It’s all about my dearest brother...[1] yah, dialah satu-satunya saudara laki-lakiku yang kucintai. Aku, Aji Adhitya Ardanareswari, tidak akan pernah ada nama itu di dunia ini, jika sebelumnya tidak ada Aji Adhitya Bujangga, dialah kakakku.
Kami tumbuh bersama, dengan karakter yang berbeda. Dari kecil, kami belajar tentang kebersamaan, bahkan kemana-mana kami selalu bersama, mengaji bersama, bermain bersama, sekolah bersama... saat aku baru duduk kelas 4 SD, dan kakakku duduk di bangku kelas 6 SD, pernah aku dan kakakku disuruh untuk ke warung oleh ibukku, dan pada waktu itu sedang turun hujan. Aku ditemani kakaku, dibawah payung berjalan berdua. Saat kami melewati segerombolan tukang bangunan yang sedang beristirahat, kami dikira sedang pacaran... hhaaa... itu kenanganku dengannya.
Hingga kami tumbuh dewasa dan kami menemukan jalan yang berbeda pula. Jalan yang berbeda itulah, yang kini membuat kedekatan kami berbeda. Dan kini, aku merindukannya kembali.
Dan akhir-akhir ini air mata ini selalu saja meluncur hanya untuk laki-laki itu... Laki-laki yang tak pernah sekalipun menginspirasiku untuk menciptakan tulisan, namun kali ini semua tulisanku bercerita tentangmu.. tidak pernah aku mengirimmu pesan dengan kata-kata bijak yang selalu kudapatkan dari buku yang pernah kubaca selain yang kukirim untuk teman-temanku saja, tapi kali ini [untungnya] aku masih ingat padamu, lalu pesan itu kukirim padamu... dan kau pun hanya menjawab..."siip aman.."..Selalu ku tanyakan keadaanmu di sana, dan kau menjawab bahwa kau baik-baik saja, aman dan tidak memerlukan bantuan ku.. walau selalu saja kau bilang kau baik-baik saja, tapi aku mengkhawatirkanmu... apa kau bahagia? entah bagaimana kau bisa bahagia tapi bukan dengan caramu sendiri... aku tak tau... semoga kau benar-benar bahagia dengan pilihanmu, dan kau menemukan jalan untuk kebahagiaanmu sendiri.. sungguh adikmu hanya berharap dan berdoa semoga kau bahagia, dan semoga kau selalu dikelilingi oleh kebaikan-kebaikan yang ada disekitarmu..
Aku membaca statusmu… [maaf] kegiatan ini yang akhir-akhir ini sering kulakukan diam-diam tanpa sepengetahuanmu… untuk apa? Supaya aku tau keadaanmu, supaya aku tau perasaanmu.. karena apa? Karena kau tak pernah bercerita padaku tentang keadaan dan perasaanmu padaku ataupun pada ayah ibu.. kamu pun tak pernah, bilang kalau kamu punya akun FB, mas... kamu bohong, ketika aku menanyakan hal itu, aku mencari namamu “Aji Adhitya Bujangga”, dan hasilnya pun tidak ada. Hingga suatu ketika, aku berteman dengan mantan pacarmu, mas.. dan akhirnya aku menemukanmu.
Kubaca satu persatu, dari awal hingga pada akhirnya pada waktu saat kau memutuskan untuk memilih jalan itu… miris… dan aku menangis…
…”berhenti bukanlah akhiran, menjadi besar bukanlah tujuan” [28 Januari 18:02]
…”drop out? rest? or die?... [2 Februari 4:31]
…”selamat jalan”… [15 februari 4:37]
…”Batu nisan yang indah..” [Rabu-23 Februari 2011 3:14]
sikapmu yang tiba-tiba berubah...membuatku senang... namun, aneh... sangat aneh... entah kenapa sulit untuk dijelaskan.. lebih baik, namun tidak baik... sulit untuk ditulis.. tiba-tiba saja, kau mengirimiku pesan>> "Dek ari, saya nyuwun ngapuro menawi saya ada salah yaww.hhahaha.."
"oke dek ari... i love you, wakakakaka..."
lalu aku pernah bertanya ketika aku akan meninggalkan kota Jogja, dan akan kembali ke kampung halamanku, apakah ia akan ikut pulang bersamaku..
dan ia hanya menjawab..
"Adikku sayang, aku ra bali..."
yah, mungkin itu hal biasa bagi seorang kakak yang memanggil adiknya dengan panggilan sayang semacam itu..
tapi bagiku ini tidak biasa.. aku menangis [lagi] ketika menulis semua ini...
mas.... we always love you...
aku tau mas menyayangiku, meski mas ngga tau kalau adikmu satu-satunya menyayangimu...
Di sinilah, ya hanya di dunia (maya) ini, semuanya mampu kuungkapkan lewat tulisan..
0 komentar:
Posting Komentar