Kadang justru aku paham semua ujaranmu hingga muncul multitafsir. Kadang aku pura-pura tidak paham.
Kadang aku pura-pura paham.
Tidak perlu aku menjabarkan mata kuliah pragmatik di sini,toh semuanya pasti paham.
Bahwa aku paham maksud baikmu, tapi aku tidak paham kenapa maksud baikmu tidak dapat kamu kemas dengan baik melalui bahasamu. Ujaranmu. Perkataanmu.
Ahh, kamu lebih tau harusnya. Kamu lebih pandai. Kamu lebih berwawasan. Kamu profesional kan, sedang aku hanya masih akan semi profesional, katamu.
Tapi, sayang.. Bahan becandaanmu yang mengatakan bahwa M. Hum adalah "mung humor" benar-benar tidak lucu.
Maaf, aku tadi belum sempat tertawa.
Andai kamu tau, bahwa semua itu adalah perjuangan, pengabdian, kerelaan materi+pikiran+tenaga+waktu. Jungkir balikku di kota ini yang kadang membuat aku tidak sadar diri, lupa makan, lupa tidur, lupa pulang, lupa jalan-jalan, lupa main laptop, lupa nonton film, lupa melakukan semua hobiku justru kamu anggap hanya humor..
Seriuslah.. Aku butuh kata-kata darimu yang bisa menghiburku, menyenangkan untuk didengar, membumbungkanku ke langit ketujuh, memberiku semangat supaya aku tidak merasa sia-sia karena telah lupa makan, tidur, dan semua itu tadi.
Boleh ya, aku minta padamu..jangan panggil aku dengan panggilan kesayangan, "painem". Aku hanya takut para wanita yang bernama painem yang sesungguhnya, justru akan tersinggung, kemudian mendemo. Ini mungkin kekhawatiranku yang berlebihan. Maaf.
Sejujurnya, aku sayang padamu..jangan sampai aku membencimu, ok?
0 komentar:
Posting Komentar