..Sometimes You Have to Listen to Your Heart..

“Is there a moral to this story?
A moral most profound.
Sometimes you have to listen to your heart and not your head.”
[Judy Wade “Romance in The Caribbean”]

Saya lupa, terakhir kali begitu dekat dengan kakak laki-laki saya. Kami tidak pernah membicarakan hal serius tentang kehidupan secara langsung, topik itu akan menjadi perbincangan yang serius hanya melalui telepon genggam; sms. Kalaupun toh pada akhirnya, terpaksa kami perdebatkan secara langsung, endingnya pasti menggantung. Bukan masalah mempertahankan prinsip, atau berbicara jujur apa adanya meskipun menyakitkan, tetapi saya lebih memilih untuk berbicara baik dan menghindari pertengkaran. Bedakan antara berpura-pura baik dengan berbicara baik yang membaikkan.

Terkadang momen kebersamaan itu datang justru pada saat yang tidak pernah kita rencanakan. Seperti sore itu, kebersamaan kami memang singkat, tetapi semakin menguatkan kami sebagai dua orang kakak beradik. Perjalanan kurang lebih 8 km menuju stasiun kereta, tanpa menggunakan helm, saya yang berada di balik punggung laki-laki itu mencoba menciptakan topik pembicaraan walaupun nggak penting. 15 menit perjalanan kami habiskan hanya dengan bercanda, membicarakan segala sesuatu yang kami lewati dan kami tertawakan bersama. Tidak baik memang membicarakan orang lewat, menertawakan, tidak memakai helm pula. Permasalahannya bukanlah karena hal tersebut yang sebenarnya bertentangan dengan prinsip saya, tapi lebih kepada penghargaan saya atas respon kakak saya dengan guyonan dan menciptakan suasana yang lebih hangat, penghargaan saya kepada kakak saya yang dengan senang hati mengantarkan saya ke stasiun meskipun tanpa helm dan harus mencari jalan-jalan tikus agar tidak melewati beberapa perempatan yang dijaga polisi dan sampai di tujuan. Saya berusaha membaca niat baik kakak saya, kemudian berusaha merespon dengan baik.

0 komentar:

Posting Komentar