[Diversity] [Unity]

Kau tak bisa memaksaku untuk menyerupaimu, aku pun begitu. Kita memiliki pilihan masing-masing, maka kita pun memiliki keputusan masing-masing. Kau boleh mengajakku, merayuku, atau menggodaku, tetapi kau tak berhak memaksaku. Aku juga begitu. Dan, aku tak (akan) pernah memaksamu untuk menjadi sepertiku. Kau adalah dirimu sendiri. Bagiku diriku sendiri, bagimu dirimu sendiri. Tak ada paksaan dalam menjadi seseorang dengan identitas tertentu, bukan? Tidak haruskan kita memaksa untuk menjadi serupa?

Perbedaan adalah rahmat Tuhan. Perbedaan adalah wajah kesempurnaanNya. "Sesungguhnya, Aku menciptakan kalian dari golongan laki-laki dan perempuan, dan menjadikanmu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, agar (kelak) kamu saling mengenal", begitu Tuhanku berseru. Maka, perbedaan adalah modal, untuk saling mengenal, untuk saling memahami. Sebab bila segalanya sudah sama dan serupa, kata "perkenalan" tentu tak akan bermakna apa-apa.

Oleh sebab itu, aku mengajak siapapun...marilah kita saling mengasihi, saling mendoakan kebaikan untuk yang lain.

Bukankah om Dedi pernah bilang kalau pelangi tak kan indah jika hanya satu warna?
Atau kini, mungkin pelangi enggan muncul setelah hujan karena bisa jadi pelangi membaur menjadi biru seluruhnya seperti warna langit?
Ahh, semoga dia tidak segegabah dan se-mutungan itu. Dia masih akan berwarna seperti prasangka kita.

Baiklah, akhirul kalam, aku berpesan, Selamat mencintai!

0 komentar:

Posting Komentar