Sebuah Kapal


Sebuah kapal terdampar.
di sebuah pulau tak berpenghuni.
dengan dua awak kapal.
Bertahan hidup.
Dari hempasan badai di tengah laut.

Satu...dua..hari bertahan dengan bahan makanan seadanya.
Mereka berdua memperbaiki kapal mereka.
Untuk kembali ke rumah mereka.
Kapal itulah kendaraan terakhir harapan mereka.

Akhirnya, jadilah kapal gagah mereka.
Yang akan membawa mereka kembali mengarungi kejamnya kehidupan di atas perairan mahaluas.
Mereka berdua bertekad akan melindungi satu sama lain.
Mereka berdua bersiap mempersiapkan segala yang diperlukan.
Mereka berdoa memohon keselamatan bagi keduanya.

Berangkatlah mereka berdua.
Momen-momen kecil namun berharga, mereka berdua lewati bersama.
Mungkin tanpa mereka sadari membuat mereka saling bergantung satu sama lain.
Suatu malam datanglah badai di tengah laut.
Badai yang sama yang pernah melumpuhkan kapal mereka.
Mereka yang pernah jatuh, kemudian bangkit lagi, tidak akan membiarkan hal yang sama menjatuhkan mereka kembali.
Mereka berupaya keras, menghadapi tantangan rintangan di depan mata mereka.

Terhanyutlah salah seorang dari mereka berdua.
Salah seorang lagi sedang bertarung melawan badai menjalankan dan berupaya mempertahankan kapal.
Kawannya tertelan kuatnya gelombang laut, derasnya hujan malam itu, kencangnya angin malam itu.
Di depan matanya.
Ia tidak bisa berbuat apa.
Keringatnya mengucur deras.
Ia tidak bisa menangis.
Ketakutan sesungguhnya yang sekarang ia hadapi ada di depan matanya.
Menyaksikan kawannya jatuh, namun ia tak bisa melakukan apapun.
Untuk menyelamatkannya.
Ia sedang memegang kendali mimpi mereka berdua.
Ia bertahan hidup.
Membawa kembali perahu mereka dengan selamat.

Ketakutan sesungguhnya baginya adalah ketika ia tidak bisa menangis namun justru membuatnya gagu dan membuat sekujur tubuhnya bergetar tak terkendali.
Tangannya tak mampu menggapai kawannya.
Untuk menyelamatkannya.

Berakhir sudah badai malam itu.
Kini, ia hanya seorang diri.
Kata siapa dia seorang diri?
Hanya kata orang yang melihatnya dari jauh.
Mendekatlah.
Tuhan, ada di hatinya.
Tuhan, ada lebih dekat dari urat nadinya.
Tuhan mendengar doanya.
Tuhan melihat upayanya.
Tuhan mengabulkan mimpinya.
Dengan cara berbeda.

Tuhan tahu apa yang dilakukannya.
Karena Ia dekat.
Manusia tidak tahu apa yang diupayakannya.
Karena manusia melihat dari jauh.

Dari jauh, tampak seperti titik tak bermakna.
Dari dekat, titik tak bermakna berubah menjadi anugerah yang tak ternilai harganya.
Kapal sudah berlabuh kembali menuju ke rumahnya.

Ia hanya meyakini bahwa ketika ada jatuh maka selalu ada bangkit di langkah berikutnya, jatuh ya bangkit, jatuh kemudian ya bangkit lagi.
Begitu seterusnya.
Siklus yang tidak boleh habis di’jatuh’, meski harus berulang beberapa kali.

[play] Never Say Never - Justin Bibier ft Jaden Smith 
See I never thought that I could walk through fire
I never thought that I could take the burn
I never had the strength to take it higher
Until I reached the point of no return
And there's just no turning back
When your heart's under attack
Gonna give everything I have
It's my destiny
 
I will never say never! (I will fight)
I will fight till forever! (make it right)
Whenever you knock me down
I will not stay on the ground
Pick it up
And never say never
I never thought that I could feel this power
I never thought that I could feel this free
I'm strong enough to climb the highest tower
And I'm fast enough to run across the sea
And there's just no turning back
When your heart's under attack
Gonna give everything I have
'cause this is my destiny
 
I will never say never! (I will fight)
I will fight till forever! (make it right)
Whenever you knock me down
I will not stay on the ground
Pick it up, And never say never

I will never say never! (never say it, never, never say it) (I will fight)
I will fight till forever! (OK) (make it right)
Whenever you knock me down
I will not stay on the ground
Pick it up, And never say never

Memahami

aku mendengar getar suaramu, aku melihat kosongnya tatapan matamu setiap kali kau kudapati duduk seorang diri di kursi dapur rumah kita. Apa kamu sedang berpikir, dengan apa kita akan makan esok hari? Aku mendengar getar suaramu yang mencoba menceritakan hal membahagiakan meski bertentangan dengan suasana hatimu. Aku membaca rahasia yang coba kau sembunyikan dari gemerlap godaan duniawi. Dan tiba-tiba aku ingin menuliskan bait ini, barisan kata-kata yang di dalamnya kusebut namamu. Doa. Kau yang gemar menyimpan duka seorang diri, ikhlaslah, kuatlah. Aku suka kata-katamu tempo hari saat kau duduk bersama denganku menonton tayangan tivi kesukaanmu, "Seburuk apapun pandangan dunia terhadapmu, pada akhirnya tempat yang selalu bersedia menerimamu dan membantumu adalah keluarga.."

"I'm sorry for blaming you.."ini yang ingin kukatakan padamu. Aku yang sempat menyalahkanmu, akhirnya menyadari bahwa ada hal di dunia ini yang tidak kita sadari keberadaannya, sampai hal itu hilang. Saat kita dihakimi oleh dunia, dan tiba-tiba tak seorangpun dari kawanmu membantumu, maka sesungguhnya sejak awal kawan itu benar-benar tidak ada. Atau saat kita dihakimi oleh dunia, kemudian salah seorang yang tidak pernah kita sebut dalam doa justru datang membantu kita, maka sesungguhnya sejak awal dia ada. Kamu bilang, "Aku tak memintamu untuk memaafkanku, aku hanya ingin kau memahaminya." Aku tahu kamu menangis, meski kau berdalih mengalihkan pandanganmu dariku.

Tak bolehkah laki-laki menangis? Sebegitu melukai harga diri seorang laki-lakikah, jika ia menangis karena tak sanggup menanggung dukanya seorang diri? Menangislah, atau kau adukan semuanya padaNya.


"Aku sedang berusaha dan mengupayakan apa yang terbaik bagi kita."
Ini yang ingin kusampaikan padamu. Jadi, jangan kau simpan bebanmu seorang diri. Tidak perlu menyakiti dirimu sendiri, dan bahagialah kedepannya.
Bahagialah dan adukan semua kebahagiaanmu padaNya.


Seems like it was yesterday when I saw your face
You told me how proud you were but I walked away
I'm sorry for blaming you for everything
I just couldn't do and I hurt myself by hurting you

[Hurt - Christina Aguilera]

Protagonist



Ijinkan kali ini ane khilaf bentar aja, nulis yang nggak penting. Jiwa labil ane tetiba muncul dan menyeruak begitu saja di dalam dada, takutnya nggak ada wadah yang bisa menampungnya. Jadi ane mau tulis aja. *ngemis guling guling

kawan-kawan dekat dan juga kawan yang tidak sering berpapasan langsung sama saya, banyak yang menganggap bahwa saya tipe emak-emak yang suka sinetron dan kecanduan K-Pop. Idih, padahal enggak ya. Cuma suka aja drama korea dan pria-pria koplak khas asia yang kebetulan tampak tampan di layar kaca. Dan tampak....nya dia jodoh saya *ampun mak... Saya sih nggak tersinggung dituduh kecanduan K-Pop, yang saya khawatirkan cuma kalau nanti calon suami saya melarang segala yang berbau Korea, eh.. baiklah kalau begitu bisa saya pertimbangkan :D *labil*

Selama nonton drama Korea, sadar nggak sadar saya, kadang sadar, kadang nggak sadar sering ngigau sama karakter yang ada di drama. Setelah nonton, karakter itu kebawa ke mimpi-mimpi absurd remaja telat galau. Kalau diurutin, sampe sekarang saya masih ngimpiin karakter-karakter ini.


1. Seo In Guk – Lee Ha Na.


Posisi yang paling pertama, dan belum bisa saya lupakan adalah Seo In Guk di King of High School. Di sana dia meranin dua karakter yaitu Lee Min Suk anak SMA usia 18 tahun dan kakaknya si Lee Hyung Suk 26 tahun. Yang paling bikin lumer dan dengan karakter mengesankan pas dia jadi Lee Min Suk seutuhnya. Lee Hyung Suk, kakaknya si Min Suk ini ceritanya sangat berprestasi di Jerman dan kecerdasannya di atas rata-rata. Tapi sayangnya, dia judes, dingin, penuh ambisi dan dendam. Tapi tenang, dia penuh kasih sayang, pada adiknya, pada keluarganya, pada ayah angkatnya, dan pada embahnya. Untungnya hatinya masih bisa disentuh ama yang namanya naluri kemanusiaan yaitu memaafkan karena bujukan adiknya yang paling ia cintai. Drama ini tuh, walaupun agak gak realistis di bagian anak SMA yang sering bolos terus jadi manajer di perusahaan, tapi penggambaran tokohnya oke banget. Hidup yang seharusnya itu yang kayak di sini, di dunia ini tuh nggak ada manusia yang jahat banget sebenernya, nggak ada manusia yang selalu berbuat aniyaya. Nggak ada. Yang ada, adalah manusia labil. Kadang khilaf, kadang muncul rasa kemanusiaannya, dan nggak semua kenelangsaan yang dialami manusia harus ditunjukin ke orang lain. Orang baik di dalam drama ini juga nggak digambarin secara lebay. Orang baik, tidak selalu miskin, teraniyaya, diam saja, polos, lugu, bertepuk sebelah tangan.



See, Seo In Guk sama Lee Ha Na. Pasangan noona dongsaeng ini, sukses bikin halusinasi tambah parah. Seo In Guk, anak SMA berusia 18 tahun yang jatuh cinta sama noona usia 28 tahun. Seo In Guk yang ini cukup tenar di sekolahnya, karena doi adalah atlet hockey yang selalu dibuntutin sama adiknya noona itu. Jadi, adiknya noona itu kayak penggemar fanatik yang terlalu obsesi bin posesif. Doi manggil Seo in Guk “Suami Lee” padahal Seo In Guk sejak awal terang-terangan bilang kalau dia nggak suka sama si adik noona ini, dan minta si adik noona itu melepaskannya, merelakannya, dan beralih ke pria yang bisa menganggap keberadaanya. Dan bener aja, di endingnya si adik noona ini, nemuin pria yang tulus padanya, yang juga keberadaannya nggak jauh dari dia. Dia Tae Suk, sahabat baik Seo In Guk. Ceritanya Seo In Guk, itu di hockey SMA nya, dia punya tiga sekawanan gitu. Nah salah satunya dia. Oke, kembali ke Seo In Guk, saat doi ngegantiin emasnya kerja jadi Manajer Retail di perusahaan, doi harus rela jungkir balik tiap hari ganti jadi anak SMA – masuk kelas – presensi – pura pura tidur padahal kabur – lari ke perusahaan lalu jadi manajer. Nah di sana, doi ketemu sama Lee Ha Na, pegawai kontrak yang penggambarannya kayak Betty La Fea tapi tanpa behel. Yes, akhirnya witing tresna jalaran saka kulina, Seo In Guk akhirnya jatuh cinta pada noona ini. Noona ini sebenerya telah jatuh cinta lebih dahulu sama Manajer Yoo (yang diperankan oleh Lee Soo Hyuk) sejak dua tahun yang lalu. Namun, pada saat eonni ini begitu tulus pada Manajer Yoo, Manajer Yoo yang berhati dingin itu tampaknya belum di sadarkan sama Allah swt. Manajer Yoo ini dingin tampak luar, dan workholic. Dia workholic karena sebenernya ingin mengesankan ayahnya supaya bisa menerima dirinya seutuhnya sebagai anaknya. Makanya dia sering khilaf mengahalalkan segala cara buat jadi yang paling oke di perusahaan. Dia dingin, karena perlakuan ayahnya pada dirinya juga dingin. Manajer Yoo ini meskipun dingin di luar, tapi sebenernya dia rapuh di dalam. Dia sayang banget sama emaknya yang disia-siakan sama bapaknya. Nah yang tau rahasia bahwa Manajer Yoo adalah anaknya Pak Presiden di Perusahaan cuma noona Lee Ha Na ini.



Yeah karakter lain yang bikin kagum, adalah karakter yang dimainkan sama Lee Ha Na di sini. Dia itu nggak ember, meskipun dia disakitin sama orang lain, lalu dia nggak menaruh dendam pada orang tersebut terus nyebarin rahasia orang itu. Rahasia akan tetap jadi rahasia dan nggak ada hubungannya sama cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Eonni satu ini juga sayang banget sama adik dan emaknya. Meskipun adiknya, mencintai lelaki yang sama dengan dirinya, dia rela mengalah supaya hubungan persaudaraannya nggak rusak. Selain itu, pas eonni nya ini sempet dipecat dari perusahaan lalu lagi usaha cari kerjaan lain buat nyukupin kebutuhan adiknya yang tinggal serumah sama dirinya, dia rela nggak ngasih tahu adiknya kalau dia udah nggak punya pekerjaan. Dia tetep ngasih uang saku ke adiknya, meskipun dirinya sendiri kesusahan harus berhemat. Adiknya yang khilaf membelanjakan uang sakunya buat ngebeliin jajanan buat Lee Min Suk, akhirnya tahu kalau kakaknya udah dipecat, kemudian doi ternyata cukup dewasa untuk menghadapinya. Doi jadi rajin mbersihin rumah, takut ngrepotin eonni nya yang udah kerja banting tulang buat ngidupin dia.

Pada suatu ketika, eonni ini dimanfaatkan sama Manajer Yoo. Sakit hatilah dia, dan dia berjanji untuk tidak mencintainya lagi. Tapi namanya perasaan manusia, nggak sekejap giitu aja langsung berubah. Dia cuma sedang usaha merubah perasaannya. Yes, tanpa dia sadari perasaan cinta itu sudah berubah menjadi sebatas sikap peduli dan perhatian pada atasannya saja. Dia tetep baik pada atasannya. Lalu Seo In Guk, menyatakan cinta pada eonni ini. Lalu eonni ini bilang, bahwa dia sangat berterima kasih karena dicintai namun tidak dapat menerima cinta tsb, karena dia sadar statusnya di perusahaan hanya karyawan kontrak dan Seo In Guk adalah atasannya dan dia juga bilang bahwa dia tidak mungkin secepat itu mencintai seseorang yang lain setelah disakiti oleh Manajer Yoon. Perasaan manusia tidak berubah secepat itu, katanya. Lalu, keesokan harinya, saat mereka bertemu di kantor, berubahlah sikap Seo In Guk pada noona ini, karena dianggapnya setelah ungkapan perasaannya ini akan membuat canggung di antara keduanya. Selang dua hari mereka tidak bertemu di kantor, yang dianggap noona ini Manajer nya menghindari dirinya dengan beralasan bertugas ke Jepang, padahal Seo In Guk ini sedang ngecamp sama tim hockey SMA nya buat persiapan pertandingan. Yes, perasaan seseorang bisa dianalisis kalau udah nggak ada orangnya. Si noona ini merasa, ada yang hilang. Gitu juga sama Seo In Guk, dia merasa nggak seharusnya dia menyerah gitu aja. Seo In Guk akhirnya kabur dari camp pelatihannya buat menemui noona ini. Cuma buat bilang, bahwa dia bukan tipe orang yang mudah menyerah. Jadi dia nggak akan menyerah, meskipun ditolak sama si noona buat yang pertama kali, dia minta ijin supaya boleh terus mencintainya, tanpa harus dipedulikan keberadaannya. *Lumer*



Seo In Guk: koplak bersama tiga kawannya, nggak kaya, nggak bermobil, cerdik, meneduhkan, melindungi, pantang menyerah, agak gengsian dikit, penuh kejutan, unpredictable, gigih, baik hati, penyayang keluarga dan noona, peduli, kalau kencan sama noona-nya pakai bis atau vespa diajakin jalan-jalan bukan ke mall atau bioskop, tapi di tempat-tempat historis, alam, kalau nggak ke tempat makan. Dia gengsi, pas double date sama kawannya si noona dan pacarnya kawannya inilah yang mau nraktir makanan mereka berempat, Seo In Guk langsung menolaknya, dia bilang bayar sendiri-sendiri aja. :D Meskipun pada akhirnya, si Seo In Guk ini ngutang sama noona :D



Lee Ha Na: koplak bersama Seo In Guk, sering memendam bebannya sendiri, nggak mau ngrepotin orang lain, penuh prasangka baik pada orang lain dan nasibnya sendiri, perhatian sama orang lain, tetap peduli meskipun udah disakitin, dia itu baik, kalau dia berbuat baik ya udah nggak usah diceritain sama orang lain, kalau dia disakitin sama orang lain ya udah dia nggak nyritain kejelekan orang yang nyakitin ke orang lain, ini orang legawa dan nrima banget tapi tetep kelihatan ceria dan happy.



Kalau dinilai dari skala 1-10, dua orang ini dapet 10. Perfecto.



2. Park Seo Joon


Park Seo Joon ini juga main di drama komedi romansa noona dongsaeng. Aduh kok aku jadi tipe pecinta crita noona dongsaeng gini sih. Eh, kebetulan aja. Ini lebih parah lagi ketimbang Seo In Guk, Park Seo Joon di Witch’s Romance ceritanya jadi mahasiswa yang lagi cuti kuliah yang usianya 25 tahun terus kerja di sebuah perusahaan jurnalis dan di situ doi jatuh cinta sama ahjumma eh, noona usia 39 tahun -_-‘ speechless.. Di sana doi jadi mahasiswa kedokteran yang cuti kuliah, buat nyari duit buat nglanjutin hidupnya. Dia itu gigih, dan baiknya masya Allah. Di balik kekoplakannya, sebenernya dia juga rapuh karena ditinggal mati kekasihnya. Dia merasa bersalah jadi dokter tapi nggak bisa menolong pacarnya. Akhirnya, dia memutuskan melepaskan kemapanannya sebagai anak Direktur Rumah Sakit ternama di Korea dan nyari duit dengan keringatnya sendiri. Nggak ada yang tahu kalau dia anak Direktur Rumah Sakit. Toh dia juga bukan orang yang songong yang mamerin kekayaannya dengan membawa mobil kemana-mana dan pake jas kemana-mana. Yes, sama, di sini juga witing tresna jalaran saka kulina..




Park Seo Joon: koplak, kaya tapi tidak merasa harus menunjukkan bahwa dia kaya, kemana-mana pake motor bebek, nggak malu numpang tidur di tempat temennya, baik (baik aja, nggak baik banget), bukan tipe penggombal, bukan playboy meskipun wajahnya cukup potensial buat mainin perempuan, setia, pantang menyerah, gigih tapi nggak obsesif, rela berkorban, dia kalau kompetisi buat mendapatkan hati perempuan yang dicintainya dia itu mainnya fairplay. Ketika noona yang ia cintai lebih memilih laki-laki yang datang dari masalalunya si Seo Joon ini nggak maksain kehendak, toh noona ini berada pada pria yang tulus dan tidak akan menyakitinya. Ini cara mencintai yang elegan. Di ending cerita, kedua insan beda usia ini berencana untuk menikah setelah Park Seo Joon ini kelar kuliah kedokterannya.



Skor karakter Park Seo Joon ini dapet 10 :D



3. Jang Na Ra



Eonni satu ini emang babyfacenya awet banget dari dulu.. Di Fated To Love You dia meranin jadi istri yang nrima banget. Lugu nya subhanallah. Baiknya masya Allah. Dia nggak bisa nolak alias nggak bisa bilang “tidak” kalau ada orang lain minta tolong. Sangat mencintai keluarganya, penuh kasih sayang dan kelembutan. Lugunya itu bikin lucu. :D Dari film ini kita ditunjukin bahwa cinta itu bisa tumbuh. Cinta, meskipun benda mati dia akan tumbuh jika berubah menjadi kata kerja mencintai dan saling mencintai. :D Kalau mau nonton orang-orang berbudi baik, di sini banyak..


Jang Na Ra di drama ini dapet skor 10 :D



4. Park Yoochun sama Pak Presiden Son Hyun Joo



Park Yoochun sama Pak Presiden ada di drama Three Days. Ya, ini salah satu drama korea yang nihil adegan kisseu. Yoochun di sini dia jadi anggota elit atau kalau versi indonesia nya Paspampres. Nah di sana, dia orangnya disiplin dan totalitas dalam menjalankan tugasnya. Saat sedang bertugas menjaga Presiden, dia ditelpon namun tidak dia angkat karena dia nggak akan mengangkat telepon kalau sedang bertugas. Padahal pada saat itu pihak rumah sakit dan kantor polisi mau mengabarkan bahwa ayahnya meninggal dalam kecelakaan. Babenya si Yoo Chun ini menjabat jadi menteri ekonomi, dan meskipun katanya mati dalam kecelakaan, namun selidik punya selidik kematiannya ternyata penuh sabotase. Yes, ini drama agak berat karena masuk dalam intrik politik, melibatkan presiden, para petinggi yang pada saat itu mengendalikan Korea. Meskipun agak berat, tapi untungnya penulis nya sangat mahir dalam mengemasnya. Penulis yang juga nulis drama Cyber Ghost ini, berhasil membuat saya jatuh cinta padanya dua kali. Dipikir-pikir, tipe penulis ini nggak terlalu mementingkan kisah romansa dan no kisseu, namun dramanya masih bisa tetep manis ya.. Park Yoo Chun di bantu sama seorang polwan buat mengungkapkan rahasia di balik insiden demi insiden di sekitarnya, yang ternyata berkaitan dengan Presiden. Termasuk pengkhianatan yang ada di tubuh kepolisian, jaksa, dan paspampres sendiri. Tapi untungnya, masih ada orang-orang yang kayak Yoo Chun, Pak Presiden, seorang jaksa senior dan polwan itu. Setiap episode di drama ini sama kayak di Cyber Ghost, penuh kejutan dan nggak gampang ditebak. Ya, Pak Presiden, sebelum jadi Presiden pernah khilaf berbuat salah pada negaranya, namun beliau tobat setelah jadi Preisiden. Banyaknya teror yang datang ke Blue House (istana nya Korea) tidak membuat Pak Presiden mudah terprovokasi dan tetap melindungi rakyatnya meskipun harus mengorbankan nyawanya. Nggak mudah ketebaknya ya karakter Presiden di sini. Awalnya, karena saya tahu Pak Presiden pernah berbuat khilaf di masa lalunya, saya kira ketika datang teror pada dirinya satu demi satu, dia bakalan goyah dan bakalan melakukan apa saja asalkan menguntungkan baginya. Tapi ternyata enggak, beliau orangnya misterius dan akurat kalo menyelesaikan masalah. Pak Presiden ini mementingkan keamanan negara dan keselamatan warganya.



Park Yoo Chun: totalitas, loyal, penuh kepercayaan, setia kawan, salah tingkah kalau mau ngasih perhatian ke perempuan yang disukainya, kalau berhadapan sama polwan yang disukainya tangannya utak-atik sibuk sendiri di bawah meja (grogi).



Kalau di kasih skor, Park Yoo Chun ini saya kasih 9. Soalnya dia jarang ketawa lepas :D (minus 1 kan), tapi masih tetep ngegemesin pas dia jaim gara-gara suka sama polwan.



Kalau Pak Presiden saya juga kasih skor 9. Habisnya, meskipun Pak Presiden niatnya baik, tapi sering membahayakan nyawanya sendiri. Kan mbuat orang-orang yang bertugas menjaga keselematannya jadi was-was dan kalang kabut. Bisa makin gawat kan, kalau orang VIP nomer satu ilang atau celaka. Tenang Bapak, beban bapak bisa bapak bagikan pada kami :D



5. Jung Il Wo


Jung Il Wo ceritanya jadi versi dewasanya Lee Min Ho yaitu jadi masnya Kim Soo Hyun di The Moon That Embraces The Sun. Di sana doi jadi pangeran yang emoh mewarisi jabatan jadi raja, jadi kemudian dilimpahkan ke Kim Soo Hyun. Justru dia memilih buat melindungi Kim Soo Hyun, meskipun dia adalah rival Jung Il Wo dalam hal asmara. Dari remaja, jung il wo ini (pas diperanin sama Lee Min Ho) jatuh cinta sama adik dari sahabat baiknya. Cintanya itu tulus banget *lumer. Di cerita sebenernya, jung il wo lebih dulu yang mencintai si saman, tapi di ending cerita si Saman malah berlabuh sama Kim Soo Hyun dan jung il wo berakhir pada kematian karena melindungi adik tercintanya, dia mikir karena mereka berdua saling mencintai maka yang bisa membahagiakan perempuan yang dicintainya ya cuma Kim Soo Hyun *peluk guling.. Aduh, cara dia mencintai si saman sesuatu sekali...



Jung il Wo: penyayang, penuh cinta kasih, setia kawan, penuh pengorbanan. Kasih skor 9, soalnya dia sempet tidak berbesar hati karena tahu bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan, kemudian dia kabur sebentar.



6. Jo Hyun Jae


Dia jadi Han Kang di 49 Days.. T___T Kalau mau nonton drama yang bisa nyadarin kita buat mensyukuri hidup, harus nonton ini.. Dia di sini, jadi orang yang mencintai dan kembali lagi bertepuk sebelah tangan. Suka sejak SMA di sekolah yang sama, dan perasaannya selalu dipendam dan tidak pernah diikrarkan hingga perempuan yang dicintainya ini bertunangan sama pria lain. Yes, dan sampai akhirnya cinta itu tidak pernah diungkapkan sampai mati, eh koma.



Jo Hyun Jae: setia kawan, gigih, bukan tipe troublemaker dan perusak hubungan orang, legawa, nrima, penuh cinta kasih, gengsian, penolong.



Ane kasih skor 8, soalnya dia itu nrima-ne kebangeten. Dia memendam perasaan cintanya bertahun-tahun sampai perempuan yang dicintainya bertunangan di depan matanya. Eh, ahjussi harusnya memperjuangkan dong, ya perjuangan tapi jangan maksain. Sebelum menyesal kemudian. Dia juga jadi tampak kurang bahagia karena jarang ketawa, dan tampak susah move on :D sinih, come to mama...



7. Lee Pil Mo

Dia jadi Gook Chun Soo di Emergency Couple. Itu tuh, yang jadi kepala Gook di UGD atau kepalanya dokter2 magang (residen). Ceritanya di sini, ahjussi ini jadi bujang tua karena dulu ditinggalin pacarnya ke Amerika, dan dia tipe orang yang sulit untuk mencintai. Dia sering nggak sadar kalau sebenernya dia sedang suka sama orang. Gengsinya juga agak gedhe ni ahjussi. Mau muji orang aja agak mikir, apalagi mau nunjukkin cinta sama Song Ji Hyo. Dia orang yang punya pendirian kuat, penolong, penyayang tapi dingin diluar jadi kelihatan judes kalo bilang padahal niatnya baik. Setelah tahu kenyataan bahwa cintanya tak berbalas bertepatan sesaat sebelum dia bilang sama Song Ji Hyo, dia menerima dengan lapang dada kenyataan pahit itu dan di kemudian hari dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa kelak jika dia jatuh cinta, akan ia perjuangkan. Ye, dan bener sebelum Profesor Shim (mantan pacarnya yang dulu) mau pergi ke Amerika lagi sama anaknya, dia mengejar sampai ke Bandara, buat bilang “Tolong kembali :D” Di film ini kayaknya nggak ada orang jahat.



Lee Pil Mo: baik, mendedikasikan hidupnya untuk menyembuhkan orang meskipun dia dapet skors (Belum bisa jadi dokter spesialis karena masa lalunya saat jadi dokter residen melakukan kesalahan), adil, menyembuhkan siapa saja tidak membedakan pasien kelas VIP ataupun pasien yang nggak punya uang buat bayar, menyembuhkan siapa saja, saat dokter di UGD enggan menangani dan menunggu hasil laboratorium dulu karena pasien mengidap penyakit langka dan menular dia tanpa pikir panjang, langsung bertindak sebelum pasien justru akan mati sebelum sempat ditangani, cekatan, gengsinya gedhe, nggak pendendam waktu ketemu sama mantan pacarnya lagi yang ternyata udah punya anak justru jadi kawan dekat.



Ane kasih skor 8, meskipun masalah kedokteran dia nomer satu tapi kalau suka sama Song Ji Hyo itu dia nggak bisa nunjukin. Iya, nunjukin tapi bukan show off yaaa... Makanya dia selalu selangkah di belakangnya Choi Jin Hyuk mulu. Dia juga gengsinya gedheeee banget... marai mumet..



8. Dokter di Greatest Love yang ikut reality show sama Gong Hye Jin

Ane nggak tahu siapa namanya, tapi kebaikan hati nya masih bisa ane rasakan.. :D



9. Jo Jung Suk di The King 2 Hearts

Rela mati untuk melindungi rajanya, anti berkhianat, dan bener dia dimatiin gitu aja sama sutradaranya di endingnya, padahal cinta-nya sedang menunggunya kembali T_T



10. Ryu Soo Young di Two Weeks

Ahjussi ini bukan orang jahat, dia jadi polisi yang subhnallah penyayang dan besar hati.



11. Park Jung Min

Dia yang jadi Gook di You’re All Surrounded. Sampai akhir cerita, kayaknya si Go Ara ini nggak nyadar kalau Gook itu cinta sama dia. Ya, meskipun bukan lead male, kebaikan hati, kebesaran hati, kesetiakawanannya dan kekoplakannya cukup menyentuh perasaan saya.



Yeah, sekian. Akhir kata... semoga kebaikan orang lain yang akan selalu kita ingat dan kita contoh, kebaikan kita pada orang lain mari kita lupakan. Kesalahan orang lain pada kita mari kita lupakan, dan kesalahan kita pada orang lain mari kita ingat.

Mari memaafkan.. Maafin ye, udah nulis nggak penting gini :D

Happy Ending

Lee Min Suk, anak SMA berusia 18 tahun, yang jatuh cinta dengan eonni yang usianya 28 tahun. Di penghujung masanya duduk di bangku SMA, dia melamar eonni dengan popcorn segede kantong. Konon katanya, dia nggak bisa beli cincin buat melamar, jadi sesuatu yang lain yang lebih disukai eonni dibandingkan cincin adalah popcorn. Dibawanya popcorn sekantong buat melamar eonni. *dasar kelakuan anak SMA *toyor Seo In Guk


Min Suk: "Setelah kupikirkan, kau mungkin benar. kau akan menghambat masa depanku. Namun, tidak peduli masalah apa yang akan kuhadapi nanti, aku hanya ingin tetap bersamamu.. sampai mati.."

nyodorin popcorn, sambil bilang "Narang gyulhon hae joolaeyo?"

---tetiba popcorn sekantong diambil sama si eonni---


3 tahun kemudian..

Min Suk: "istriku, kau sudah tua.." *ngledek ni anak

eonni: "kenapa kau selalu bercanda dengan umurku? Kau pasti bahagia karena kau masih muda."

Min Suk: "Hei, aku sangat mencintaimu. Jantungku berdebar kencang." *natap serius*

eonni: "aku tidak percaya."

Min Suk: "Hei, bagaimana bisa kau meragukan hati suamimu seperti ini?"

"Aku tergila-gila padamu, Jung Soo Young. Aku bisa mati karenamu. Setiap hari, setiap pagi aku jatuh cinta padamu setiap kali aku melihatmu.. Lagi dan lagi... Eonni popcorn-ku.. sahabatku.. istriku... cintaku.. sayangku... Terimakasih banyak telah menikah denganku.. "



"Maybe destiny is not something for someone who sits and waits for a chance. A real destiny comes like a gift that is given to me. When i look for and dare to choose. Then it comes to me. So I with someone I dared to choose as my destiny will do my best loving and living with him." [Jung Soo Young]

-Happy ending di episode 17-
King of High School

Kehilangan

Setiap kali berulang tahun, aku semakin mendekati tempat asalku: ketiadaan. Ibuku bilang, dunia ini sendiri pun lahir dari ketiadaan. Karena lahir dari ketiadaan, mengapa pula harus mencemaskan kehilangan?

Ramadhan 1435 H, seorang ayah dari dua anak mengayuh sepeda usang sepulang dari kantor. Di usia senjanya menanti masa pensiun, keimanannya tengah diuji oleh Tuhannya. Dia bilang 6 Juli adalah tanggal ulang tahunnya. Dia bilang bahwa, sisa hidupnya hanya ingin ia gunakan untuk beribadah kepada Tuhannya. Dia bilang bahwa motivasi terbesarnya untuk bertahan adalah keinginannya melihat anak-anaknya tumbuh dewasa, sukses, dan bahagia. Salah seorang dari mereka bilang bahwa hal yang paling menyakitkan adalah melihat laki-laki yang dicintainya menangis, ayahnya.


"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

"Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

"Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dan keoada Allah-lah dikembalikan segala urusan."

"Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati."

"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar."

"Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al Quran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu."

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."

[Al Hadiid]



Jangan menangis, karena yang terpenting bagi anakmu adalah kesehatanmu, dan kebaikanmu pada orang lain. Tuhan sedang menguji ketaatanmu, ketaatan istri dan anak-anakmu.

Seorang Ibu di Ruang Tunggu

Duduk seorang diri ibu dengan koper dan satu tas jinjing di ruang tunggu peron sebuah stasiun di Jogjakarta. Beberapa detik setelah seorang gadis kecil berkerudung ungu duduk di sampingnya, ibu mengangkat telponnya sambil menangis. Gadis itu menoleh. Nampaknya, ada seseorang yang begitu dicintai telah tiada. Gadis itu tak sengaja mendengarkan. Dirinya hanya seorang gadis kecil yang tak berbekal uang banyak dan hanya membawa alquran kecil di dalam tasnya. Dirinya pun bukan gadis pintar yang pandai menghibur orang dewasa. Sesaat dia hanya diam menunggu ibu menutup telponnya dan menyeka air matanya. Kembali ibu itu terisak meski tidak sedang berbicara dengan seseorang di seberang telepon.

"ibu mau kemana? ini buat ibu." gadis itu menyodorkan Alquran kecil miliknya.
terdengar pemberitahuan bahwa kereta api bogowonto tujuan Jakarta Pasar Senen akan segera tiba. dan ibu pun menghilang.
gadis itu hanya menaruh harapan, semoga ibu baik-baik saja

Be What You Wanna Be

[Darin]

Doctor, actor, lawyer or a singer
Why not president, be a dreamer
You can be just the one you wanna be
Police man, fire fighter or a post man
Why not something like your old man
You can be just the one you wanna be

I know that we all got one thing
That we all share together
We got that one nice dream
We live for
You never know what life could bring
Because nothing last for ever
Just hold on to the team
You play for
I know you could reach the top
Make sure that you won’t stop
Be the one that you wanna be

Doctor, actor, lawyer or a singer
Why not president, be a dreamer
You can be just the one you wanna be
Police man, fire fighter or a post man
Why not something like your old man
You can be just the one you wanna be

We may have different ways to think
But it doesn’t really matter
We all caught up in the steam of this life
Focus on every little thing
That’s what does really matter
Luxury cars and bling, that's not real life


Nak, kamu bukanlah apa kata orang, kamu adalah dirimu sendiri. Kamu berharga, meski kata orang tanpa prestasi. Kelahiranmu di dunia inilah yang membuatmu tak ternilai harganya. Ibu hanya ingin berpesan, ini tentang lagu yang pernah ibu dengar ketika ibu beranjak dewasa. Lagu yang ibu kenal lewat seorang kawan baik ibu di perantauan. Ibu berjanji tak akan pernah melarangmu menjadi apapun yang kamu inginkan. Ketika ibu sakit, dan ayahmu mengantar ibu ke dokter, kamu berujar ingin menjadi dokter. Ketika kamu menonton film kartun kesukaanmu, kamu bilang kamu ingin menjadi seperti Elsa (*Frozen). Ketika kamu melihat ayahmu memakai seragam di tengah libur panjangmu merayakan lebaran bersama ibu, ayahmu justru selalu terjaga hingga malam demi melihat orang lain selamat hingga sampai di kampung halamannya, kamu bilang kamu ingin menjadi seperti yang ayah lakukan. Ketika kamu melihat ibu bercerita, bersendau gurau, belajar bersama-sama kawan-kawanmu di kelas kecil di rumah kita, kamu bilang kamu ingin menjadi seperti ibu. Ketika kamu melihat kakak dari kawan sepermainanmu, yang setiap hari Jumat bisa kamu lihat di televisi usang kita, kemudian kamu melihat dia pulang dengan membawa kendaraan mewah, memperbaiki rumah kawanmu itu menjadi seperti istana, dan mengirim kedua orang tua kawanmu itu pergi dengan berpakaian serba putih suci, kamu bilang ingin menjadi seperti dia. Ibu tidak ingin meminta banyak, ibu hanya berpesan, bahwa apapun yang kamu inginkan, dokter, aktor, polisi, pemadam kebaran, hakim, pengacara, guru, penyanyi, arsitek, astoronot, insinyur, atlet, atau presiden, sadarilah bahwa apapun pekerjaan itu, pasti akan selalu ada tantangan yang siap menghadang di depannya. Maka, jangan menyerah! Jika kamu mencari tahu tentang bagaimana kondisi negeri ini saat ibu menulis ini, kamu akan menyadari bahwa masa lalu seseorang itu penting bagi orang lain. Seberapapun kelamnya masa lalu yang ingin kamu lupakan dan ingin kamu perbaiki di masa depan, namun ketika orang lain mulai menyukai mencampuri urusanmu, dia akan berusaha mati-matian mengetahui segalanya, termasuk masa lalumu itu. Maka, jadikan setiap perjalananmu itu bersinar meski kamu harus jungkir balik. Tidak akan ada yang mampu merobohkanmu. Kamu harus menyadari bahwa perjalananmu bersinar bukan semata karena usahamu, tetapi ada campur tangan Tuhanmu. Jika kamu sedang bersaing dengan orang lain, jangan pernah menyakiti dan membuka aibnya di mata orang lain. Karena sesungguhnya aibmu pun sedang Tuhanmu tutupi. Cintailah, bahagialah. Jadilah apapun yang kamu impikan, lakukan dengan bahagia, bahagia dengan tidak menyakiti dirimu sendiri Nak, dan juga tidak menyakiti orang lain.

Agni

Agni..

Adalah perempuan jawa yang hidup di abad milenium yang paling normal yang pernah kukenal.
Adalah sebenarnya perempuan tidak normal yang mencoba terlihat sebagai perempuan normal.


Instingnya terlalu kuat untuk menebak hal hal tak masuk akal yang akhirnya menjadi masuk akal. Dia hanya bilang bahwa aku adalah orang yang paling ia percayai. Agni menyimpan kagum pada seorang pria. Jika perempuan normal akan berusaha mati-matian menarik perhatian pria yang ia kagumi, berbeda dengan agni. Agni tahu, bahwa menyapanya lewat sms, facebook, twitter, line, wa adalah salah satu cara menarik perhatian pria yang diidamkannya. Agni, perempuan yang menjadi 'gila' karena menyimpan cinta pada seorang pria. Agni, memendam kagum pada seorang pria, diam saja, melihatnya dari jauh, tidak pernah menyapanya lewat sms maupun wa, tidak pernah mendramatisir supaya bisa berpapasan dengannya; tidak pernah mengirim surat cinta, tidak pernah berkomentar pada status fb, twitter, line-nya; tidak pernah basa-basi mengucapkan selamat ulang tahun pada pria yang disukainya, dan selamat-selamat lainnya. Agni, hanya berdiri dari sudut yang tak pernah pria itu lihat, kemudian bersimpuh juga dari sudut yang tak pernah satupun orang ketahui. Agni, sedang belajar mencintai Tuhannya lebih dalam lagi. Mendekat bukan pada pria idolanya, tetapi pada Tuhannya. Itu, Agni, perempuan paling normal yang pernah kukenal.
Perempuan lain yang tidak normal, akan mencintai dengan cara yang berbeda.

Agni, berarti 'api'. Baginya, dia bukan 'api' yang sebenarnya. Bagi kaum Sanskrit, api sering digunakan pada upacara tertentu. Dialah api yang melenyapkan kemungkaran yang ada. Dialah wujud 'kepasrahan', keikhlasan, dan rasa syukur. Agni, melepaskan kecintaannya pada dunia. Agni, tidak mengagungkan duniawi, dan kecantikan manusia. Dan masih sama seperti dulu, bagiku Agni tetaplah perempuan normal yang paling cantik yang pernah kutemui.

Dia bilang mimpinya adalah mau memberi nama semua anak-anaknya dengan nama yang diambil dari bahasa Sanskrit, seperti nama panjangnya. Ah ya kebetulan sekali, aku menulis ceritanya sambil mendengar lagu Ta Ra Rum Pum.. lagu kesukaannya. Agni, sudahkah kamu menikah dengan pria idamanmu? Kamu bilang dia bernama Tirta? Aku hanya dengar dari mulut orang lain, bahwa hidupmu telah berubah di negeri seberang sana? Agni berubah menjadi perempuan utuh yang paling normal. Agni, perempuan bahagia dimanapun dia berada.

Kini, dia tidak lagi menebak hal-hal tak masuk akal, karena baginya hal yang paling masuk akal di dunia adalah berada di samping Tirta. Ah, ya dan sekali lagi Tuhan menunjukkan betapa romantisNya Dia 'kan? Tanpa Agni ketahui, sujudnya dari sudut yang tak pernah satupun orang ketahui itu ternyata ada Tuhan di sampingnya, mendengarkannya, kemudian mengabulkan permohonannya. Tuhan membalas cintanya. Begitu pula Tirta. Tuhan memudahkan pilihannya. Agni, Masih ingat ketika kau kutanya, "Pilih mencintai atau dicintai?" kemudian kamu menjawab, "Aku memilih saling mencintai." Ya, dan Tuhan Maha Tau jawaban atas jawabanmu itu. Tirta, adalah jawabannya.


"Selamat, Agni." dan ini bukan basa-basi :)

Looking Up Together

[Looking Up Together]


Rise up, you dreamer,
stand strong forever, when life tosses you around and keeps you down
Imagine, you dreamer,
how much I love you
I will help you in times of need, when the darkness makes you cry
As you trust me and as you love me,
Every dream will be come true!

We look up as one together
We all fly up high together
to see beyond
move forward to one future
Dream whatever you want to dream
Go wherever you want to go
'cause you and I trust and love forever more

Call me for your help, I'll stand beside you
I still just believe in you, I see sunrise in your eyes
As you trust me and as you love me,
You know that we can make it true
I am thankful that I found you
You're the one who can hold my hand and go forth

I know that you won't give up.
I'm giving you all of my heart.
I'm giving you my love.


adalah seorang laki-laki seperempat abad yang sedang menjemput segala mimpinya. Kekasih hidupnya, rejekinya, masa depannya. Hidup seorang diri di perantauan setelah separuh hidupnya ia habiskan di kota kelahirannya. Ia bertemu dengan seorang laki-laki lain yang menjadi tempatnya membuang segala keluh kesah, sekaligus kebahagiaan saat ia menempuh pendidikan pasca sekolah menengah. Ia yang dia sebut sebagai seorang sahabat. Siapa sangka persahabatan sepasang lelaki justru eratnya melebihi persahabatan sepasang perempuan. Dia mungkin tidak menyadari bahwa apa yang mereka berdua lakukan, biasa orang lain sebut dengan persahabatan, karena mereka berdua tidak pernah mengikrarkan hal tersebut. Yang mereka tahu, mereka hanya perlu saling berkunjung, saling mendengarkan, saling tertawa menertawakan, saling menangis tanpa perempuan ketahui, saling membuka diri, saling bercerita, saling berdebat, saling marah, saling membentak, saling memaafkan. Itu yang mereka lakukan setiap kali marah, selalu berujung saling memaafkan kemudian pergi ke kampus bersama dengan mengayuh sepeda.

Hingga suatu ketika, tanpa disadari tahun keempat mereka di kampus sudah di depan mata. Mereka berdua diwisuda. Mereka berdua berpisah, salah satunya mengenyam pendidikan lanjutan di di kota lain, sedangkan seorang lagi bekerja di ibukota dan memutuskan untuk menikahi perempuan yang ia cintai. Mereka berdua saling berjanji bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka masing-masing, meskipun terpisah ruang dan waktu, mereka akan saling mengabari. Prinsipnya adalah kabar tentang apapun, keduanya harus mengetahuinya langsung dari sahabatnya. Bukan dari orang lain. Benar saja, kabar tentang sahabatnya yang menikah, mendapatkan pekerjaan, pindah rumah, rencana memiliki anak kembar, ia ketahui langsung dari sahabatnya bukan dari orang lain. Dan siapa sangka, doa dari siapapun itu, kini sang sahabat itu dalam rahim istrinya sedang dititipkan sepasang anak kembar. Ia tidak pernah berkoar bahwa selama ini ia memanjatkan doa agar sang sahabat selalu mendapatkan segala yang ia inginkan. Kini ia menyadari bahwa prioritas kepentingan dirinya di mata sahabatnya tidak akan sama seperti ketika mereka berdua hidup hanya seorang diri. Kini, sahabatnya memiliki list pertama pada prioritas kepentingannya, yaitu istri dan calon anaknya. Ia menyadari hal itu. Lalu kemanakah is harus berlari ketika seisi dunia ini justru akan memberatkan langkah kakinya? Ia menyadari bahwa sahabatnya kini, sudah menemukan sahabat sejatinya untuk kehidupannya, yaitu istri dan anaknya. Kini, ia hanya perlu untuk berupaya bertemu dengan sahabat sejati yang belum sempat ia temui. Mimpinya bukan lagi bisa tumbuh menjadi sarjana yang baik, atau tumbuh menjadi pengusaha yang sukses, atau pejabat pemerintahan yang mulia. Mimpinya sederhana, hanya ingin tumbuh menjadi seorang ayah yang baik, dan terus tumbuh menjadi anak yang baik bagi bapak ibunya yang semakin renta.

Meskipun terlihat tertawa dan jenaka, sesungguhnya di dalam hatinya ada perasaan yang masih ia sembunyikan; "setelah berbagai upaya kutempuh untuk memenuhi semua mimpiku, aku hanya takut justru aku tidak akan mendapatkan apapun. Kemanakah aku harus berlari dan menyampaikan perasaanku, kalau bukan padaMu?"

Jangan Menangis

Untuk perempuan bermata sendu, apa kabar hatimu?
Masihkah kamu dengan kebiasaanmu yang suka menyimpan duka seorang diri?
Oh Tuhan, sungguh kali ini aku tak tahu apa yang kuinginkan.. aku tak tahu solusi semacam apa yang kuingkan datang dari Mu.. Hanya berilah jalan keluar terbaik.. untuk hidupku... untuk hatiku... untuk hidup kami.

Jangan menangis..

Best Scene [Angel Eyes: 11]

Park Dong Joo: 12 tahun yang lalu, ada anak SMA jelek melihatmu di sini. Waktu itu, akan sangat menyenangkan jika memiliki kekasih yang cantik, itulah yang kupikirkan dulu. Dan sekarang, gadis cantik itu akan lebih baik jika menungguku di rumah. (Jeda) Aku tidak mau kesepian. Tidak peduli seberapa kerasnya, ketika aku memikirkan bila ada dia yang sedang menungguku, aku tidak akan kesepian lagi. Aku akan berjuang semampuku untuknya.
Aku tidak bisa berjanji aku akan membuatmu menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Aku juga tidak bisa berjanji aku tidak akan berubah hati pada orang lain, tapi... Cintaku telah tumbuh lebih dari 12 tahun yang lalu, aku akan terus membiarkannya tumbuh, aku akan membuatnya lebih kuat. Selama aku masih hidup, aku berjanji kau akan menjadi orang yang paling berharga di dalam hidupku. 
Soo Wan, Yoon Soo Wan, maukah kau menjadi bagian dari keluarga Park Dong Joo?


Yoon Soo Wan: Aku akan berada di rumahmu. Aku akan menunggumu setiap hari.... :’)
[Angel Eyes episode 11]









Yes You



if i had to live my life without you near me

The days would all be empty
the nights would seem so long 
with you i see forever oh so clearly

i might have been in love before 

but it never felt this strong, 

our dreams are young and we both know 
they'll take us where we want to go, 
hold me now, touch me now


i don't want to live without you... 


nothing's gonna change my love for you,
you ought to know by now how much i love you
one thing you can be sure of 
i'll never ask for more than your love 

nothing's gonna change my love for you 
you ought to know by now how much i love you 
the world may change my whole life through but, nothing's gonna change my love for you 

If the road ahead is not so easy, 
our love will lead the way for us, like a guiding star, 
i'll be there for you if you should need me, 
you don't have to change a thing, i love you just the way you are... 
so come with me and share the view.. 
i'll help you see forever too 
hold me now, touch me now 

i don't want to live without you...

nothing's gonna change my love for you,
you ought to know by now how much i love you
one thing you can be sure of
i'll never ask for more than your love

nothing's gonna change my love for you 
you ought to know by now how much i love you 
the world may change my whole life through but, nothing's gonna change my love for you 

nothing's gonna change my love for you,
you ought to know by now how much i love you
one thing you can be sure of
i'll never ask for more than your love


nothing's gonna change my love for you
you ought to know by now how much i love you 
the world may change my whole life through but, nothing's gonna change my love for you 

nothing's gonna change my love for you, 
you ought to know by now how much i love you 
one thing you can be sure of 
i'll never ask for more than your love 

nothing's gonna change my love for you 
you ought to know by now how much i love you 
the world may change my whole life through but, nothing's gonna change my love for you

[Airsupply - Nothing's gonna change my love for you]

will you be my sweetest groom? jangan lupa nyanyikan di pernikahan kita, ah iya :D



hey you, yes you...
kau yang selalu kunanti.

tuan berbudi baik, maukah kau memahami kisahku.

Kau yang begitu dinanti oleh ibuku. Terkadang lelah menyuruhku menyerah. Ini bukan menyerah, hanya duduk sebentar di tepian, dan menyeka peluhku meski tak sampai kering. kemudian aku bangkit lagi, melanjutkan separuh perjalanan yang tertinggal.. Ya, aku ingin segera menemukanmu. Ingin segera menemuimu. Mari kita berbagi cerita. ya, cerita yang kadang tak tersampaikan pada siapapun yang kemudian membuatku pura-pura lupa. Maukah kamu menjadi tempat berbagi itu? Mari kita berbagi suka, waktu yang terlewatkan tak bersamamu aku akan menggantinya dengan sisa usiaku. Mari kita berbagi duka, yang terlalu sering kusimpan dalam hati dan dalam folder komputer kecilku. Mari kita saling berbagi rencana kehidupan kita, keinginan, harapan, mimpi, cita-cita, dan cinta kita. Mari bagi denganku, pekerjaan yang kadang mungkin membuatmu lelah, membuatmu bosan. Mari bagi denganku, semua beban di pundakmu, di dadamu. Genggam tangaku, dan kita akan berjalan tangguh jika bersama, kita akan lebih kuat jika bersama.

Kamu tidak perlu membawakan tasku, tak perlu membawakan bukuku, tak perlu membawakan barang belanjaku, tak perlu membawakan sekarton air mineral yang sering kupikul sendiri, tak perlu membawakanku segalon air mineral, tak perlu membawakanku seember cucian kotor. Aku tak perlu semua itu untuk kau bawakan, karena aku bisa melakukannya sendiri. Yang tidak bisa aku lakukan sendiri, adalah mencintai. Dan yang dapat melakukannya hanyalah dirimu, yes you. Kamulah yang menyimpan kosakata 'saling' sehingga kita bisa saling mencintai. Kosakata 'saling' baru bisa dilakukan jika itu dilakukan oleh dua orang, dan itu adalah kita berdua.

Jika banyak keinginanmu yang tak bisa kamu bendung, maka berpuasalah. Dari sini aku selalu berdoa untukmu supaya kamu tidak salah arah ataupun lupa arah jalan untuk bertemu tulang rusukmu. Ridha mamah adalah ridha Allah, insya Allah. Ridha bapak, juga ridha Allah insya Allah. Kau yang selalu mencintai ayah dan ibumu, aku siap untuk berbakti pada mereka, dan aku siap untuk berbakti padamu, aku siap untuk mencintaimu, aku siap untuk menghabiskan sisa usiaku bersamamu, aku siap mengabdi untukmu, aku siap menjadi bidadarimu di surgaNya nanti.

Dimanakah kamu? Kau adalah misteri yang tak mampu dipecahkan teknologi secanggih apapun. Kamu adalah rahasiaNya. Teknologi gps, google map tak akan sanggup memecahkannya. Jadi untuk apa kita bergantung pada teknologi dan manusia untuk bisa mempertemukan kita, kita hanya perlu Dia. Jika kamu mencintai Dia, dan akupun mencintai Dia, selanjutnya kita hanya perlu percaya bahwa cinta segitiga kita ini mampu mempertemukan kita berdua. Just believe it :)

Kepadamu, aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi keinginan untuk segera bertemu.Jangan lupa untuk bertemu denganku sebelum usiaku 24 tahun, di 8 November 2014 ya :)

After all, Allah is the Best Designer. If something is meant to be, it will happen. With the right person, at the right circumstances, and for the best reason which answered your questions. So there is no need to rush. Experiences gives you lessons in life. When you think your life is miserable, take time alone and pray; there is something to be thankful everyday. Working on your relationship with Allah swt and willing to be a better person. Everything happens for a reason. Man Jadda Wa jadda. (Quote of Mrs. Dude)


Dia indah meretas gundah, dia yang selama ini kunanti..
membawa sejuk, memanja rasa, dia yang selalu ada untukku..

di dekatnya aku lebih tenang,
bersamanya jalan lebih terang...

tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
berdua kita hadapi dunia 
kau milikku, ku milikmu, kita satukan tuju... 
bersama arungi derasnya waktu, 
kau milikku, ku milikmu, 
kau milikku, ku milikmu, 

Bila di depan nanti, banyak cobaan untuk kisah cinta kita, 
jangan cepat menyerah, kau punya aku, ku punya kamu... selamanya akan begitu... 

tetaplah bersamaku, jadi teman hidupku 
berdua kita hadapi dunia 

kau jiwa yang selalu aku puja

[Tulus-teman hidup]

and i wanna sing this song... for you, yes you.. aha, yes you
yes, and i wanna be your sweetest bride
:D

Run To You

Go Hye Son yang punya Angel Eyes, bener-bener bisa bikin hati porak poranda, jungkir balik bungge jumping sejak episode awal.. guling gulig nangis, tapi nagih bikin addicted.. oh my Godness *ala hubae
dan akhirnya jjjjajaaaang... nemu beberapa soundtracknya yang juga bikin nangis sendu mellow ala yuni shara.. Judulnya "Run To You"


[Run To You]
Artist: Lasse Lindh
Original Soundtrack - Angel Eyes



With you... Everything seems so easy
With you... My heartbeat has found its rhythm
With you... I'm so close to finding my home

With you... I don't care if I´m a little bit crazy
Cause with you nothing's wrong

I was broken, I was wasted
Then you came like an angel in the rain
Love used to slip trough me like waters slips trough hands
But with you it changed I know, I feel I am closer to your heart.

I am run run running to you
And I'll keep you safe forever
Through the tears,
trough the love and all the nights we share
I am run run running to you
And I'll keep you safe forever
Don't you know my love,
don't you know two hearts can beat as one?

Love used to slip trough me like water slips trough hands but no more
No more lonely nights, no more, no more
So come on, come on, hold on, hold on, hold on

I am run run running to you
And I'll keep you safe forever
Through the tears,
trough the love and all the nights we share
I am run-run-running to you
And I'll keep you safe forever
Don't you know my love,
don't you know two hearts can...
I am run run running to you
And I'll keep you safe forever
Through the tears,
trough the love and all the nights we share
I am run run running to you
And I'll keep you safe forever
Don't you know two hearts can beat as one?

Cinta Megah

Beberapa hari yang lalu saya pulang ke kampung halaman saya menggunakan kereta. Kereta yang saya tumpangi terkenal dengan rendah hati dan lapang dadanya yang luar biasa. Ya, Prameks. dengan uang duabelas ribu kita bisa menumpang dari ujung Balapan hingga ujung Kutoarjo, rendah hati sekali dia. Lapang dadanya adalah dia satu satunya kereta yang nggak pernah protes apabila harus didahului oleh kereta lainnya yang lebih mewah. Menunggu di salah satu stasiun hingga dilewati empat keretapun, prameks bisa sangat lapang dada.. :D back to topic. Hari itu saya sengaja duduk di gerbong biasa, bukan gerbong khusus perempuan tempat favorit saya. Toh, hari itu bukan weekend yang biasanya digunakan untuk mudik para perantau, yang menyebabkan kereta penuh sesak. Oke, saya dapat tempat duduk. Hingga stasiun Purwosari, samping kanan kiri kosong tidak ada yang menempati. Saya sengaja duduk di bagian tengah yang tidak terlalu pinggir, tepat di samping sandaran. Di stasiun Purwosari sebelah kanan saya duduk seorang ibu muda bersama dua anaknya, yang satu rombongan dengan suaminya yang menggendong anak paling kecilnya tetapi duduk di seberangnya. Sejak saat itu, saya mulai memperhatikan tiga anak kecil yang sibuk melakukan banyak hal. Bertanya, tertawa, bermain gadget, bermain boneka masha and the bear dan banyak hal lainnya. Saya cuma memperhatikan mereka. Hingga sampai di stasiun lempuyangan, tiga bapak-bapak di samping kiri suami ibu itu turun, dan ibu beserta dua anaknya pindah ke samping bapak tersebut untuk berkumpul menjadi satu. Lengkap, seorang bapak, ibu, anak perempuan yang paling besar, anak laki-laki, dan anak perempuan paling kecil. Samping kanan saya kosong dan ditempati oleh dua orang laki-laki muda ala smash. Ah, saya tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan. Gesturnya agak mencurigakan :D

Sejak dari lempuyangan itu, saya menyaksikan pemandangan penuh cinta yang begitu megah. Kedua anak perempuan itu sibuk bermain boneka Masha, sedang adik kedua yang laki-laki berkata pada ibunya bahwa dia sangat mengantuk, kelelahan. Kemudian ibu muda itu berkata kepada suaminya untuk menukar adik perempuan yang paling kecil yang sedang di gendong sang ayah dengan adik laki-laki kedua itu. Ibunya menyuruhnya tidur dipangkuan sang ayah, sedang adik terkecilnya berada di pangkuan ibunya. Nampaknya, rasa kantuk itu menular. Hingga membuat kedua anak perempuan itu juga mengantuk dan tertidur. Adik perempuan paling kecil berada di pangkuan sang ibu, sang kakak laki-laki kedua berada di pangkuan sang ayah, dan kakak perempuan tertua tertidur pulas terduduk di antara keduanya. Saya menikmati pemandangan meneduhkan itu. Sang ayah, tidak hanya memangku anak laki-lakinya, meskipun tangan kirinya sedang memainkan gadget untuk menerima telepon, tetapi tangan kanan sang ayah rela untuk digunakan sebagai alas tidur bagi kepala anak perempuannya hingga beberapa jam ke depan sampai tujuan akhir kereta prameks. Beberapa kali sempat sang bapak, meminta bantuan kepada istrinya untuk mengangkatkan kepala anak perempuannya sesekali, untuk meregangkan tangannya yang mungkin membuatnya ngilu, kemudian ia kembali meletakkan tangannya ke posisi semula. Beberapa kali pula, saya melihat sang ayah yang telah mengantongi gadgetnya, mengusap anak laki-laki menggunakan tangan kirinya karena sang anak kelelahan yang menyebabkan ia melongop dan ngeces :D ibu dan bapak itu saling menatap dan tersenyum menggoda.

Entahlah apa yang sedang saya pikirkan, barangkali cinta itu bisa tampak sederhana sekaligus tampak begitu megah. Saya tidak bisa menyebut bahwa cinta, adalah kamu. Tetapi cinta itu adalah mereka, ada antara mereka, atau ada antara kita. Karena cinta butuh dua orang untuk melakukannya, hingga cinta terbentuk satuan lingual kerja 'saling mencintai'.


Cinta itu begitu megah, karena pemberian yang begitu berharga di dalam hidup adalah ketika mampu menebar cinta tiada henti.

Cinta itu begitu sederhana, jika kamu merasa tidak mampu membuatnya tertawa cukuplah untuk membuatnya tidak terluka.


"No one can change a person but a person can be a reason someone changes.." [Spongebob]

Senja di Kota itu [21 April 2014]

Perempuan itu mencoba membaca tanda di wajahku. Aku pergi tak menghiraukan siapapun, mataku panas, memerah kemudian hujan siang itu semakin deras. Siapa yang peduli? Kemudian aku duduk di teras tempat itu. Tempat yang paling mengerikan sepanjang hidupku. Bau yang mungkin akan membuat nyinyir semua orang. Rumah sakit. Pembicaraan yang baru saja terjadi membuatku tak menghiraukan perasaan siapapun, termasuk perasaanku sendiri. Aku baru sadar, bahwa selama ini kepedulianku pada perasaanku tidak lebih besar daripada perasaan kasihku kepada orang lain. Begitu egoiskah aku pada diriku sendiri? Ya, hari ini kukeluarkan semua jeritan yang kupendam. Aku menangis sejadi-jadinya di teras tempat itu. Tak peduli, dokter, perawat maupun pasien yang melihatku iba. Aku hanya berjanji, bahwa aku hanya boleh bersedih maksimal hingga matahari terbenam. Selama ini aku hanya tutup kuping dengan earphone tak bernada yang terpasang di telingaku jika orang berkata tidak baik tentangku, tentang bapakku, tentang emakku, tentang orang-orang yang kucintai. Lalu kemana saja aku selama ini? Aku hanya tak mau berdebat. Manusia tidak pernah benar di mata manusia lain. Kebenaran hanya milik Tuhan. Jika suatu persoalan terjebak pada orang yang usianya muda dengan orang tua, maka kebenaran adalah milik orang tua, dan sisanya untuk yang muda. Yang muda diam, yang tua berbicara tiada henti karena merasa benar. Aku jengah. Aku ingin didengar.

“Ya sudah, urusanku di sini sudah selesai. Aku akan pulang. Akan kutelpon kamu besok. Hati-hati di jalan.”
“Usia manusia tak sepanjang itu.” Kutelan kembali kata-kata ini sebelum melompati tenggorokan.
Ada sesuatu dari masa lalu mencegahku mengucapkannya betapapun sosok itu bukan saja sudah tertinggal lebih dari lima kilometer, meninggalkan rumah sakit melainkan bahkan, kehangatannya padaku, telah terpatri lebih lama dari itu. Aku menuju stasiun. Kembali ke kota perantauanku. Ia sudah cukup pulih untuk pulang dari rumah sakit bersama orang yang lebih ia sukai.
Suasana ramai stasiun tidak cukup mengalihkanku dari moment 1 jam yang lalu. Ada bagian yang membuatku sedih, sesedihnya. Pertanyaan liarku ini kemudian menguasai pikiranku, "Tidak begitu membanggakankah aku di matanya? Andai kamu tahu bahwa akupun sedang berikhtiar dan selalu berdoa untuk dapat membahagiakanmu..." Aku menahan airmataku, tertahan hingga 3 jam ke depan meskipun beberapa kali sempat terjatuh di dalam gerbong. Hanya akan kubasuh. Tidak akan lagi kumemungutnya. Tidak akan ada yang melihatnya.

Apa yang akan terjadi jika seseorang yang mencoba menyampaikan tentang bagaimana bersikap baik dan santun, justru dianggap anak sok tahu dan durhaka oleh seseorang yang dianggap memiliki surga di bawah telapak kakinya? Ketakutan terbesarku adalah ia akan benar-benar dibenci oleh Tuhannya.

Pernah mencoba merasakan betapa dinginnya hembusan angin di sore hari? Senja hari itu kunikmati di teras balkon belakang kosku. Sendirian. Aku hanya sedang berusaha menepati janjiku untuk bergembira setelah maghrib nanti dengan memejamkan mata, merasakan dinginnya hembusan angin sore itu, merasakan betapa hangatnya air mata. Kubuka mataku. Tidak kah kau lihat setiap senja menjelang maghrib selalu ada kawanan besar burung-burung liar yang melintas cepat dari langit menuju ufuk barat? Ya, dan aku melonjak kegirangan, bahwa bayangan segelap apapun itu tidak akan menyala selamanya, karena saat itu jualah saatnya matahari terbenam di ufuk barat. Dan senikmat apapun harta yang burung itu temukan di setiap siang hari, ia akan kembali ke rumahnya setiap hari pula, keluarga.


Dia, gadis sederhana

Nanti ada saatnya gadis berkerudung merah itu mencari atau dicari atau malah dicarikan seseorang untuk mendampingi hidupnya. Pernah dengar, “Laki-laki bebas memilih namun wanita berhak menolak”. Seems like true..

Jadi dia berhak menolak laki-laki yang mempunyai mobil tapi hasil dari orang tuanya. Dan iapun berhak menerima laki-laki yang meski hanya memiliki sepeda gunung tetapi dibeli dari hasil kerjanya sendiri.

Dia berhak menolak laki-laki yang gaya, fashion, style sudah se keren aktor atau boyband korea. Dan diapun berhak menerima laki-laki yang kesehariannya hanya memakai kaos dan baju koko.

Dia berhak menolak laki-laki yang memasang foto oki setiana dewi di ponselnya. Dan saya berhak menerima laki-laki yang selera musik dan bacaannya sama dengannya.

Dia berhak menolak laki-laki tampan yang sholatnya hanya saat magrib saja atau saat shalat jumat saja. Dan dia berhak menerima laki-laki sederhana yang selalu memenuhi kewajiban shalatnya dan mengusahakan untuk selalu tepat waktu serta selalu berusaha meluangkan waktunya untuk shalat sunnah.

Dia berhak menolak laki-laki yang terlalu mementingkan makan enak dan mewah, dan dia berhak menerima laki-laki yang akan mengajaknya untuk berpuasa sunnah.

Dia berhak menolak laki-laki yang kebal kebul dengan bangga membakar uangnya, uang bapak ibunya untuk merokok, dan dia berhak menerima laki-laki yang justru meluangkan waktunya di tengah kesibukannya bekerja atau belajar di perantauan untuk menemui dan menjenguk bapak ibunya di kampung halamannya.

Dia berhak menolak laki-laki yang terlampau sering melontarkan kata-kata kasar pada temannya, dan dia berhak menerima laki-laki yang tidak gengsi menjalin hubungan harmonis dan akrab dengan teman-temannya.

Dia berhak menolak atau menerima, tetapi pada akhirnya dia masih harus menunggu untuk menerima seseorang yang akan memilih dia nantinya.. Dia, gadis sederhana yang tidak rupawan dan begitu mencintai Tuhannya.

@fiktif

Surat Ibu

Teruntuk anakku nun disana,

Anakku...
Ini adalah surat dari ibumu yang lemah. Aku menuliskannya dalam keadaan malu, setelah keragu-raguan dan penantian panjang. Berkali-kali aku menahan untuk menggenggam pena. Akan tetapi, air mata menghalangi dan menghentikannya, maka mengalirlah rintihan hati.

Anakku...
Setelah umur panjang ini, kulihat engkau telah menjadi seorang pria dewasa yang memiliki akal sempurna dan keseimbangan emosional. Dan engkau berkewajiban membaca lembaran ini. Lalu jika engkau ingin, robeklah ia sebagaimana engkau telah merobek-robek sisi-sisi hatiku sebelumnya.

Anakku...
Dua puluh lima tahun lampau adalah hari yang benderang dalam hidupku. Ketika dokter memberitahuku bahwasanya aku hamil!. Para ibu, wahai Ananda, tahu betul makna kata-kata ini. Ia adalah campuran dari gembira dan bahagia, dan permulaan perjuangan di samping perubahan-perubahan psikis dan psikologis...
Setelah kabar gembira ini, aku mengandungmu selama sembilan bulan dalam perutku dengan penuh kegembiraan. Aku berdiri, tidur, makan, dan bernafas dengan payah. Akan tetapi, itu semua sama sekali tidak mengurangi kecintaan dan kegembiraanku dengan kehadiranmu. Bahkan, cinta dan kerinduan kepadamu terus tumbuh dan berkembang hari demi hari.
Aku mengandungmu hai anakku, dengan kesusahan diatas kesusahan, kepedihan diatas kepedihan. Aku gembira dengan gerakanmu, senang dengan bertambahnya bobotmu, padahal itu adalah beban yang berat bagiku...

Sungguh itu adalah masa-masa berat nan panjang. Setelah datang fajar yang membelah malam, dimana ku tidak dapat memejamkan mata. Aku menahan sakit, pedih, takut, dan cemas yang takkan mungkin pena ini dapat melukiskannya, dan lisan ini dapat menggambarkannya.

Sakitku kian bertambah hingga aku tak sanggup lagi menangis. Berkali-kali aku melihat kematian dihadapan mataku. Sehingga engkau keluar ke dunia ini, maka bercampurlah air mata kegembiraanku yang menghapus segala kepedihan dan lukaku, bahkan aku merindukanmu betapapun pedih lukaku. Dan aku menciummu sebelum setetes air pun membasahi tubuhmu.

Wahai anakku...
Tahun demi tahun umurmu terus berlalu. Aku terus membawamu dihatiku, dan memandikanmu dengan tanganku. kujadikan haribaanku sebagai kasurmu, dadaku sebagai makananmu. Aku begadang malam hari agar engkau dapat tidur dengan pulas. Dan aku merasakan lelalh dan kantuk disiang hari.
Harapanku sepanjang hari adalah melihat senyumanmu; dan kegembiraanku setiap saat adalah engkau meminta sesuatu yang kubuatkan untukmu. itulah puncak kebahagiaanku.
Siang dan malam terus berlalu, sedangkan aku terus dalam kondisi seperti itu; melayanimu tanpa jemu, dan menyusuimu tanpa henti, bekerja tanpa lelah, dan mengajakmu pada kebaikan, serta membimbingmu tanpa putus asa. Aku merawatmu hari demi hari sehingga engkau tumbuh menjadi kuat, menjadi seorang pemuda, dan tampak padamu tanda-tanda kedewasaan. Lalu akupun berlari kian kemari mencarikan wanita idamanmu.
Tibalah saat pernikahanmu. Hari engkau bersanding, maka hatiku terasa terputus. Air mataku mengalir karena gembira tetapi sedih karena akan berpisah denganmu.
Malam-malam telah menjadi kelam, hari-hari kian panjang, aku tidak melihatmu dan tidak mendengar suaramu, dan engkau masa bodoh dengan sebaik-baik orang yang merawatmu.

Wahai anakku...
Jadikan aku seperti kedudukan temanmu yang paling jauh! Jadikanlah aku wahai anakku, salah satu terminal bulanan dalam kehidupanmu agar aku dapat melihatmu walau hanya sesaat...

Wahai anakku...
Tulang punggungku telah rapuh, jemarikupun telah gemetaran, serta penyakit telah menggerogoti tubuhku dan melemahkanku. Aku berjalan, berdiri dan duduk dengan susah payah, namun hatiku masih tetap penuh dengan cinta dan kasih kepadamu.
Jika suatu hari ada seseorang yang memuliakanmu, tentulah engkau akan memujinya atas perbuatan baiknya itu. Sementara ibumu telah berbuat baik terhadapmu dengan kebaikan yang tidak pernah engkau lihat sebelum dan sesudahnya. Ibumu telah berkhidmat untukmu tahun demi tahun...

Wahai anakku...
Setiap kali aku mengetahui engkau bahagia dalam kehidupanmu bertambah kegembiraan dan kebahagiaanku. Jadikanlah aku seperti seluruh pembantumu yang engkau beri upah dan berilah aku upah berupa kasih sayangmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.

Duhai anakku...
Aku berangan-angan untuk melihatmu dan tidak menginginkan selain dari itu. Biarkanlah aku melihat masamnya mukamu, pahitnya senyummu, dan gelegak amarahmu...

Wahai anakku...
Hatiku hancur, air mataku mengucur. Aku bersyukur engkau telah hidup berlimpah rezeki. Banyak orang selalu membicarakan kebaikan akhlakmu serta kedermawananmu. Aku, seorang wanita lemah yang telah digerogoti kerinduan, dicambuk kesedihan. Seorang wanita yang menjadikan kesedihan sebagai syiarnya dan keresahan sebagai selimutnya.

Duhai anakku...
Inilah pintu surgamu. Laluilah ia. Ketuklah pintunya dengan senyum tulus, permohonan maaf, serta pertemuan yang baik. Semoga aku menemuimu disana dengan rahmat Tuhanku sebagaimana Rasulullah pernah bersabda,
"Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah, jika engkau ingin, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah ia..." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Anakku...
Sejak engkau menjadi pemuda, yang mencari dan mengharapkan pahala. Tapi sekarang engkau melupakan hadits Nabi,
"Sesungguhnya sebaik-baik amalan kepada Allah shalat tepat pada waktunya, kemudian berbakti kepada kedua orang tua, kemudian berjihad dijalan Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah dia pahala itu. Tanpa perlu memancung tenggorokan dan menumpahkan darah di medan jihad. Sesungguhnya aku berdo'a semoga engakau tidak termasuk golongan yang dikatakan Nabi Shallallahu alaihi wassallam,
"Sunguh celaka, sungguh celaka, sungguh celaka!" Dikatakan, "Siapa ya Rasulullah?" Beliau bersabda, "Seorang yang mendapatkan kedua orang tuanya di usia tua, salah satu atau keduanya, kemudian dia tidak masuk surga..." (HR. Muslim)
"Maukah kalian aku sampaikan tentang dosa yang terbesar?" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengucapkannya tiga kali. Para sahabat menjawab, "Ya, wahai Rasulullah". Beliau bersabda, "Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua." (HR. Bukhari).
"Tidak masuk surga orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya." (HR. Ahmad).
"Tiga golongan orang yang tidak akan dilihat (dengan pandangan rahmat) oleh Allah pada hari kiamat; orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, orang yang suka minum minuman keras, orang yang suka mengungkit pemberiannya." (HR. Nasaai dan dinyatakan shahih oleh Albani).
"Terlaknat orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya." (HR. Hakim dan Thobrani serta dinyatakan shahih oleh Albani dalam Shahih at-Targhib wat-Tarhib, 2/334).

Wahai anakku...
Aku tidak akan mengangkat keluhanku dan tidak mengungkap kesedihanku kepada Allah, karena jika keduanya membumbung tinggi keatas awan, lalu sampai kepintu langit... Niscaya engkau akan ditimpakan azab dan kesialan perbuatan durhaka, yang turun kepadamu, dan keluargamu akan ditimpa musibah.
Tidak! Aku tidak akan melakukan itu wahai anakku... Engkau tetap belahan jantungku, penyejuk hatiku, dan perhiasan duniaku...
Uban telah menghiasi rambutmu duhai anakku. Engkau akan semakin tua. Suatu saat engkau akan menulis surat kepada anak-anakmu dengan airmata, sebagaimana aku menuliskannya kepadamu. Dan dihadapn Allah semua akan dikumpulkan dan diadili.

Wahai anakku...
Takutlah kamu kepada Allah. Perlakukanlah ibumu dengan baik. Seka airmatanya, hapus luka dan kesedihannya. Walau luka tetap akan meninggalkan goresan. Sesungguhnya surga ada diantara kedua telapak kaki ibumu.
Camkanlah wahai Anakku!

Ketuaan mulai nampak dalam belahan rambutmu. Tahun demi tahun akan berlalu, dan engkau akan menjadi tua renta, sedangkan setiap perbuatan pasti akan dibalas setimpal. Engkau akan menulis surat kepada setiap anak-anakmu dengan cucuran air mata, sebagaimana yang ibu tulis untukmu. Dan di sisi Allah, akan bertemu orang-orang yang berselisih, hai Anakku. Maka bertakwalah engkau kepada Allah terhadap ibumu. Usaplah air matanya dan hiburlah agar kesedihannya sirna.
Robek-robeklah surat ini setelah engkau membacanya. Namun ketahuilah, siapa saja yang beramal shaleh, maka keshalehan itu buat dirinya sendiri, dan siapa yang berbuat jahat, maka balasan buruk bakal menimpanya.
"Barangsiapa mengerjakan kebajikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa berbuat jahat, maka (dosanya) menjadi tanggungannya sendiri. Dan Rabbmu sekali-kali tidaklah menzalimi hamba-hamba-Nya." (QS. Fushshilat: 46).
Ibumu yang merindukan......

" isi surat dari buku karya Abu Zubeir Hawary "

(ke)mungkin(an) saat aku tak mengangkat teleponmu

Aku bisa saja tidak mengangkat teleponmu, karena mungkin aku sedang menangis. Aku hanya tak ingin suaraku terdengar sangat menyedihkan. Aku tak mengangkat teleponmu.
Kemudian beberapa saat kemudian atau satu hari setelah itu aku akan menelponmu sebagai ganti kamu telah menelponku namun tak kuterima. Kamu memarahiku, karena aku begitu sulit dihubungi. Aku memilih itu. Aku memilih dimarahi olehmu daripada kamu harus mendengar suaraku yang begitu menyedihkan.

Abah

Tak sempat ku mengerti kau tunjukkan arah saat ku tersesat
beri cahaya saat ku sendiri dalam gelap
namun waktu tak pernah rela menunggu
hingga akhirnya kau pun pergi

terlambat kusadari kau teramat berarti
terlambat untuk kembali dan untuk menanti kesempatan kedua yang tak akan mungkin pernah ada

baru ku teringat kau hembuskan angin saat ku bernafas
siramkan air saat aku dalam kekeringan
namun tak pernah ku hiraukan semuanya
hingga kini kau pun tiada

biarkan ku hidup dalam penyesalan ini, sampai nanti kau akan kembali

[Cakra Khan - Setelah Kau Tiada]


Aku seorang gadis remaja yang kuliah di sebuah universitas di kota kecil kelahiranku. Seumur hidupku hingga aku kuliah sekarang ini, semua adalah keputusan abah. kuliah dimana jurusan apa termasuk semua itu. Aku menurut. Hingga saat nya aku lulus dan di wisuda, abahlah yang mencarikan pekerjaan untukku melalui kolega kantornya. Dan saat itu aku berontak. Aku merasa sudah berhak menentukan arah hidupku sendiri tanpa campur tangan abah. Aku sudah dewasa. Yah aku merasa sudah dewasa saat itu. Ku koreksi. Bahwa selama ini aku merasa hanya menjadi manusia yang hanya abah inginkan. Tapi bukan aku. Aku memilih kabur dari rumah. Dan kepergianku selama satu minggu tak pernah diketahui oleh siapapun. Aku kembali ke rumah setelah satu minggu, dan kamu tahu? Abahku sakit dan hanya ada ibu yang menungguinya di rumah. Gengsiku masih terlalu gedhe untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu. Tidak abah tidak juga ibu membicarakan masalah yang menyebabkanku pergi dari rumah. Kuanggap abah masih pada keputusannya dan akupun masih pada keputusanku. Aku harus mempertahankan pendapatku.

Malam harinya tanpa pembicaraan basa basi pada abah dan ibu aku beranjak masuk ke kamar dan tidur. Menjalang pukul setengah dua belas malam ibu membangunkanku.

Menangis dan panik, dan ibu berkata, "cepat ke kamar abahmu. Sakit abahmu kambuh." Aku loncat dari kasurku menuju kamar abah.

Abah merintih kesakitan dan abah berkata, "dek beli obat ini di apotik ya sekarang."

Tanpa pikir panjang aku membawa bungkus obat yang sudah tak ada isinya milik ayah itu. Aku mengeluarkan motor dan menuju apotik terdekat untuk membeli obat. Aku menangis di tengah jalan sembari mengendarai motor seorang diri. Aku hanya.... merasa sangat bersalah... jika keras kepalaku membuatku belum kembali ke rumah saat ini aku tidak tau apa yang akan terjadi. Siapa yang akan keluar tengah malam membelikan obat abahku ke apotik sementara ibu tidak bisa mengendarai kendaraan.


Masih bisakah aku berkata, aku sudah dewasa dan berhak menentukan pilihan hidupku sendiri? Sementara aku adalah anak abah dan ibu. Selamanya aku tetap anak-anak. Selamanya aku tetap anak. Setidaknya bagi mereka. Tidak berhak aku berkata, bahwa hidupku tidak berhak dicampuri oleh orang lain, apalagi orangtuaku sendiri. Dan aku tidak mau terlambat menyadari bahwa segala keputusan dan kebaikan abah ibu yang dilakukan untukku, adalah semuanya demi kebaikanku, demi kebahagiaanku. Dan hidupku harusnya mendengarkan orang lain, tentu aku tidak boleh acuh.

Satu minggu selama kepergianku, bukannya abah dan ibu tidak mencari atau menanyakan keberadaanku pada teman-teman, mereka hanya mau aku bahagia dalam jalan yang ku pilih itu, menyadari segala keputusanku itu yang akan membawaku pada kebahagiaanku, mereka membiarkanku dulu, agar aku bahagia.