Selalu Ada yang Belum Usai

Selalu ada yang belum usai
apakah karena hari selalu berulang?
dan jarum jam bergerak
menuju angka-angka yang sama?

pertemuan
mengantar pada perpisahan
dan perpisahan
selalu menyisakan kenangan
atau tidak meninggalkan apa-apa
kecuali waktu yang terus berjalan

selalu ada yang belum usai
ketika persoalan seperti telah selesai
apakah karena akhir melahirkan awal?
dan awal dibutuhkan untuk mengakhirinya?

selalu ada yang belum usai
selalu...


--Jumat, 15 Juni 2012--
CC

Jogja, Pada Suatu Hari

embun menguap di atas pagar besi tempat itu,
matahari tampak membumbung tinggi setengah tiang,
menutupi bayangan tubuh manusia,
kalau saja detik itu dapat berhenti,
akan kulakukan..
sengaja atau tidak, itu dibawah kuasaNya


kau dan aku
saling terpaku, menyapa di lahan parkir tempat itu
setelah itu, kau melemparkan senyum
dan kita berpisah lagi.. sama seperti pertemuan pertama..
akankah kita bertemu kembali untuk ketiga kalinya di tempat yang sama?
jika iya, aku tidak mau menunggu, karena itu butuh waktu yang lama..

Cerita di Balik Bilik CC

awalnya pengen tak beri judul cerita di balik nomer 0804-1-450-450, tapi berasa kayak prediksi nomer yang bakal keluar nanti malem, hhhee..

Call Center ini, situasional... hanya akan ada kalo ada SNMPTN, untuk itu pasti mudah membayangkan bahwa aku dapat bergabung menjadi bagian Call Center SNMPTN karena Agenda besar macam SNMPTN yang setiap tahun diadakan, perlu berbulan-bulan untuk mempersiapkan bilik informasi ini supaya layak launching, supaya dapat dipercaya sebagai bantuan para penelpon yang membutuhkan informasi, dan untuk tahun inilah kampusku yang dipercaya sebagai bagian kesekertariatan dan menangani Call Centernya. Aku bergabung di dalamnya.

6 bulan yang lalu, sungguh aku tidak berniat sedikitpun untuk mendaftar menjadi calon OP CC, namun karena ajakan salah seorang teman, aku menemaninya sebagai bentuk rasa setia kawanku padanya.
“Rik, ayo temenin daftar CC SNMPTN” pintanya padaku, sehabis jam kuliah.
“tapi, aku nggak bawa motor lo, aku jalan dari kos.”
“gapapa, yang penting ada temennya..”

sesampainya di rektorat, tempat pendaftaran CC SNMPTN, aku menunggu temanku di luar.
“Rik, ayo temenin masuk, daftar sekalian aja yok... aku nggak ada temennya” dia memanggilku.
“dasaarrr”
aku dan dia mengisi formulir, dan mengumpulkannya pada seorang petugas wanita yang ternyata dia yang menjadi Team Leader ku pada CC gelombang 1. Perlu diketahui kalau, CC bekerja selama 2 periode, yang pertama pada saat jalur undangan dan yang kedua jalur ujian tertulis SNMPTN. Nah, mbak yang melayaniku waktu itu, juga kutemui di CC gelombang 1.

Hingga sampai pada hari pertama aku bekerja sebagai CC. Panjang cerita sebenarnya, hingga aku diterima di dalamnya termasuk kenapa temanku yang kutemani mendaftar saat itu tidak berada disampingku hingga aku bekerja. Aku masih ingat betul, siapa yang kukenal pertama kali di CC. aku memanggilnya, momon. Gilak, sebagai perempuan dia keren sekali... hobi traveling nya bikin ngiri... untuk ukuran perempuan-perempuan yang hobi mendaki gunung, dan nyelem,dia tetap perempuan bersahaja dan keren. Selain momon, banyak teman yang hari demi hari, aku semakin mengenal mereka. Tidak ada hitungan minggu, aku semakin hafal dengan wajah mereka dan nama-nama mereka. Seiring berakhirnya tugas sebagai CC untuk jalur undangan (gelombang I) beberapa diantara kami, ada yang tidak melanjutkan bertugas untuk jalur ujian tertulis (gelombang II), dikarenakan beberapa hal. Untuk itulah, saat itu dibuka pendaftaran gelombang II untuk menggenapi teman-teman yang sudah tidak bergabung bersama kami saat itu. Selalu ada cerita baru jika kamu bertemu dengan orang yang baru [ula, begitu juga denganku.

aku semakin banyak menemui orang dengan berbagai karakternya, baik sesama OP, tim IT, Team Leader, bapak-bapak dan ibu-ibu pegawai pusat komunikasi, dan juga penelpon tentunya.

Aku pasti akan merindukan terjaga dari pukul 8 malam hingga 8 pagi, merindukan cerita dari para TL, merindukan kalimat-kalimat ledekan di Grup discussion, merindukan bertanya banyak hal pada TL dan sesama OP dan IT, merindukan saling meledek antar OP dan IT, merindukan meresetkan passoword, merindukan mencatat nomer tiket, merindukan mengejakan nomer tiket, merindukan ibu-ibu dengan logat sundanya lalu aku dipanggil “teteh” –namanya bu Iis kemudian beliau sempat menelpon kembali hanya untuk mengucapkan “terimakasih”, merindukan di-hold oleh teller bank M, merindukan telepon bapak-bapak dari Boyolali yang tidak bisa berbahasa indonesia tapi untungnya mengerti bahasa indonesia, Bapak-bapak yang sama sekali tidak mengerti istilah ‘panlok’ itu apa, kemudian setelah dibantu ia mengucapkan ‘maturnuwun nggih mbak” dan secara tidak sengaja aku membalasnya dengan “sami-sami pak” ups keceplosan bener, berasa lagi kuliah, merindukan mendengar nyanyian salah seorang teman yang jika tidak di line telepon dia akan streamingan telenovela jika tidak dia akan keasyikan menyanyi sendiri, merindukan teman-teman yang kadang keasyikan cekikian sendiri entah karena membaca atau melihat kelucuan apa, merindukan menangis dan tertawa di balik bilik CC.

----------------------------------------------------------------

rasa rindu ini kadang muncul tidak terduga.

baru beberapa hari, status bekerja di Call Center berakhir, namun aku sudah merindukannya... bukan statusnya, namun aku merindukan suasana dan tetek mbengeknya termasuk orang-orang dengan berbagai cerita dan karakternya.

“sekecil apapun kebersamaan itu, pasti akan menimbulkan kerinduan ketika sudah berpisah.”

ahhh, iya rindu itu selalu datang ketika sudah berpisah.

Keakraban itu rasanya tidak tumbuh karena kesamaan usia maupun lamanya perkenalan, kali ini kita mampu membuktikannya. See :)

belum ada hitungan tahun sejak kita berkenalan, kita mampu menghancurkan dinding pembatas antara senior dengan junior... rasanya kagak ada deh istilah macam itu, kita seperti anak muda..

pasti akan ada cerita, ketika kita sudah tua nanti... bahwa kita pernah berada diantara orang-orang heboh, ceria, sendu, mellow, galau, saling menggoda, saling menjodohkan, penuh canda tawa, penuh ledekan, penuh hikmah.

aku bersedia,untuk menatap langsung mata kalian dan meyakinkan ini mudah meski sebenarnya bagiku tidak selalu begitu, untuk berusaha membuat kalian tersenyum sekalipun kalian berusaha sekali membuatku bosan; untuk berkunjung dari satu beranda ke beranda lain jika dengan itu kalian mempercayaiku menjadi teman.dalam apapun; untuk memberikan obat pada kalian sekalipun aku yg mungkin seharusnya membutuhkannya; untuk duduk sejajar dengan bangku kalian, dan dapat menolong kalian sekecil apapun; untuk memperkecil jarak usia jika dengan itu aku tau bagaimana menumbuhkan semangatmu...Aku belajar hafal bagaimana kalian...

aku hampir lupa, bahwa aku pernah berujar “semoga kelak aku bisa naik pesawat dan pergi ke luar negeri”... dan inilah mimpiku... dan kita punya jalannya masing-masing..
sebentar lagi puasa, dan setelah itu sebentar lagi lebaran, sebelumnya 17 agustusan, hhee.. selamat menjalani semuanya :D
The Journey Has Begin. Seribu mil dimulai dengan Satu Langkah. dan inilah langkah kita. Step yang pernah kita lalui bersama, selamat berjuang menyelesaikan tugas akhir :), selamat menempuh hidup baru , selamat berkarya kembali, selamat terbang ke luar negeri, dan aku akan terbang ke negara dengan kincir anginnya yang besar [wussshhhhhh].. semoga Tuhan senantiasa memeluk mimpi-mimpi kita dan menjaga kita.

ijinkan aku menuliskan ucapan rasa terimakasih pada lembar kata pengatar dalam Tugas Akhirku, diantara baris di dalamnya, hanya itu yang dapat ku lakukan...yah, mungkin hanya itu bukti tertulis yang bisa kupersembahkan untuk kawan-kawan seperti kalian... dengan itu, semoga teman-teman tau betapa berharganya dirimu dalam hidupku (ciyeeee....)


backsong: [play] demi lovoto-gift of a friend
[project pop-ingatlah hari ini]
kau selalu di hati, kamu sangat berarti, istimewa di hati, slamanya rasa ini...
... jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini...
...don't worried, just be happy, temanmu di sini...



salam “Kepercayaan dalam Kebersamaan” :) #slogan CC
semoga kita masih dipertemukan kembali di lain kesempatan..

[ari]
yang akan selalu merindukan CC veteran dan CC super
* thanks for being a part of my life

Air Mata

Bismillah....

Begitu dingin sore ini, seharusnya aku dapat menuai senyuman dan tawa maupun canda di tempat ini. Tawa riang, mungilnya suara – suara yang menggemaskan. Hmmm, ternyata tetap saja tak mampu mengusir segala keresahanku. Senyuman mereka mungkin setidaknya dapat menghilangkan kepenatanku. Pertanyaan yang kritis tapi tetap polos, :) …

Ku lihat langit mendung membingkis keindahan senja yang biasanya ada. Suasana begitu dingin dan sepi. Sementara sorak ramai mengusik sekitarku. Bak lagu Dewa “kosong” Seketika aku tak dapat bernafas kala mengingat dan merasakan perasaan itu hadir lagi. Seperti badai angin yang begitu besar telah menghempas keras dalam dadaku. Sesak. Haruskah aku menangis lagi? Sementara bilik – bilik kerinduan tak akan cukup tertawarkan oleh itu. Ya Tuhan.. tolong aku.

Terkadang begitu ingin aku berlari, pergi sejauh mungkin dari keberadaanku saat ini, meninggalkan apapun yang ada di sini. Dan tak mau aku sisakan apa yang sudah aku lewatkan. Akan tetapi tak bisa, aku tak bisa. Semua terekam jelas pada bayangan dan ingatanku. Kenangan. Yah, itulah kenangan. Namun bukankah sikap meninggalkan sesuatu hal yang harus kita selesaikan, kita tuntaskan dan berpura tak peduli atau acuh itu hanya akan dilakukan oleh seorang pengecut atau pecundang? Ku rasa aku tidak mau memantaskan diriku dengan sebutan itu. Tidak, insya Allah tidak.

Kehidupan mempunyai jalur sendiri...

dimana ada hitam dan putih, dimana ada beragam warna yang mengentaskan segala asa dan rasa. Bagaimanapun bentuk dan rupa, kehidupan bersama ujian ada tugas dari-Nya. Tidaklah manusia diciptakan untuk juga menjalankan amanahNya? Semua adalah pemimpin mulai dari dan untuk dirinya maupun bersama. Dan dalam berbagai kehidupan ini ada bermacam pilihan, dimana keputusan dalam pilihan itu membawa resiko dan tanggung jawab. Yah, dan di situlah tanggung jawab penuhku sebagai manusia yang diciptakan-Nya, aku harus lebih paham. Aku tahu, aku tak punya kekuasaan apapun dalam kehendakku, karena aku bukan siapa -siapa di sini, bukan dunia yang kejam jika saja selalu kepahitan yang aku telan, Tuhan tidak akan mungkin mendzalimi hamba – hamba-Nya. Berfikir saja jika ada ujian dan cobaan karena Tuhan menginginkan kita lebih menjadi pribadi yang handal dan kuat , lebih kuat lagi dalam kehidupan. Insya Allah.

Namun memang, semua itu beratlah adanya untuk dijalankan. Keikhlasan, tak dapat kita lakukan dengan sekejap dan instan. Terkadang kesakitan dan luka – luka ini akan terbiarkan dengan berjalannya waktu hingga itu menjadi keikhlasan yang terurai dan menghambar bersama masa – masa yang berlalu dari hadapan kita.

Kadang aku berfikir saat aku benar - benar lelah dan tertekan ku coba berfokus pada keinginanku betapa inginya aku dapat lebih tulus untuk menjalankan semua ini, jika saja tiada tempat untukku melabuhkan kasih sayang dan cinta, bukankah ada Tuhan? Ada Allah SWT yang selalu ada untukku, walaupun tak mampu aku mengingkari aku butuh seseorang yang dapat berbagi suka duka denganku.hmm ya ya ya,

Kondisi yang menekan sering menjadikan aku bersuara dalam hati “ biarkan saja yang menyakiti bersama hati dan hak mereka, dan inilah ujian kesabaran yang sebenarnya, bukankah ikhlas itu tak akan pernah kita ketahui dimana ujungnya karena itu rahasia Allah dan hamba-Nya yang telah diridhoi-Nya. Sekalipun memberikan yang terbaik, kadang bukan kebaikan pula yang ku dapat, dan meskipun aku berusaha untuk menjaga dan mengamalkan kejujuranku dengan pengertian demi pengertian tapi ternyata masih ada dusta yang dapat melukaiku tanpa rasa peduli. Atau bahkan dapat menghancurkan utuhnya percayaku. Tak kan berhenti saja di situ, masih ada lagi, tetapi karena kasih sayang-Nya, cinta-Nya mengajarkan aku untuk memaafkan. Mungkin itulah kenapa aku merasakan betapa pedulinya aku pada jiwa – jiwa yang selalu saja menyakitiku. Mereka tak akan pernah tau, mungkin untuk sekarang, namun ku yakin sebuah kesabaran dengan sabar yang baik, itu pasti akan terasa.

Bukankah aku pernah mengucap :

“ apapun yang dari hati, akan tersampai pula pada hati”.

Rasanya memang kadang menyedihkan, karena aku seperti menghibur diriku sendiri, meleram keresahanku dan gelisahku. Padahal itu tak mudah. Bagaimana aku dapat berkata itu gampang? Jika saja aku selalu belajar dari apa yang telah aku dapatkan hari ini. Sementara semua juga butuh waktu untuk mencernanya.

Aku dapat menangis, karena aku manusia, tentu sekuat apapun iman manusia itu, air mata tetap butiran alamiah yang dianugerahkan oleh Allah untuk makhluk bernama manusia. Akan tetapi air mata bukan segalanya di atas pusara yang pedih ini.Duka tak dapat menutup nestapa dan hampa. Semua menjadikan aku belajar lebih bijaksana dalam segi sudut pandang pun juga pemahaman. Alhamdulillah....

Tuhan Maha Adil, Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi. Dan Dia selalu mempunyai cara untuk menyampaikan kecintaan-Nya kepada hamba-Nya.

Ujian yang besar, mungkin dapat menghancurkan segala impian, tapi bukankah bisa saja apa yang tidak kita sukai itu adalah pesan kasih sayang-Nya, dan apa yang kita sukai dan kita bisa sakit di dalamnya itu pun karena Tuhan juga tak ingin kita menemukan kesalahan yang sama. Selalu ada cinta dari-Nya dalam bentuk apapun yang Ia suguhkan pada kita. Allahu Akbar..., betapa dahsyatnya rasa ini.

Dari sisa kehancuran itu, aku berfikir bahwa Tuhan akan menciptakan seseorang yang “besar” yang tegar, dan yang kuat, dan itulah pilihan-Nya, wallahu 'Alam. Memang pedih di saat kita butuh seseorang yang mampu menopang kita dalam kerapuhan namun itu tidak ada, atau bahkan mereka tak peduli pada kita, tapi mungkin juga dari situ aku juga merasa, bahwa aku ini milik Dia seutuhnya. Tuhan pun selalu merindukan kita yang merintih meminta dan berdoa hanya pada-Nya. Terkadang tak jarang prasangka curiga mampir dalam hati, tapi setelahnya, ku coba berbalik lagi berkata pada hatiku sendiri, perlahan ku kikis serabut hitam dalam hulu putihku, dan belajar bertahan untuk lebih percaya,

“ sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan, sesudah kesulitan adan kemudahan”

Tiada yang berkurang sampai hari ini, bagi jiwa – jiwa yang pernah mengahancurkanku, yang sempat menghempaskan aku dalam jurang yang paling.....dalam, sekalipun hantaman keras itu membuat hatiku membiru karena kepalsuan, dan membuat aku terbaring lemah dalam panjangnya kebisuan, Sungguh Maha Besar Allah yang telah memberikan kasih sayang dan pengertian yang tulus padaku. Hingga aku dapat mengatakan

“ dan karena cinta itu memaafkan..., menerima, mengisi, dan juga mengerti”
Sekarang mungkin lebih tepatnya adalah untuk bersyukur, bahwa aku.. ataupun kita dapat mencintai, dan tak dapat membenci seseorang yang kita sayangi walau itu sungguh terasa sakit.

Sakit dalam mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah bukti kesungguhan dari hati dan nurani yang mau mengerti dan memahami. Mungkin terasa pedih bak luka yang tersiram oleh air garam yang asin, ...sakit. Perih sekali. Akan tetapi itulah kejujuranku, itulah hatiku, itulah nuraniku, jangan pernah salahkan perasaan yang putih ini. Inilah kesiapan, dan kebersediaan untuk rasa itu, mencintai. Mencintai membuat kita belajar dewasa dan mengerti. Hanya akan ada jiwa dan yang tulus yang dapat mengerti..., ketika pengertian itu tak berpihak padanya, ketika harus sabar dalam keinginannya, saat terpaksa untuk menunggu ketika semua tak dapat dilakukan dengan cepat dan segera, dan kala dapat melihat kesalahan dan suatu permasalahan dari berbagai sisi dengan beberapa penilaian yang telah ia ambil bersama pertimbangan – pertimbangan yang matang, insya Allah.


Aku selalu berharap pada-Nya, semoga tulus ini tidak akan pernah usang karena bala dan derita yang ada, biarkan selalu mekar dalam kegersangan. Dalam air mata ku bahagia, aku sangat bahagia, karena aku dapat mencintainya, mereka, dan aku dapat mengasihi semua jiwa yang pernah melukai dan mencaci, begitu dan betapa mereka itu adalah berharga. Lebih dari harta dan intan permata.

Ku tutup lembaran ini, dengan lirihnya doa ku dalam hati, ku seka perlahan air mata yang sedari tadi kupertahankan untuk tetap dalam kelopaknya.

Ya Allah..., Tuhanku, Sungguh tiada daya dan upaya melainkan dari Rahmat-Mu, dan Pertolongan-Mu.Sayangi mereka ya Tuhan..., ketika kasih sayangku tak dapat tersampaikan dalam kejauhan mereka saat ini berada,Jaga mereka untukku, ketika penjagaanku tak mampu melewati batas jarak ruang dan waktu..dan Cintai mereka, ketika aku nanti tak mampu untuk mencintai lagi di dunia ini.....Amiin....



[strawberry]
Gemuruh Asa
Sabtu, 03 Juli 2010
18.42 wib

Naik Delman (istimewa)

Pada hari minggu kuturut ayah ke kota...
naik delman istimewa ku duduk di muka
ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja
mengendarai kuda supaya baik jalannya...
tuk tik tak tik tuk
tik tak tik tuk..
suara sepatu kuda...


aih, aku rindu naik delman..
sekarang kemana transportasi macam itu?
besok kalo mau nikah, ngak perlu ada arak-arakan mobil dengan tambahan buket bunga, cukup naik delman dan duduk samping 'pak kusir' yang 'mengendarai kuda'..

#nglindur...


'pak kusir': calon mas nya
'mengendarai kuda': nyupiri bahtera keluarga
'duduk samping pak kusir": mendampingi 'pak kusirnya'



#filosofi lagu naik delman

Cerita Eyang Uti

Di jalan pinggiran kampus sebelah, aku dan seorang teman berjalan-jalan pagi, ritual yang sering dilakukan jika kami berkumpul dan memiliki waktu senggang.

Hingga sampai kami di sebuah tempat yang bernama sunmor, pendeknya Sunday morning. Sebuah nama yang didedikasikan pada tempat yang disebut pasar setiap hari minggu pagi di Jogja. Kami berada di antara riuhnya mereka, ada yang sedang menawar, mengobrol, bercanda ditengah jalan, sampai kami mlipir untuk beristirahat dan sekadar mengobrol di tempat yang pas sambil sarapan pagi. Niat sebenarnya bukan itu, tapi kami terjebak pada situasi perut kosong alias kelaparan dan terjebak 'pas' lewat tempat itu. Setelah makan, kami pulang, mencari jalan yang lebih sepi..

nah, ini cerita sebenarnya yang hendak kubagikan.

aku dan dia mengobrol sekenanya, jalan sudah agak lengang, di depan kami berjalan dua orang yang renta ah, cukup renta... kulit keduanya tampak keriput, menandakan usia mereka diatas kepala lima, bersepatu ket, memakai pakaian training, pakaian olahraga khas orang dewasa, namun masih tampak catchy dipakai keduanya, keduanya memakai kacamata, rambut sang wanita sudah beruban, rambut putihnya mendominasi daripada rambut hitamnya, sedang sang lakinya memakai topi khas anak muda dengan warna rambut yang hampir sama. Yang tampak menarik adalah sang wanita itu bergeliat manja pada bapak itu. Begitu sang wanita memanggil laki-laki itu, bapak. Bapak menggandeng mesra ibu itu. Masih betah berada di belakang mereka, aku senyum-senyum sendiri. Terkadang genggaman tangan mereka lepaskan, dan sang bapak berganti merangkul sang ibu supaya lebih dekat dengannya, memastikan supaya ibu selalu berada di sampingnya.

Romantis itu.... ya itu...

cerita cinta hingga kamu menjadi eyang uti, hingga mati adalah janji terakhir.

[aku dan kamu berbeda, namun senyuman kita bermakna sama bukan?]



25 Mei, pagi itu :)

"kalo pesimis dan optimis itu datang bersamaan, apa yang kamu lakukan?"
pertanyaan yang belum bisa saya jawab..

sama halnya mungkin ketika ada pertanyaan, "kalau kelahiran dan kematian itu datang bersamaan, apa yang kamu lakukan?"
mungkin, keduanya mustahil jika datang bersamaan, salah satu diantaranya pasti datang terlebih dahulu.. kelahirankah yang datang terlebih dahulu? atau justru kematian?
lalu apa yang terjadi saat jeda diantara keduanya? jeda antara kelahiran dn kematian? apa yang kamu lakukan, apa yang kamu dapatkan itu yang terpenting...
begitu juga kamu memperlakukan pesmis dan optimismu..


Satu bulan, setiap satu bulan rasa pesimis itu selalu tiba-tiba menghampiri saya, dia nggak pernah datang dengan permisi, bahkan menelepon sekedar berkata untuk berkunjung pun tidak. Dia tiba-tiba muncul, menjatuhkan hati saya yang kebetulan sedang melayang tinggi.
Pesimis memaksa saya untuk melihat-lihat secara tak sopan, sosok seperti apa yang dikagumi oleh dia - orang yang selama ini tak pernah ada cela di mata saya. Pastinya, I wish to be the only one he always sees.

But then I know, pesimis kembali membisikkan kata-kata jahatnya buat saya. "Kamu nggak punya apa-apa untuk dikagumi oleh dia, Rik! Kamu cuma pemimpi yang senang merangkai kata, semua orang juga bisa!"
Pesimis memang tak serupa dengan sosok monster-monster di buku dongeng, atau devilbertubuh merah dan bertanduk layaknya ilustrasi dalam cerita. Tapi dia jahat, dalam seketika, dia ingin meruntuhkan musuh besarnya yang sedang bernaung dalam hati saya - Optimis.
Pesimis tak menyerupai apapun. Dia hanya berupa angin dingin yang kerap melewati perut saya. Bila ada istilah yang mengatakan, there's a butterfly in my stomach dan membuatnya geli seketika, angin ini telak membuat saya kalah dan meraung-raung. Sakit, ya rasanya perih.
Sekali lagi dia berkata, "Kamu nggak bisa menangkap cahaya lewat apa yang kausebut kamera maupun Photoshop! Kamu nggak bisa memainkan tanganmu untuk melekak-lekuk di atas kertas, membuat sketsa-sketsa cantik di atas sana, kamu bisa apa?" 
"Saya bisa bermimpi, Pesimis! Saya bermimpi akan menjelajahi Menara Eiffel hingga Taj Mahal bersamanya, bertualang ke Antartika dan melihat Aurora bersama!" 
"Apa dia kagum dengan mimpimu? Yang kamu bisa lakukan kan cuma mimpi, dan mimpi!"
Pesimis jahat. Ingin rasanya saya menghunus sebatang bambu runcing ke arahnya perlahan, agar dia menghilang tak bersisa. 
"Sekali lagi, apa dia kagum denganmu? Dengan segala mimpi bodohmu? Dengan segala ketidakmampuanmu? Kamu kagum padanya, selalu. Bagaimana dengan dia? Apa kamu masih memiliki sesuatu yang bisa membuat dia kagum? Tidak." 
Pesimis berlalu, dan menghilang melalui sela-sela jendela. Dia sekali lagi meninggalkan lubang tepat di organ tempat oksigen mengalir. Organ itu seakan ingin meledakkan diri dalam tubuh saya. Jangan hey jantung, tahan ya sayang, tahan sedikit lagi.
Apa yang bisa saya lakukan? Terdiam, dengan beberapa tetesan cantik yang menyelimuti hangat wajah sembab saya.

[cerita hujan-begitu.suka.dengan.hujan]




semoga kamu baik-baik saja sayang :)

Semoga kamu (lebih) mengerti, nak

gini aja deh nak, kita buat perjanjian tak tertulis...inget-inget deh baru kemaren lo, kamu mati-matian nyari kerjaan yang nantinya akan menghasilkan uang demi menyukupi semua kebutuhanmu di perantauan, katanya kamu mau mandiri... tapi ending-ending nya kok nggak enak gini ya, apa-apa kamu jadiin status.. yang kamu capeklah karena kerjaanmu, yang kamu bosenlah, yang kamu sibuklah, yang kamu ba bi bu..la la la la.. ada orang yang lebih menghargai hasil ketimbang prosesnya, semoga kamu tidak menjadi dari bagian orang-orang tersebut.. nggak usah kebanyakan "aduh" dengan pekerjaan beratmu. karena apa? Pemimpin hanya akan memberikan pekerjaan yang berat, pada pegawai yang tangguh dan terpercaya, dan rewardnya pasti akan disesuaikan. Begitu juga Tuhan akan memberikaan ujian yang berat bagi hambaNya yang tangguh, tahan banting, nggak kebanyakan ngeluh.. rewardnya pun akan disesuaikan dengan besarnya usahamu.

Sudahlah, pekerjaanmu itu tidak membutuhkan status.. pekerjaanmu itu cuma membutuhkan kesungguhan dan komitmen mu... ingat!

Selamanya pahlawan tidak membutuhkan pengakuan!

aiiiihh...nanti, kalau kamu ngeluh, nggak bersyukur atas apa yang sekarang kamu kerjakan dan kamu miliki, jangan salahkan jika Tuhan mengambil semua itu dari mu...kewajibanmu, bersyukur atas apa yang ada, sambil mengusahakan apa yang belum ada, tanpa mengeluh.. ra sah nggresula, ra sah kakean sambat!



besok nggak usah deh nyari kerjaan lagi, coba sesekali pikirin buat ngasih kerjaan ke orang lain..:D semangat pantang menyerah nak !

Cinta Apa Adanya

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan. Saya harus akui bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif nya kurang, dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.

"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan" Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?

Akhirnya dia bertanya,: "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,: "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya : “Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati, Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."

Hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang bertuliskan. ...

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya... "

Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu bisa mengetik di komputer namun selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang."

"Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu. "

"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu ’teman baikmu’ datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi ’aneh’. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."

"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."

"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu".

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku." "Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. "

"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu. Aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu. "

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.

"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."

"Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.".

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.


Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.



[sumber: Renungan dan Kisah Inspiratif]

Rasanya ditolak itu... #2

rasanya ditolak untuk kedua kalinya itu (ternyata) lebih baik daripada yang pertama kali...
kalau yang pertama, kamu akan menangis kurang lebih sehari semalam dan tidak mau diganggu..
bedanya kalau yang kedua, kamu jauh lebih siap dengan kemungkinan terburuk sekalipun, dan kamu tidak akan menangis terlalu lama, dan tidak terlalu larut dalam kegalauan..
kemungkinan ditolak tanpa kejelasan (alasan kenapa ditolak) terjadi pada penolakan pertama, namun penolakan kedua lebih ada kejelasan. Jadi, tau apa sebab musabab kamu ditolak, ya itu yang harus kamu terima..

ahhh, apa-apan si ini... ini cuma analogi..


#ngawur
7 Mei 2012

Kakak Beradik (yang) Aneh

ini adalah cerita tentang cinta seorang kakak yang aneh kepada adiknya yang aneh juga. Perasaannya sering berubah, sulit ditebak. Suatu ketika di hari Minggu tertanggal 29 April 2012 pukul 21.14, sang kakak mengirimi pesan kepada adiknya menggunakan nomer temannya, isinya: "dek aku nyuwun kirimi pulsa, 5rb wae nang nomerku. tertanda: mas *****

selalu saja, sang adik ini terlalu sayang dan tanpa pikir panjang jika akan memberi segala sesuatu untuk kakaknya, termasuk nyawa sekalipun... ciadooooo... gedubragg..

pulsa terkirim, dan pulsa dihape sang adik minim... =.='

beberapa menit kemudian, nomer sang kakak masuk ke dalam kotak masuk pesan. bunyinya, "turnuwun ya dek, pulsa telah diterima. aku pulang besok pagi. kapan mangkat jogja? i lup yu pul pokoke, hahahaha"

kalimat terakhir itu agak ambigu, tapi lucu. sang adik membacanya berulang kali, tapi tetap sama, itu bukan halusinasi semata. sang adik membalas pesan tersebut, "okeeee kakanda, love you more, wakakakakaka... aku balik jogja sudah sejak jumat, setelah memberi makan pitikmu yang unyu itu #asem aku dithuthuli, sik nduwe tak keleki pisan...wkkwkwk..."

sms dikirim.
------------------------------------------------------------------------------
sambil menunggu balasan, sang adik membaca lagi sms sang kakak, lebih spesifiknya pada baris terakhir tadi.

lalu, hape sang adik berdering malam hari. Muncul foto sang kakak beserta nomer hapenya. comming call, sang adik langsung mengangkatnya.

"assalamualaikum. busyeeeet dah pulsa 5ewu we langsung nggo telpon og piye? yadoooo..."

suasana langsung mencair... beralih ke hal yang serius.

"Kok gek bali sesuk to mas? jarene dina iki"

"iya ajane aku wis nang pwr, mung mampir nang Barkah. yowis ya dek, sing ngati-ati. kowe bali kapan?"

"meneketehe... sabtu isuk maybe" =.=' adik yang anehhhh...

"lah kowe nang jogja gasik-gasik ngapa?"

"skripsi ayeeee... makarya"

"weh, wis skripsi to kowe ki? wis bebas teori po?"

yakdessss... gue ketekin nih...

"dongane yo mas, :D"

"yowis, nek ana sik wani ngganggu kowe ngomong mbek aku"


idiiiiiihhh sangar amat ya ni kakak... sereeeeemm... tapi cinta deh, hakakakaka...

"pak k*mto mas, wakakakaka"

"nek pak k*mto mono wong tuwa, yo kowe sik sopan.. lah nek pak t*k*r*n kuwi baru..."

loh kok tiba - tiba nyebutke nama pakdhene d*by? hiyaaaa... cs e kayane..

"hayayayayaya... sangar men kowe ki mas, teka nyante we mas... nek ana sik wani mbek aku mengko tak keleki dhisik, wakakakaka"

--------cerita bersambung-------


entah kapan, akan disambung ^^v

*jika ada kata-kata yang kurang berkenan dihati, mohon dimaafkan :D