Tahukah kamu mengapa Tuhan menciptakan langit dan laut? semata agar kita tahu, dalam perbedaan, ada batas yang membuat mereka tampak indah dipandang. Ia begitu Besar, Mahabesar.
Aku melihat lagi langit di atas laut tepi pulau Jawa itu. tak pernah sekalipun aku pergi ke tempat yang sama, selain denganmu. kenangan bersamamu menyerbu masuk ke ingatanku. Laut dan mimpi-mimpi kita. Apa kabar hidupmu?
masing-masing dari kita sudah mulai sibuk dengan aktivitasnya sendiri. semoga segera kuselesaikan skripsi ini. dan segera Tuhan mempertemukan kita.
kita memang berbeda. aku tahu. sama tahunya seperti dirimu. warna yang mengalir di nadimu tak sewarna dengan yang mengalir di nadiku. namun,bukankah kita tak pernah bisa memilih dengan warna apa kita lahir? kita lahir, lalu menemukan tawa bersama. menyatukan cerita bersama. menjumputi mimpi bersama. merangkai kisah bersama.
lalu, mengapa kini kamu lari menjauh?
lalu, apa kabarmu? masih mengangakah lukamu yang dulu? atau, kini sudah terpilihkan bagimu akhir yang bahagia? maafkan aku. maafkan karena tak bisa selalu menjadi laut yang tetap menyimpan rahasiamu.
-untukmu, yang [mungkin] merindukanku-
-untukmu, yang aku tak tahu namamu-
-untukmu, yang aku tak tahu keberadaanmu-
-untukmu, yang masih dirahasiakanNya-
[semoga Tuhan segera mempertemukan kita]
intermezo#bukankah imajinasi penulis itu tiada batas?
Lalu?
0 komentar:
Posting Komentar