Ada bahasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata

Membaca sebuah catatan seorang teman, hingga pada akhirnya aku merasa malu, merinding entah karena apa.. karena aku bukan muslimah yang baik...
"Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki"

Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik (pula)?
Siapalah aku untuk memilih permata sedangkan, aku hanyalah sebutir pasir yang berserakan di mana-mana.

Bagiku, kamu tidak perlulah merasa setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga miliki harta seluas Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat... bukan itu sama sekali... karena akupun sadar, tidak ada yang bisa menandingi kecantikan Zulaikha, tidak bisa menandingi keanggunan dan kecerdasan Aisyah, Semulia Khadijah dan Ummu Salamah, bahkan sampai selembut Fatimah, bermimpipun aku tidak pernah. Hanya saja, yang aku tau aku harus melakukan segalanya hanya karenaNya saja.. itu saja

Seandainya, namamulah yang tertulis di Lauhul Mahfudz-ku, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu yang aku tau..
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah kamu memasrahkan diri mu sepenuhnya dalam mencari ridhaNya saja.
Aku akan merasa sangat bernilai dan berharga jika suatu saat nanti, aku menjadi bagian dari lembar perjuanganmu, walau hanya menjadi sebongkah penyemangat yang sebenarnya tak bernilai dibandingkan dengan penyemangat yang datangnya disekitarmu melebihi apa yang aku punya.
Bahkan aku akan sangat bersyukur jika akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan sebuah kemenangan yang pasti, atau sekadar menjadi sandaran atau penyangga ketika kamu merasa lelah atau sekadar untuk beristirahat sejenak.
Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.
Cukuplah kau mencintai Allah (saja) dengan sepenuh hatimu... karena dengan begitu kamu akan dapat mencintai wanitamu hanya karena Allah.

0 komentar:

Posting Komentar