Tak ganti aja deh judulnya 'The Sunday Monday Stories'
Minggu 290112, 14.19
sepulang dari mencari 'sebongkah batu bata'[hahaha], aku pulang ke kos. dalam perjalanan pulang, pikiranku melayang-layang memburu waktu. rasanya telah lama kutinggalkan kampung halamanku. aku merindukan bau masakan babe dan emakku, aku merindukan bercanda sebelum tidur dengan emakku, aku merindukan menggoda emakku, aku merindukan rebutan channel tivi dengan babeku, aku merindukan diledek babeku, aku merindukan memijat kaki babeku yang penuh dengan bulu [hhhiii] dan aku merindukan Aji Adhitya Bujangga, masku.. [gimana ya dia sekarang?]...hiissshh... lama sekali dia tidak pulang ke kampung... dia hanya berkata "kalau dia baik-baik saja" itu saja... setelah itu, dia tidak bercerita tentang hal lainnya melalui pesan singkat yang kedatangannya tidak pasti. aku ingiiiiiin pulang, mak....
sesampainya di kos, buru-buru ku kemasi barang-barang yang hendak ku bawa pulang ke rumah. Aku cuma punya 1 malam, yang harus kugunakan untuk pulang... sebenarnya, tidak cukup!
16.21 aku sampai di depan rumahku. terkunci, lebih tepatnya di gembok... panik, iya... kedatanganku selalu tidak tepat waktu.. berniat memberikan kejutan karena kedatanganku, namun selalu berakhir kegagalan, karena justru aku yang terkejut karena rumah dalam keadaan kosong... gagal maning, gagal maning son! Ahh.. tidak masalah, toh akhirnya aku bisa masuk rumah... ciyeeee.... ternyata masku pulang...rasanya sudah lama sekali dia tak tampak tidur pulas di kamar miliknya itu. dia kelihatan lebih baik, lebih ganteng dari sebelumnya... hahahaha... lebih tertata dari sebelumnya... lebih menyenangkan dari sebelumnya... mas bro, akan tetap jadi mas tercintaku... Tidak banyak pertanyaan yang kulontarkan padanya, cukup kedatangannya ke rumah ini saja sudah membuatku senang.. aku bersyukur.. semoga Allah memberimu rezeki yang berlimpah, mas.. :D
Senin 300112, 08.08
aku hendak kembali ke Jogja, untuk memenuhi kewajibanku yang lainnya.. sebelum aku menata kembali barang bawaanku, mas ku menanyakan kapan aku akan kembali ke Jogja. Ternyata dia bermaksud untuk ikut serta, nebeng ceritene... berpamitan pada enyak babeku via telepon, sebelum aku berangkat pergi.
Di tengah perjalanan menuju kota Jogja, saat berhenti di lampu merah, masku tiba-tiba nyletuk..
"kowe ngerti ra dek, polisi sing paling bener tur nggenah?"
"emang ngapa mas?" aku mendekatkan mulutku ke helm-nya.
"mung ana telu.."
"ha???" aku melongo.
"siji. bapak.. (aku tersenyum) sing keloro 'polisi tidur', terus sing terakhir polisi kae." telunjuk masku sambil menuding ke arah seberang jalan. Dia menunjuk pada polisi yang sedang berdiri tegak, dalam posisi istirahat ditempat, lengkap menggunakan atribut kepolisiannya.. pandangannya tajam, gagah. Patung itu, tampak tak ke-GR-an saat kami sebenarnya sedang membicarakannya. Dia tampak tidak kelelahan meskipun terguyur hujan, dan terkena teriknya panas matahari, dia tetap polisi baik... Aku tersenyum, mendengar ucapan masku...
masku, sebenarnya kamu peduli... aku tahu... kamu, penyayang, aku pun tau itu... dan caramu memberontak, kadang tak bisa ku mengerti... we always loving you, my big bro...
0 komentar:
Posting Komentar