Dua November Duaributigabelas,
Aku tidak pernah sesedih ini membuka layar komputer kecil. Dulu, aku selalu antusias menghidupkannya, tanpa koneksi internet kuhabiskan waktuku untuk menonton, mendengarkan musik, menulis, dan melakukan semua pekerjaanku bersamanya. Sampai hari itu, sinyal internet semakin sering nyangkut ke dalam komputer kecilku semakin sering pula aku membaca ceritamu yang selalu kamu bagikan pada teman-temanmu melalui sosial mediamu. Tanpa disadari itu menjadi kebiasaan, meskipun aku akan berdalih itu tidak sengaja karena ceritamu terlalu sering mampir di timelineku. Dan suatu ketika kamu memposting sebuah gambar yang kemudian pada gambar itu kamu beri keterangan -suatu hari bersama perempuan yang tepat, di tempat yang tepat- kemudian kamu melampirkan sebuah nama yang tidak asing kubaca.
Ah ya, perasaan manusia memang sulit ditebak.
Ah ya, ini yang kadang kubenci dari sosial media, terlalu banyak fakta yang justru kudapat dari dunia 'ini' bukan fakta yang seharusnya kudengar langsung dari katamu.. Haruskah kupercayai semua yang tertulis, atau aku harus menunggumu bercerita kemudian baru boleh aku percaya?
Ya, kadang memang sendiri itu terlampau menjemukan, dan kadang banyak kerumunan teman di jejaring pertemananpun bisa membuat jemu.
Bagaimana jadinya jika semua akun dalam dunia maya dinonaktifkan dan tidak ada keterangan apapun yang bisa orang lain ketahui tentang kita jika ia mencarinya di dunia maya, ataupun di sosial media?
Mungkin kita akan tau siapa saja yang memang benar-benar peduli pada kita.
Mungkin kita akan tau siapa saja yang memang benar-benar ingin berbicara pada kita, bukan sekadar retorika basa basi.
Mungkin kita akan tau siapa saja yang memang benar-benar ingin bertemu dan bertatap muka dengan kita.
Mungkin kita akan tau siapa saja yang memang benar-benar ingin menanyakan kabar kita.
Mungkin kita akan tau siapa saja yang memang benar-benar tau hari ulang tahun kita, nama ayah kita, nama ibu kita, pendidikan kita, pekerjaan kita, alamat kita, hobby kita, kesenangan kita, bahkan paras kita.
Mungkin kita akan tau siapa saja yang ingin menjalin kedekatan dengan kita secara pribadi baik dengan bercanda ataupun curhat.
Mungkin kita akan tau siapa saja yang memang benar-benar ingin mendoakan agar sekolah kita lancar, agar anak yang baru kita lahirkan tumbuh menjadi anak yang soleh dan solehah, agar kita panjang umur, agar kita sukses selalu, agar rejeki kita lancar.
Mungkin...
Mungkin akan lebih baik jika kita saling menjaga privasi masing-masing.
Itu pilihan.
0 komentar:
Posting Komentar