Ada rasa bahagia, bercampur haru, bukan sedih, kemudian menyatu dengan rasa khawatir, cemas yang menyelinap di sela-sela rasa bahagia itu. Kemudian semua rasa itu terwujud dengan bulir air yang meluncur dari indra penglihatan, menggenang, kemudian meluncur. Yang jelas aku sedang tidak sedih. Bukan. Aku hanya sedang berharap, sambil menulis, kemudian secara tidak sadar aku mencemaskan sesuatu. Tapi, harapan itu muncul lebih kuat daripapda rasa cemas, dan khawatir.
Aku tak hafal benar bintang-bintang itu, selain rasi bintang yang memang populer yang dipakai para peramal zodiak. Kalau hari Minggu, minggu pertama bulan keenam ini, bintang milik siapa? Yang aku tahu, katanya zodiakku Scorpio. Kata orang, kata tabloid usang remaja, seseorang memang bisa saja terlahir menjadi seorang yang kuat, dan berpeluang menjadi pemimpin yang baik ketika dilahirkan di bawah rasi bintang Scorpio. Terlepas ia perempuan atau laki-laki. Seperti para peramal saja. Toh mereka masih peramal yang meramal segala sesuatu yang belum tentu terjadi. Bisa iya, bisa tidak. Yang jelas, mereka juga sama-sama sedang berharap. Tapi, kau tidak perlu memercayainya. Zodiak tak akan membawamu kemana-mana, zodiak tak menentukan kehidupan siapapun. Zodiak tak memberimu apa-apa. Kitalah yang menentukan hidup kita sendiri. Tergantung doa kita, tergantung usaha kita. Ikhtiar yang jelas.
Hai Kakak, selamat datang di dunia ini. Selamat menjalani kehidupanmu di semesta yang baru, yang tentu saja akan berbeda dengan semesta di alam rahim ibumu. Di sini kamu akan tetap berkembang, bedanya di sini kamu perlu tertawa, perlu menangis, perlu percaya, perlu bermimpi, kemudian perlu bangun. Jadilah anak yang soleh, harapan orang-orang baik dan mulia yang ada di sekitarmu. Orang-orang yang menunggu, menyambut kelahiranmu, kedatanganmu di semesta ini. Jika kelak kamu tumbuh dewasa, dan ada banyak hal yang ingin kamu tanyakan, tanyakan pada ibumu, mungkin jawaban paling bijak ada padanya. Jika belum jua kamu temukan darinya, tanyakan pada bapakmu, jika belum jua kamu temukan, tanyakanlah pada kakek nenekmu, jika belum jua kamu temukan tanyakan pada tantemu. Tantemu tidak berjanji bisa memberikan jawaban seperti apa yang kamu inginkan. Tetapi, orang-orang yang telah mencoba menjawab pertanyaanmu itu hanya tau bahwa kebenaran sejati itu adalah milikNYA, cari jawabanmu dengan caramu sendiri. Mungkin saja, jawaban itu akan kamu temukan seiring kamu tumbuh dewasa. Kamulah yang menentukan hidupmu sendiri, tentu tanpa bersikap acuh dengan pendapat dan masukan dari orang-orang yang peduki padamu. Dengarkan, pertimbangkan, kemudian baru kamu berhak tentukan hidupmu sendiri! Selamat menjalani kehidupanmu di dunia ini. Menangislah jika kamu merasa kesakitan, tapi jangan lupa tertawa, karena itu akan membahagiakan orang-orang yang sedang mengantri menggendongmu.
[9 Juni 2013]
0 komentar:
Posting Komentar