diam mencintai dan memperhatikannya bukanlah Raj, melainkan Surinder Shani, suaminya. Ya, meskipun di sini kedua tokoh ini adalah sama, tetapi bagi Rekan Taani, mereka berbeda. Rekan Taani pergi ke kuil kemudian Tuhan menjawab kegelisahannya. Kalau di konversikan ke dalam istilah Islam, setelah dia shalat istikharah, Rekan Taani mendapat jawaban dari Tuhan. Bahwa suaminya lah jawabannya, bukan Raj.
*kemudian berkaca-kaca*
Tu hi toh jannat meri, Tu hi mera junoon (Kamu adalah surgaku, Kamu yang aku sukai)
Tu hi to mannat meri, Tu hi rooh ka sukoon (Kamu adalah keinginanku, Kamu adalah ketenangan jiwaku)
Tu hi aakhion ki thandak, Tu hi dil ki hai dastak (Kamu peneduh mataku, Kamu detak jantungku)
Tujh mein rab dikhta hai... Yaara mein kya karu (Aku melihat tuhan dalam dirimu... Apa yang harus kulakukan)
Sajdhe sar jukhta hai Yaara mein kya karu (Kepalaku tunduk menyembahmu.. Apa yang harus kulakukan - dalam budaya India, bagi seseorang yang sangat dihormati, kaki nya akan dicium menggunakan telapak tangannya dan disentuhkannya di keningnya sebagai tanda bakti pada orang tersebut)
Tu hi dil ki hai raunak, Tu hi janmo ki daulat (Kamu adalah cahaya hatiku, Kamu adalah harta hidupku)
Tu hi meri hai barkat, Tu hi meri ibaadat (Kamu adalah berkahku, Kamu adalah ibadahku).
ending nya, ada kalimat Rekan Taani yang tidak perlu ditiru ehe, "Apakah Tuhan akan marah apabila aku mencintaimu (suami) lebih daripada cintaku pada Nya?".
Ambil positifnya :)
[scene terbaik di ending film Rab ne bana di jodi - Tuhan pasti menciptakan pasangan]
1 komentar:
film yang sangat menyentuh terutama bagi yang pernah berkunjung ke negara hindustan.
Posting Komentar