Sepotong Cerita yang Kubawa dari Burjo

Sekelompok lima pemuda dengan penampilan yang nyentrik, dengan badan kurus gering, bibir hitam tanda bahwa mereka adalah penikmat nikotin, dengan sebatang rokok yang hampir habis dipegangnya di jari kiri mereka, ada juga yang tidak merokok yang tengah asik memperhatikan temannya bercerita lucu. Mereka berlima asik tertawa di tengah ramainya pengunjung burjo.

Si kerudung merah melintas di antara hiruk pikuk mereka, meskipun tidak bermaksud mengganggu, namun langkah buru-buru yang membuatnya hampir terjatuh, membuat sekelompok pemuda tersebut spontan memandang gadis ini. Si kerudung merah tau, pemuda yang menjadi pion cerita lucu adalah kawan yang ia kenal meski tidak terlalu dekat. Tertawa mereka berhenti sebentar, lantas menyapa dengan ramah gadis ini. Meskipun, mungkin sapaan mereka jika terdengar oleh orang lain, akan dipersepsikan meledek gadis ini, namun pemikiran gadis ini berbeda dengan orang awam pada umumnya. Justru ia menganggap bahwa "sapaan atau sikap ramah seseorang pada orang lain dikarenakan sebelumnya seseorang itu sedang merasa bahagia, karena tertawa, karena mendengar cerita lucu, karena mendengar kabar membahagiakan, karena sedang apa saja yang membuat seseorang itu senang, maka sikap ramah itu akan terasa tulus bagi orang yang menerima sapaan itu... Maka tertawalah, maka tersenyumlah, maka bahagialah, dan orang lain akan ikut bahagia." Rasa bahagiamu akan menstimulus (juga) rasa bahagia orang lain. See!

Gadis berkerudung merah membalas dengan senyuman, dan memberi sepotong sapaan "hai" lalu pergi, namun masih bisa mendengar percakapan mereka berlima. Kawan yang ia kenal, melanjutkan cerita lucunya, namun dengan diulang dari awal, hal yang awal tadi jika didengar pertama kali dirasa lucu, namun kemudian diulang untuk kedua kalinya akan terdengar biasa saja. Kawan-kawannya yang baik, merespon juga dengan baik. Tentu.

"ya, jika dengan hal yg sama kita tak lagi bisa dibuat tertawa, seharusnya, kita juga tak pantas lagi untuk dibuat bersedih dengan ingatan akan kejadian menyakitkan yg sama pula.”

Janganlah bersedih jika kamu diacuhkan oleh orang lain karena kesibukan mereka, namun bersedihlah jika kamu diacuhkan oleh orang lain karena sebelumnya ternyata kamulah yang justru mengacuhkan dia terlebih dahulu, karena itu adalah pembalasan! Rasakan!

0 komentar:

Posting Komentar