Futur [tidak beralasan]

Kadangku merasa bimbang
Berada di dunia yang lapang ini

entah karena alasan apa, aku lemah begitu saja
Takutku akan semua
Semua yang takkan berlanjut lagi
Hanya karna memikirkan
segala hal yang fana
Rasa futurku menghalangiku
Menempuh semua perjalanan imanku
Akupun ingat ssemua yang Kau beri untukku

oh Allah.... penyakit "futur" (ku)  ini menyerangku kembali...memang aku tidak pandai dalam mengolah ruh ini.. dan aku selalu saja berlari, dan menangis padaMu.. kenapa harus semuanya kau selesaikan dengan menangis, Rik? >> bukan itu, bukannya aku tak mau tak menangis, karena akupun tidak tau alasannya apa... kalau kamu mau berkata, bahwa aku cengeng, Maaf, aku bukan orang cengeng! jika perasaan seorang perempuan yang bertindak lebih banyak, maka apa salahnya jika air mata yang berbicara.. tugasmu sekarang adalah "memanage air matamu, supaya meluncur dihadapanNya saja, mengerti?"
sabar, Riiikk! Gusti Allah mboten sare... sabar, sabar... hilang... hilang *cling*

>>sebuah artikel dari seorang anak yang dilahirkan dari rahim seorang perempuan:
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya.
"Ibu, mengapa Ibu menangis?" Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis tanpa sebab yang jelas". Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Tuhan, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, "Anakku, saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun demikian, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.

Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapan pun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan.
"Kau tahu: Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang
dikenakannya, sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir
rambutnya."
"Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah
pintu hatinya _ tempat dimana cinta itu ada."

0 komentar:

Posting Komentar