Entah darimana akan kuawali menulis semua ini, semua yang ingin kusampaikan padamu saudariku... Aku bingung...
Ketika itu, aku adalah manusia baru didunia kampus-tempatku menuntut ilmu. Tahun pertama, semangat dan tekad menjadi manusia baru dengan segala perubahannya, ada dalam dada ini. Bahkan apinya pun tak mampu kupadamkan sendiri. Aku berkenalan dengan dunia kampus, keorganisasian, dan kepanitiaan.. KPU FBS 2008. Disitu, tak ada teman yang sedekat mereka kala itu... Pagi, siang, malam, kami bersama untuk menyelesaikan deadline. pagi sebelum jam 6, bagi kami adalah hal yang sudah biasa untuk berkawan dengan 'keseriusan' sebuah rapat, demi ketercapaian dan kesuksesan. kuliah, terkadang menjadi alasan untuk 'kabur' dari rutinitas itu. Tapi, apalah kami? kami manusia biasa, yang harus komit terhadap apa yang menjadi pilihan kami. Yah, akhirnya semua berakhir dengan baik, walau kadang ada kerikil-kerikil tajam dalam perjalanan kami.. dan toh keorganisasian akan terus membutuhkan semangat baru dari para generasi baru. Organisasi berakhir, namun kami akan selalu mengingat semua kebiasaan kami saat kami menjalankan rutinitas bersama-sama dulu. Keluarga, ya kata itu yang paling tepat menggambarkan kami.
Lepas dari itu, api itu masih saja tak bisa kupadamkan, dan aku tak berniat untuk memadamkannya hingga saat ini. Aku berada ditengah keluarga yang senantiasa diberi petunjuk olehNYA. Al Huda... Sangat damai, dan tenang berada disana. Upgrading, yah masih sangat lekat dibenakku kala itu. FIGHTER CAMP! Tidak membutuhkan waktu lama, aku dan kamu (saudariku) untuk saling mengenal. Hingga kita benar-benar dekat. Tekad yang dulu kuat kini tak kuasa lagi aku menggenggamnya. Aku punya tekad, tapi aku terlalu jauh denganNya dibanding kamu, saudariku... Aku mengenal kalian (saudariku), dan itu sebenarnya membuat aku tidak ingin kalah untuk mendekatiNYA.. Namun, lagi-lagi namun, aku tak mampu menyelesaikannya.. Aku merasa sangat bersalah...sangat... bahkan rasa sesal ini tak mampu lagi kuutarakan pada siapapun. Aku hanya bisa menatapnya, dan hanya berdoa semoga saudariku disana baik-baik saja. Semoga saudariku tetap melanjutkan perjuangannya, walau tanpa aku. Sungguh saat ini, aku merasa sangat tidak berguna. Minder, dan akhirnya aku menangis, saudariku.. Semoga saudariku bahagia ditengah keluarga itu.Sebenarnya aku ingin bersama kalian, saudariku. Menyelesaikan semua tanggung jawabku. Namun aku terlalu pengecut! dan rasa minder-ku inilah yang pada akhirnya memadamkan api itu. dan kini tinggal redup. Aku mencintai kalian saudariku.. Sungguh karena Allah rasa cinta ini, dan sungguh hanya karenaNya saja kita saling mengenal dan dipertemukan.. dan aku menyukai skenario dariNya... MAAF, hanya kata ini yang sebenarnya ingin kusampaikan. Yah, mungkin tidak akan dapat menghapus semua kesalahanku pada keluarga tercinta disana.. Tapi, percayalah di sana aku belajar banyak hal tentang kehidupan didunia dan kehidupan setelah didunia. Dan yang pasti, aku belajar banyak dari pribadi-pribadi tangguh ditengah keluarga itu.. Terimkasih, mungkin kata ini juga tidak akan mampu mewakili semua ilmu yang aku dapat dari kalian saudariku..terimakasih karena telah bersedia menerimaku... terimakasih dan aku menyayangi kalian karena Allah,..
0 komentar:
Posting Komentar