Ya. Aku tahu. Aku selalu ingat saat itu karena hari itu adalah hari ulang tahunku. Hari ulang tahun terbaik yang pernah kualami, juga pada tahun-tahun berikutnya.
Pada bulan dengan musim penghujan, satu tahun satu bulan sebelum aku memutuskan bersamamu dalam hujan, kau datang malu-malu memberiku sebuah bingkisan.
“Ini untukmu. Dariku yang tidak bisa menakjubkan,” katamu pendek.
Kau selalu begitu, rendah hati dengan mengatakan tidak bisa menakjubkan. Padahal kau telah berbuat kebaikan yang tak pernah dilakukan satu orang pun terhadapku sebelumnya. Aku ingin mengingatkanmu, dalam cerita-cerita, kebaikan bahkan selalu menakjubkan para malaikat.
perempuan ini, paling beruntung di antara yang lainnya... di saat sehelai demi sehelai rambut di balik kerudungnya mulai jatuh satu per satu, di saat itulah ia tahu bagaimana ia harus bahagia.. ia tahu, laki-laki itu punya cinta yang tidak akan bisa dihitung jika dibandingkan dengan rambut yang sering kali ia tangisi. Baginya, rambut bukan mahkota baginya, kerudungnya lah mahkota baginya.
Aku berikan satu ginjalku sebagai mahar. Itu permintaanmu atas kelalaianku satu bulan yang lalu, selain bahwa kau tak akan bisa bertahan hidup lebih lama tanpa ginjal yang sehat. Aku memilih tidak mundur.
Kau tidak perlu ragu setelahnya karena bagaimana pun cinta berarti memberi. Tak ada kata ‘keberatan’ dan ‘pamrih’. Toh, kita akan bisa bersama dan tak ada satu yang Terbang meninggalkan yang lainnya, kecuali yang di Sana menghendaki lain.
Kalau penyakit itu takdirmu, pemberianku itu tak lain adalah takdirmu juga. Hari ini, aku memutuskan bersamamu dalam hujan. Kau membuat pelangi.
1 komentar:
http://www.youtube.com/watch?v=7KOwo6U0Fn4
“Ini untukmu. Dariku yang tidak bisa menakjubkan,” katamu pendek.
Kau selalu begitu, rendah hati dengan mengatakan tidak bisa menakjubkan.
"Aku berikan satu ginjalku sebagai mahar."
Itu permintaanmu atas kelalaianku satu bulan yang lalu, selain bahwa kau tak akan bisa bertahan hidup lebih lama tanpa ginjal yang sehat. Aku memilih tidak mundur.
Kau tidak perlu ragu setelahnya karena bagaimana pun cinta berarti memberi. Tak ada kata ‘keberatan’ dan ‘pamrih’.
Cinta, hanya memberi tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia.
Posting Komentar