masih tentang tanggal 25 November, seharusnya pagi ini engkau berjalan gagah dan membawa senyuman masuk ke dalam kelas.
Jutaan terimakasih yang sebenarnya sudah kupersiapkan dan hendak kuberikan padamu pagi ini, enggan kusampaikan padamu. Semua hanya berujung menjadi sebuah doa yang tak terucap, kelu di ujung lidah, "engkau yang selalu menganggap kami paling tolol, menganggap hasil kerja keras dan pekerjaan kami berakhir tiada guna, kami hanya berharap semoga kelak engkau tersadarkan, entah dengan cara apa. semoga engkau sehat selalu."
Hubungan kita hanya sebatas relasi antara murid dengan guru kan? seharusnya tidak, sehingga aku bisa melakukan pembelaan terhadap semua perlakuanmu. Engkau tidak hanya sekadar guru, namun pembimbing, pendidik, kawan sharing tentang segala kesulitan-kegalauan dalam hidup dan ilmu pengetahuan, kawan yang saling memberi pelajaran hidup, suri tauladan bagi kami. Maka jika engkau benar-benar sadar akan titel yang tidak hanya sekadar 'guru' (bahwa dibelakang 'guru' masih ada semua itu tadi), maka tentu kata 'g*bl*k' tidak akan keluar dari mulutmu untuk kami.
Engkau seperti dewa, yang perkataannya tidak mungkin kami abaikan. Maka bertutur katalah yang baik, maka tentu kami akan senang bertemu denganmu (lagi).
Nice to meet you.
See you again.
Selamat Hari Guru.
Selasa, 26 November 2013.
kami yang akan selalu berdoa untuk segala kebaikanmu.
0 komentar:
Posting Komentar