Semesta Bertakbir... ^_^

Maha Besar Allah....
Allahuakbar...
Jumat 10 September 2010...
Bahagia.... Rasa yang pasti ada di hati setiap umat muslim hari itu.. Karena kemenangan sudah ada didepan mata. Akan tetapi, rasa itupun dibalut oleh rasa sedih yang mendalam karena ramadhan yang merupakan ladang amal akan pergi meninggalkan kita.
Pagi itu, langit tampak cerah dan udara sejuk. Allah memang Maha Kuasa atas segala yang ada di muka bumi ini. Allah menurunkan hujan pada hari sebelum takbir berkumandang di bumi Purworejo (mungkin juga terjadi di kota lain), Allah menurunkan hujan membasahi bumi yang tidak sebentar, kemudian Allah juga menghendaki malam jumat dan jumat pagi, agar langit terang benderang supaya seluruh umat muslim dapat menyambut dan melaksanakan shalat ied secara suka cita. Sungguh aku mengagumi kejadian ini... Pagi-pagi, aku bangun. Kemudian aku shalat subuh... Setelah itu aku membuka jendela, kudapati udara yang sejuk, baunya seperti bumi yang baru saja diguyur hujan, setelah sekian lama terkena terik matahari. Sejuk sekali... Kemudian aku membersihkan rumah, membantu ibukku. Setengah tujuh, aku,bapakku, ibukku, dan masku pergi ke masjid... Kusaksikan keagungan Allah Yang Maha Dahsyat,, beratus-ratus orang menyebut asma Allah, dengan barisan yang tertata sangat rapih..

"Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau memaafkan kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa" (QS An Nisaa 149)... Yak, memang tidak harus pada hari idul fitri saja kita saling bermaafan..  dan tidak ada salahnya pula, kali ini aku meminta  maaf pada siapapun yang pernah kusakiti... "Maafkan ari... Thanks for being a party of my life.."

Untuk itu, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H, sahabatku...
Maafkan segala kesalahan, kelalaian, keangkuhan, ke'pelit'an, ke'njelei'an, kemarahan, kebodohan, ke'congkak'an, dan kekhilafanku yang lain yang mungkin menyakiti hati kawanku semua... Maaf...

Hmmm... tapi, akankah aku bertemu dengan Ramadhan yang akan datang... Aku hanya berharap, semoga aku menjadi pribadi yang lebih baik, pribadi yang bisa bersyukur atas segala pemberianMu, Yaa Allah....
Aku mulai merindukan, saat-saat maghrib setelah ashar itu, yaa Allah...

Mungkin tulisan ini terlambat untuk di post... tapi aku pikir tidak ada keterlembatan untuk mengingat betapa besarnya Kuasa Allah pada kehidupan kita... Allah-lah yang menghidupkan dan meniadakan kita, untuk itu aku mencukupkan diri atas cinta yang hanya datang dari Allah... itu saja...

Si Meong.... Aku merindukanmu....

-->
Belajar dari seekor kucing yang mampir ke tempatku, saat hari lebaran...

Beberapa bulan terakhir ini, ada seekor kucing yang terlalu sering mampir di rumahku (eh... bukan ding rumah bapak ibukku)... Ga selucu si Cleo sih (kucing milik mbak Erlita, mbak kosku tersayang..), tapi bagiku dia cukup bisa menghiburku dikala aku tidak punya teman di rumah... Panggil saja dia Si Meong (hehehe... meksa...). Si Meong ntu gak tentu ada di teras depan rumah... Jadi kalo dia sedang tidur dikursi depan rumah ya itulah kesempatanku untuk menggodanya..
Suatu kali, aku bermain dengannya, eh bukan ding mungkin lebih tepatnya aku bermain dengan ekornya... hihi... Kumainkan saja ekornya ketika dia duduk atau tiduran di dekatku.. Ekornya bergerak-gerak seperti jarum jam yang bolak-balik berputar... Lucu sekali...
Kemudian, terkadang aku mencuri makanan yang ada di dapur ibukku untuk memberi makan si Meong... Kadang pula, aku menggodanya dengan memainkan sebatang sapu lidi, supaya dia mengejarnya... Hehehe... maaf ya Meong, pusing yah??? Hemmm... salah siapa kamu mampir tempatku??? hehehe... pisss...
Hemm... Si Meong tidak hanya menjadi teman baikku ketika aku berada di rumah, tetapi dia juga jadi sumber inspirasi untuk tulisan ini (halaaahhh lebai pisan)...
Ketika Si Meong, bergeliat manja di kakiku dan mengibas-ibaskan ekornya di kakiku yang membuatku cukup geli, aku belajar darinya bahwa kita harus saling menyayangi walau kita itu berbeda, tidak punya ikatan persaudaraan dan walau kita baru mengenal...
Ketika Si meong, mencakar-cakarkan kukunya di pohon mungkin dengan maksud mengasah ketajaman cakarnya, aku belajar bahwa hidup kita juga harus punya pegangan atau apapun yang bisa di andalkan. Kita juga perlu mengasah potensi yang kita miliki. Dan itulah pegangan kita.
Ketika Si Meong mencari seekor belalang di rumput, dan ternyata ia tidak bermaksud untuk memakannya, aku mulai kagum pada hewan satu ini... Ia coba memastikan bahwa belalang itu baik-baik saja dan tidak mati... Ia mengamati, kemudian mungkin mencoba menciumnya (hhh... atau mungkin perasaanku saja)... Ternyata ia juga butuh mencari teman, untuk bisa ia sayangi walau mereka jelas-jelas berbeda.
Beberapa minggu yang lalu, ketika aku kembali dari Jogja untuk menghabiskan waktu libur kuliahku, beberapa hari aku tidak melihat Si Meong tidur di depan teras rumah... Mungkin Si Meong sudah menemukan tuannya atau mungkin Si meong sudah menemukan tempat yang lebih nyaman dibandingkan teras depan rumahku...
Tetapi, setelah aku shalat ied, aku mendapati si meong ada di depan pagar rumah... Hahahhh... aku menemukannya kembali... Lalu setelah aku masuk ke dalam rumah, ia hilang lagi... Siangnya, Si Meong muncul dengan agak ceria (hehehe sok tau) karena ia datang sambil berlari-lari... Ia mungkin habis keliling-keliling rumah untuk meminta maaf dari satu rumah ke rumah yang lain... (hehehe,.. mungkin)...dia mampir di tempat duduk di teras rumahku... dan ternyata ia tidur di sana... lucu sekali dia... Innocence..

Dan sekarang aku tak mendapatinya lagi sedang tidur di teras rumah... Hmmmm... da da meong... Smoga kita bertemu kembali... ^_^ Hmmmm... ari merindukanmu...


Belajar Sebuah Kepercayaan dari seorang Doktor

Awal aku masuk kuliah ada pelajaran hebat dari seorang dosen sekaligus penasehat akademikku... Pelajaran yang mungkin tidak didapat dari bangku kuliah manapun... (Untuk Pak 'NoWar', maturnuwun Pak karena Anda sudah membagi pengalaman bapak kepada kami semua, sebuah pelajaran yang mungkin akan kami ingat sampai mati..)... Beliau bercerita tentang pengalamannya menjadi seorang pranatacara yang sangat multi talenta... Bisa berbahasa sunda, jawa (banget... bahasanya estetis sumpah!!!), minangkabau, batak, atau suku manapunlah mungkin beliau mampu.. Pranatacara berbahasa inggris, dan sedikit bahasa jepang... Jam terbangnya pun tak main-main. Sebuah acara keraton, petinggi-petinggi militer, pejabat-pejabat provinsi pernah beliau tangani. Luar biasa.... Dari beliau yang paling kuingat adalah bahwa untuk membangun sebuah kepercayaan dari publik butuh waktu lama dan butuh perjuangan keras, akan tetapi untuk menghancurkannya hanya butuh sedikit waktu dan sangat mudah.... Untuk itu diperlukan tanggung jawab...
Beliau sangat inspiratif sekali... Pokoke kereeeeeennnn...

Aku Perempuan Tegar

Senin, 20 September 2010...

Hari ini adalah awal aku memasuki kota Yogyakarta ini (lagi)... Berniat untuk membuat sebuah perubahan dalam hidupku, yang mungkin saja akan berpengaruh pada masa depanku nanti... Aku meninggalkan kota kecil di sebelah barat Yogyakarta, bernama Purworejo untuk membawa semua pengharapan itu tadi... Berat memang... Karena mungkin aku adalah anak yang manja yang tak terbiasa berpisah atau jauh-jauh dari bapak ibukku di kota itu... Aku seorang anak perempuan biasa, yang hanya punya sebuah tekad dan keinginan untuk menjadikannya terwujud... Aku bukan siapa-siapa... Aku hanya manusia yang sering dianggap lemah... Tapi tidak!  Aku adalah perempuan tegar... Insyaallah, aku yakin itu. Untuk itu kubawa harapanku dan kedua orang tuaku dikota Yogyakarta ini... Kelak akan kubawa, sebuah senyuman kebanggaan dari kedua orang tuaku di kota ini... Sebuah kebanggaan dengan menempatkan kedua orangtuaku di garda depan...
Ya Allah, aku hanya berharap apapun yang terbaik bagiku dan baik bagi siapa saja...
Ijinkanlah aku untuk mewujudkan semua harapan dan senyuman itu dari tanganku sendiri...
Ya Allah, ridhai hamba... 

A Way Of Life

Do you know what Islam is?
It's a way of life for all
It is taught in the Qur'an
For big and small

A way of life, a way of life
A way of life, a way of life
Islam is a way of life
A complete way

Do you know what Islam says?
It says that life's the greatest test
It says that life's a borrowed space
Returned upon rest

Islam solves all of it's problems
Allah leaves no stone unturned
Perfect with no flaws at all
Are the laws of Allah

Aku Benci Ini...

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh....
Ehm... kali ini aku ingin menulis tentang mengapa aku tak begitu aware terhadap mereka-mereka ‘para perokok’. Alasan yang pertama karena, bagiku mereka tidak bisa menghargai dirinya sendiri. Bagaimana tidak? Ia secara sadar telah mendzalimi dan menyiksa diri mereka sendiri. Dengan merokok, ia akan menabung berbagai macam penyakit yang akan merusak tubuhnya yang merugikan dirinya sendiri. Pernah suatu kali, seorang temanku yang kebetulan adalah seorang perokok, kutanya alasannya kenapa ia merokok, daripada uang yang digunakannya untuk membeli sebatang rokok lebih baik digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat bukan? Toh membeli rokok, tidak ada manfaatnya sama sekali. Katanya, kalo ia tidak membeli rokok, penjual rokok tidak akan punya penghasilan. Hah??? Gilaaa... Ya iyaaalah, kalau ia tetap melarisi dagangannya, penjual rokok tidak akan mencari pekerjaan lain yang lebih menghasilkan lebih dari seorang pedagang rokok. Alasan kedua, karena bagiku seorang perokok adalah mereka yang tidak bisa menghargai orang lain, tidak menyayangi orang-orang yang berada di sekitarnya. Orang yang merokok, juga akan menabung berbagai macam penyakit pula pada orang yang ada di sekitarnya yang kebetulan mengisap asap rokok yang dihasilkannya dari sebatang rokok. Itu sama saja dia juga telah mencelakakan orang lain. Atau dengan kata lain, ia para perokok tidak menyayangi orang-orang yang berada di sekitarnya. Alasan ketiga karena, mereka pasti tidak bisa memahami suatu tulisan yang sudah jelas-jelas dicantumkan pada sebuah bungkus rokok yang biasanya berbunyi, “Merokok dapat menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi, dan Gangguan Kehamilan dan Janin.”... Sadarlah wahai kawan-kawan!!!! Yap, memang tidak disebutkan secara jelas dalam Al Quran, hukum dari merokok. Tapi, bukankah sudah jelas, bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang mendzalimi diri mereka sendiri serta melarang perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain?
Ini yang pernah kubaca dari sebuah buku ketika aku SMA dulu. Lalu kutambahi dengan pengetahuan biologiku saat aku belajar ilmu alam.
Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional. Dampaknya menyangkut bidang ekonomi dan kesehatan manusia. Industri rokok berhasil mempergiat petani tembakau, menumbuhkan perdagangan tembakau, membuka kesempatan kerja pada pabrik rokok, memantapkan investasi dalam industri rokok, menyemarakkan periklanan dalam media masa, dan menyumbang pada penghasilan pajak. Namun di sisi lain, menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, bukan saja bagi perorangan, tetapi pada masyarakat. Sesungguhnya, dalam masyarakat negara berkembang soal kesehatan jasmani, dan rohani merupakan faktor mutlak begi penciptaan dan peningkatan kesejahteraan.
Kebiasaan merokok telah lama dikenal masyarakat, dan juga telah diketahui dapat membahayakan kesehatan. Tetapi, sebenarnya masih banyak pihak yang belum mengetahui secara jelas apa dan bagaimana gangguan kesehatan terjadi akibat asap rokok maupun kandungan rokok itu sendiri.
Selain karena produksi tembakau meningkatkan cukai dan devisa negara ini, yap memang dari satu pihak menguntungkan, tetapi kita seharusnya menghitung pula besar kerugian secara ekonomis yang ditimbulkan oleh penyakit-penyakit akibat rokok. Bahkan rokokpun dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup. Data-data dari berbagai negara menunjukkan bahwa sekitar seperempat sampai sepertiga kebakaran terjadi akibat rokok.
Kebiasaan meokok telah terbukti berhubungan dengan sediktnya 25 jenis penyakit, seperti kanker paru-paru (Racun yang dikandung rokok dapat merangsang sel paru-paru menjadi tidak normal dan tidak terkendali pertumbuhannya. Jaringan kanker akan mendesak alveolus sehingga jaringan tersebut tidak berfungsi lagi), bronkitis kronik (suatu penyakit yang ditandai dengan adanya mukus pada saluran respirasi perokok), emfisema (suatau kelainan pada paru-paru yang ditandai dengan robeknya alveolus akibat batuk berat), kanker mulut, tenggorok, laring (kotak suara), penyakit pembuluh darah ulkus peptikum (lambung), gangguan janin, stroke, satu-satunya penyakit yang menunjukkan asosiasi negatif dengan kebiasaan merokok adalah kematian akibat penyakit parkinson. Selain itu, merokok dapat menambah resiko kanker pada kandung kemih, ginjal, pankreas, lambung dan serviks (uterus).
Biasanya meokok menyebabkan para perokok batuk karena secara normal, silia (rambut-rambut halus pada saluran respirasi) menolak dan menyapu material yang berbahaya keluar dari paru-paru. Bagaimana pun, rokok menyebabkan menurunnya aksi pembersihan tersebut sehingga racun yang dikandung tertinggal di dalam paru-paru. Efek merokok dalam jangka waktu pendek pun menyebabkan asma dan alergi serta bernafas menjadi berat. Hanya dalam waktu tujuh detik setelah seseorang mengepulkan asap rokok, nikotin mencapai bagian otak yang menghasilkan efek seperti morfin.
Wanita hamil yang perokok aktif maupun perokok pasif akan mengancam kesehatan dan kehidupan bayi mereka yang beru lahir. Jika seorang wanita hamil merokok, pada hakikatnya ia merokok untuk dirinya sendiri dan bayinya. Sebab nikotin, karbon monoksida, dan senyawa kimia berbahaya lainnya di dalam rokok akan masuk ke dalam aliran darah dan selanjutnya masuk ke dalam tubuh janin. Seorang ibu perokok memiliki peluang lebih besar terhadap kematian bayi saat dilahirkan dan berat badan bayi di bawah normal dibanding ibu yang bukan perokok.
Rokok pada dasarnya merupakan kumpulan ribuan bahan kimia. Satu batang rokok dibakar maka ia akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia antara lain: Nicotiana tabacum (Nikotin), gas karbon monoksida, karbon dioksida, piridin, keton, aldehida,nitrogen oksida, hydrogen cyanide, ammonia, acrolein, ortocresol, perylene, dll. Secara umum bahan-bahan ini dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu komponen gas dan komponen padat/partikel, sedangkan komponen padat/partikel dibagi menjadi nikotin dan tar (getah tembakau). Tar ini mengandung bahan-bahan karsinogen (merusak alat-alat tubuh, dapat menyebabkan kanker). Sementara nikotin adalah suatu bahan adiktif, bahan yang dapat membuat orang menjadi ketagihan dan menimbulkan ketergantungan. Nikotin menyebabkan kelumpuhan pada ujung saraf yang terdapat pada otot pernafasan yang mengakibatkan kematian. Nikotin juga dapat mempengaruhi kelenjar hipofisa sehingga kelenjar tersebut akan mengeluarkan Hormon Anti Deuritik (ADH) yang menahan pengeluaran air seni.
Bila seseorang membakar kemudian menghisap rokok, maka ia akan sekaligus menghisap bahan-bahan kimia tersebut. Bila rokok dibakar, maka asapnya juga akan berterbangan di sekitar perokok. Asap yang berterbangan itu juga mengandung bahan kimia yang berbahaya, dan bila asap itu dihirup oleh orang yang ada di sekitarnya maka orang itu sama saja dengan memasukkan bahan kimia berbahaya secara paksa dalam dirinya, walaupun ia sendiri tidak merokok. Asap rokok yang dihisap si perokok disebut dengan “asap utama” (mainstream smoke) dan asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar dan terhirup oleh orang sekitar perokok disebut “asap sampingan” (sidestream smoke). Pengaruh buruk yang segera timbul dari asap rokok, misalnya keluhan perih di mata bila kita berada di ruangan tertutup yang penuh asap rokok. Penderita asma juga seringkali mengeluh sesak nafas dan batuk-batuk.
Sebenarnya bukan nikotinnya yang membahayakan tubuh, tetapi tar-nya. Tar inilah menjadi penyebab kanker paru-paru. Selain itu, rokok juga menyebabkan penyakit paru obstruktif menahun (PPOM). Misalnya bronkitis kronik, emfisema, maupun radang tenggorokan. Kebanyakan perokok tidak peduli. Mereka sudah terlanjur enak. Orang menjadi kecanduan rokok karena mereka menikmatinya. Kecanduan merokok memang tidak bisa dilepaskan dari pengaruh nikotin di dalamnya. Apalagi nokotin ini menimbulkan banyak rasa enak.
1.      Memberikan rasa nikmat atau sense of wellbeing
2.      Menghilangkan kecemasan dan depresi
3.      Mengurangi ketegangan
4.      Meningkatkan daya konsentrasi
5.      Meningkatkan ketahanan menghadapi stres, terutama stres yang berkepanjangan dan melelahkan.
6.      Menenangkan orang yang mudah marah.
Hal ini berhubungan dengan kemampuan nikotin mempengaruhi resptor nikotinik kolinergik. Setiap batang rokok yang mengandung 5 sampai 30 mg/ml3 nikotin mampu meningkatkan pelepasan dopamin pada striatum (bagian dalam otak besar yang berfungsi melepaskan dopamin). Dopamin merupakan neurotransmiter yang penting untuk mempertahankan fungsi normal tubuh. Itulah sebabnya, mengapa para perokok merasa nikmat saat merokok dan pusing jika tidak merokok.
Seperti diketahui, begitu sesorang menghisap rokok, nikotin langsung diserap dari paru dan mulut lalu masuk ke aliran darah. Kemudian, nikotin terurai ke seluruh tubuh, namun hanya sedikit nikotin yang diserap oleh mukosa pipi dan saluran napas. Sementara itu, 80 sampai 90% langsung masuk ke alveolus. Di sini nikotin diserap dengan cepat. Tujuh detik kemudian nikotin mencapai susunan saraf pusat. Di otak nikotin tadi akan berinteraksi dengan reseptor-reseptor tertentu. Pada dosis rendah, akan merangsang saraf tertentu. Namun, dalam dosis tinggi justru menekan susunan saraf pusat. Membuat pecandunya pusing jika tidak merokok sehingga mereka tidak bisa berpikir.
Mengapa orang tidak mudah berhenti merokok? Ternyata setidak-tidaknya ada 2 faktor yang berperan: pertama, akibat ketergantungan asat adiksi pada nikotin yang ada di dalam asap rokok. Dalam waktu hanya 7 detik itu, setelah menghisap nikotin, akan mencapai otak dan menimbulkan berbagai reaksi pada susunan saraf. Kedua, karena faktor psikologis yang merasakan adanya kehilangan sesuatu kegiatan tertentu apabila berhenti merokok.
Untuk mengatasi masalah rokok, pemerintah pun tidak berpangku tangan. Setiap bungkus rokok dicantumi dengan peringatan buatan Departemen Kesehatan. Tayangan televisi disisipi reklame beserta peringatan dari depatemen itu juga, meski durasinya terlalu pendek untuk bisa dicerna. Karena populasi pecandu terus menanjak, peringatan ini tampaknya lebih dari sekedar label. Tanpa dukungan fakta, termasuk kejujuran, suatu ungkapan bisa menjadi rangkaian kata tanpa makna. Iklan merupakan media promosi yang sangat ampuh dalam bentuk opini publik di bidang rokok, dan karena itu para pengusaha rokok mau menghabiskan dana yang cukup besar untuk keperluan periklanan. Mengingat ampuhnya media iklan ini, maka upaya penanggulangan merokok di suatu negara harus melibatkan penanganan terhadap iklan ini. Untuk menanggulangi penggunaan rokok maka perlu diadakan pembatasan atau bahkan pelarangan iklan rokok baik di media setak, media elektronik maupun papan reklame di pinggir-pinggir jalan.
 Pencantuman peringatan bahaya rokok dapat digunakan sebagai salah satu cara penanggulangan rokok. Hal ini penting untuk memberi kesempatan pada calon pembeli agar menimbang-nimbang apakah ia akan membeli barang yang jelas-jelas tertulis berbahaya bagi kesehatan dirinya. Tulisan peringatan itu bervariasi dari yang paling sederhana, yang hanya menuliskan “merokok berbahaya bagi kesehatan” sampai ke tulisan yang lebih rinci, misalnya:
Hahhhhh... betapa manusia perokok itu tidak memperhatikan hal kecil yang punya pengaruh besar sepeti ini..
Perubahan perilaku masyarakat tidak dapat diharapkan mudah terjadi hanya dengan membuat peraturan-peraturan saja. Karena itu, upaya yang terakhir untuk menanggulaninya yaitu dengan cara pendidikan kesehatan secara luas yang dianjurkan para ahli WHO  dalam penanggulangan masalah merokok adalah memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat. Aturan-aturan yang sudah dibuat baru akan berhasil dilaksanakan bila diikuti dengan program pendidikan kesehatan yang baik. Tujuan utama kegiatan pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat luas mengetahui bahaya merokok, agar mereka dapat mengambil sikap secara tepat. Bila informasi pada masyarakat luas hanya datang dari iklan rokok maka orang mungkin akan terkecoh, karena itulah diperlukan pula pendidikan kesehatan yang luas dengan menggunakan berbagai media yang ada. Kegiatan pendidikan ini tentu dilakukan sepanjang tahun, namun dapat juga memanfaatkan waktu-waktu khusus, misal setiap tanggal 31 Mei yang telah ditetapkan oleh WHO sebagai “Hari Tanpa Tembakau” (World No Tobacco Day) sejak tahun 1988 yang lalu.

Jadi, simpulannya adalah:
1.      Rokok mempunyai kandungan bahan kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh kita dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit bahkan kematian.
2.    Merokok pasif dapat menyebabkan kanker paru-paru. Anak-anak yang orang tuanya merokok lebih besar kemungkinannya terkena pneumonia atau bronkitis dalam 2 tahun pertama dibandingkan mereka yang orang tuanya bukan perokok.
3.      Masalah rokok menyangkut berbagai bidang dan kesehatan manusia. Industri rokok berhasil membuka kesempatan kerja pada pabrik rokok, menyemarakkan periklanan dalam media masa, dan meningkatkan penghasilan pajak. Namun di sisi lain, menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, bukan saja bagi perokok itu sendiri , tetapi juga pada orang-orang yang ada di sekitarnya.
4.     Cara penanggulangan yang tepat dalam mengatasi masalah rokok yaitu upaya pengorganisasian yang mantap, upaya bidang  peraturan yang tegas, dan upaya pendidikan kesehatan secara menyeluruh.
5.      Mari Musnahkan Rokok dari muka bumi ini! Hehehe....

Inspirasi terindah (23 April 2010)

Subhanallah... Lagu ini memang menginspirasi banyak orang. Lagu yang dibawakan oleh Ryan D' Masiv. Lagu yang berjudul 'Jangan Menyerah'. Aku duduk di sini, sendiri. Awalnya aku sibuk dengan sesuatu, membaca. Kemudian aku mendengar ada petikan gitar, yang mengalunkan lagu yang tak asing bagiku. Yap, jangan menyerahnya d'masiv. Petikannya enak untuk didengar. Lagu itulah yang mengalihkanku dari buku yang ku pegang. Kemudian mataku mencari sumber suara yang menyanyikan lagu itu, yang aku bisa pastikan yang menyayi bukanlah Ryan d'masiv seperti biasanya. Ini tak kalah bagusnya dengan suara Ryan (karna aku sendiri tak pandai bernyanyi). Lalu aku melihat siapa yang menyanyi, akhirnya aku menemukannya, ia duduk di depanku, dan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, ia bukanlah orang biasa. Ia sungguh luar biasa. Ia duduk di bangku yang sudah disediakan khusus untuknya. Kemudian ia memetik senar-senar gitar, dan menyanyikan 'jangan menyerah'. Ada yang berbeda dalam dirinya. Percayalah bahwa ia tak memiliki kedua tangan. Ia memainkan gitarnya menggunakan kaki.
Setelah ia selesai memainkan gitarnya, aku baru tahu bahwa ia adalah seorang 'gitaris tanpa tangan'. Asalnya dari Wonosobo. Ia mempunyai julukan 'Aceng Si Buntung dari lereng Dieng'. Ia mencritakan kisahnya, bagaimana bisa menjadi seorang gitaris, walau tanpa tangan. Ia bukannya belajar di tempat khusus, yang mengajarkan orang-orang yang memiliki kebutuhan khsusus. Ia belajar sendiri. Awalnya teman-teman sekampungnya, manyangsikan Aceng dapat bermain gitar. Tapi, Aceng mempunyai semangat yang tinggi. Semangat inilah yang tak dimiliki yang lain. Aceng kemudian meminjam gitar temannya. Ia belajar di rumah. Setiap ia berkumpul dengan teman-temannya, Aceng memperhatikan teman-temannya yang sedang bermain gitar. Kemudian ia bertanya, tentang kunci-kunci yang teman-temannya mainkan tadi. Setelah itu Aceng pulang ke rumah, dan ia belajar sendiri. Ia juga belajar dari teman-temannya yang lain, yang juga kurang beruntung bahwa ia tak seharusnya putus asa atas apa yang sedang ia alami, dan ia harus tetap menjalankan hidup yang masih ada dihadapnya. Life must go on...

Aku belajar darinya, bahwa hidup tak seharusnya disesali.. Harus tetap dijalani, hidup memang seharusnya disyukuri.

Kemudian aku tak melihat Aceng lagi, karena aku mematikan TV yang kulihat. Aku mulai mengantuk dan akupun tidur.
hahahaha... ^_^

Sebuah note 20 November 2009

SEBUAH PERMINTAAN MAAF DARIKU
(sebuah catatan yang pernah kuhapus....maaf)


Ada seorang teman bertanya padaku, yang ketika itu ia bimbang menentukan kemana ia harus melangkah, dan jalan mana yang harus ia ambil, untuk menentukan 'setengah nasibnya'.
Aku menulis 'setengah nasibnya', karena bisa jadi jika keputusan yang diambil itu salah, maka akan sangat berpengaruh pada masa depannya. Karena akupun sangat sadar, bahwa kesempatan emas itu tak akan datang dua kali. Di satu sisi, ia memiliki kesempatan yang belum tentu orang lain bisa mendapatkannya, yang sudah ada di depan mata, yaitu kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri bergengsi di kota Bandung, akan tetapi menurutnya bidang yang ia ambil bukanlah bidang yang ia kuasai (aku sedikit sangsi, karena menurutku ia termasuk orang yang serba bisa, kalaupun itu bukan bidangnya setidaknya ia pernah mempelajarinya, dan karena belajar tentunya dari hal yang tidak terlalu kita pahami). Di satu sisi, ia juga memiliki kesempatan yang sudah ada di depan mata untuk melanjutkan sekolah di salah satu Perguruan Tinggi swasta yang cukup terpandang di kota Yogyakarta, namun lain halnya dengan yang pertama, ia lebih menguasai bidang yang ia ambil pada PTS ini. Yang membedakan antara kedua halnya adalah biaya ketika ia sudah menjadi seorang mahasiswa.
Lalu aku berusaha menjawabnya dengan sebijaksana mungkin, dan dengan hati-hati agar tidak menyakiti hatinya. 'Cobalah untuk mengikuti kata hatimu, mana yang lebih condong dengan kata hatimu... Cobalah untuk bertanya pada bapak atau ibu, karena tentunya mereka lebih bisa mengerti daripada aku..' Lalu ia bilang, ia akan shalat istikharah untuk meyakinkan keputusannya.

Beberapa hari kemudian, ia memberitahukan keputusan yang ia ambil. Ia lebih memilih yang kedua. Semoga itu yang terbaik baginya.
Waktu terus berjalan, hingga pada akhirnya, ia merasa putus asa (mungkin, akan lebih tepat jika kutulis 'merasa lelah'). Ia bosan dengan cara pengajarannya yang membuatnya tidak semakin paham akan apa yang ia pelajari, ditambah dengan isu-isu yang beredar bahwa lulusan dari jurusan itu, dalam persaingan kerjanya tidak akan dapat dipercaya. Menurutnya mendapatkan nilai A, di sana sangat mudah, bahkan tanpa belajar sekalipun.
Aku tidak bisa berkata apapun. Lidahku tercekat, kata-kata yang sudah terangkai dalam pikiranku, tak dapat keluar satupun.
Pada akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti dan tidak melanjutkan belajar di tempat itu.
Ia pun bertanya padaku lagi, kemana ia harus melangkah, tanpa harus menghentikan kecintaannya pada bidang itu.
Di saat seperti inilah aku sangat merasa bersalah...
Sungguh sangat merasa bersalah... Karena dalam pikiranku, ucapan yang terlontar dari bibirku saat itu, sedikit banyak mempengaruhi keputusan yang ia ambil.
Aku merasa sangat bersalah, karena satu tahun kedepan ia lewati tanpa kegiatan yang begitu berarti.
Aku merasa sangat bersalah....
Aku tidak berhak menentukan masa depannya.
Aku hanya bisa membantu dengan mengumpulkan brosur-brosur Perguruan Tinggi yang sesuai bidangnya. Setelah itu, itu adalah keputusannya.

Untuk siapapun yang merasa bahwa kisah hidupnya ini kutulis,..... MAAF...
Semoga, Ia Yang Maha Pemberi Kemudahan, memudahkan segala yang dilakukan dan memudahkan jalanmu dalam mencapai semua angan dan citamu.
tetap SEMANGAT,... Karna ketahuilah,…hanya dengan mendengar kabar bahwa kau berhasil mewujudkan impianmu, dan bangga atas apa yang sudah kau ambil dan telah berhasil melawati semuanya itu, maka rasa bersalahku akan ku lupa…

Bolehkah aku meminta,
Memintalah padaku sebuah nasihat, maka akan ku berikan nasihat. Dan jika kau tidak ingin mendengarku menasihatimu, aku akan tidak akan berbicara apapun. Ingatkan aku, jika aku terlalu banyak bicara.

MAAF >-<

Untuk siapapun yang merasa bahwa ceritanya ini kutulis,….. ‘Ari minta maaf’…. Sungguh-sungguh minta maaf…



Doa Sebelum Tidur....

Maafkan aku Yaa Tuhan,baru kali ini sempat mengingatMU
Maafkan aku Yaa Tuhan,mungkin besok aku lupa lagi
aku akan tidur,mungkin beberapa jam saja

Kini terserah padaMU,nasibku terlena dipangkuanMU
Maafkan aku Yaa Tuhan,aku tak biasa berdoa panjang-panjang
hanya kuminta tolong damaikan dunia..
Selama aku lelap tidur dan terlupa

Aku tau Engkau tak akan tidur dan tak kan kunjung lupa
oleh karena itu,sebelum tidur kuminta padaMU
apa saja yang baik untukku dan untuk siapa saja...

Sebuah Awal yang Berakhir

“Pantaskah Saya Menjadi Seorang Pemandu?”
(Dulu, ini adalah awal kehidupanku di kampus ungu tercinta, kini sudah berakhir...)

Entah mimpi apa yang membawa saya sampai di Yogya, di universitas ini. Sama tidak tahunya saya, mimpi apa yang sudah membuat saya bergabung di kepanitiaan OSPEK ini. Saya lupa mimpi yang mana. Yang saya ingat, bahwa step-step keberhasilan : dream well, plan well and work well. Kelihatannya simple walaupun tidak simple dalam melakukannya. Ask and you will be given . Mintalah – kepadaNya , maka akan diberikan kepadamu. Itu kata-kata dari Pak Mario Teguh.

Bukan mimpi yang saya andalkan, lantas saya hanya berdiam diri tidak melakukan apapun untuk mewujudkan semua visi saya. Baru-baru ini, saya belajar bagaimana bermimpi. Belajar menjadi seorang yang bisa memimpin, jujur hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah bagi saya. Karena memimpin juga harus bermodalkan lisan yang baik, dan itulah yang saya tidak punya. Akan tetapi, pada akhirnya, saya sadar bahwa semuanya itu bisa dipelajari dari nol, kalau kita punya kemauan. Pada saat-saat tertentu pula terlintas di benak saya buat apa saya melakukan sesuatu yang hanya mengganggu waktu belajar saya. Berlebihan memang…. Namun, saya menyadari, to taste the sweet, I’ll face the pain….

Menyerah? Tidak.

Karena mungkin mimpi besar memang harus dimulai dari yang kecil. Dan karena saya percaya, bahwa belajar tidak hanya dalam kampus tapi juga melalui sebuah organisasi dan kepanitiaan. Dengan mengenal dan dikenal orang-orang di sekitar kita, saya merasa bahwa hidup yang saya miliki ini adalah bermanfaat dan berharga. Bukan karena keberadaan saya, melainkan karena apa yang saya lakukan.
Saya percaya, dan saya masih akan tetap setia pada mimpi ini. Dan seperti yang pernah saya dengar dari seseorang bahwa mimpi yang kita punya tak seharusnya hanya menjadi bunga tidur. Namun, seharusnya, kita benar-benar memperjuangkannya di alam nyata. . . .

Seorang pemimpin dengan orang lain harus saling tolong menolong, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Seorang pemimpin hendaknya mengenal dirinya sendiri dan juga mengenal orang lain. Dan seorang pemandu pun, adalah seorang yang nantinya akan memberikan panduan dan tuntunan bagi para maba-mabanya, yang pada prinsipnya pemandu diharuskan mengenal siapa yang akan mereka hadapi. Tidak sedikit berbeda antara seorang pemimpin dan pemandu, yang membedakannya mungkin hanya ruang geraknya saja. Pemimpin belum tentu seorang pemandu, sedangkan di dalam pemandu ada jiwa sang pemimpin. Pemimpin bisa saja jadi seorang pemandu bagi anak buahnya, akan tetapi tidak selamanya seorang pemimpin memberikan umpan langsung kepada anak buahnya. Jadi seorang pemandu haruslah bisa menjadi pemimpin yang baik, yang bisa memberikan pengaruh, mengarahkan, menyampaikan, dan mengajak ke sesuatu yang benar-tepat.

Kemudian menjawab sebuah pertanyaan, “Pantaskah saya menjadi seorang Pemandu?”. Yang saya tahu adalah bahwa setiap orang berhak memberikan kesempatan dan diberi kesempatan. Dan yang saya lakukan adalah dengan memanfaatkan, menggunakan kesempatan yang telah diberikan tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan cara menjalankan tanggung jawab dan kepercayaan yang sudah sahabat-sahabat SC berikan kepada saya dengan gelar “Pemandu”, insya Allah akan saya jalankan dengan bersungguh-sungguh dan sebaik-baiknya. Karena OSPEK tanpa Pemandu ‘nggak seru’.

"Awal dari kehidupan kita – bukanlah rencana kita, dan saat berakhirnya pun – bukan keputusan kita; tetapi telah semakin jelas bagi kita bahwa tugas kita adalah menjadikan waktu antara yang awal dan akhir itu, sebagai sebuah perjalanan yang terindah yang bisa kita capai dengan upaya kita, dan dengan bantuan penuh kasih dari Tangan Yang Tidak Terlihat itu." (Mario Teguh)

SEMANGAT !!! ^_^
_Aji Adhitya Ardanareswari (ARI)_


** teman-teman, itu tulisan yang saya buat satu tahun yang lalu... Ketika saya dipercaya menjadi seorang pemandu OSPEK FBS... Awalnya saya ingin menjawab, “Tidak Pantas” ketika saya disodori sebuah pertanyaan “Pantaskan Anda menjadi seorang Pemandu?”.. (critane merendah og piye??? Hehehe...) Akan tetapi, saya lalu berpikir.. Betapa pengecutnya jika saya berkata saya tidak pantas menjadi seorang pemandu. Lha wong saya sendiri yang sok-sokan ndaftar jadi pemandu, dengan mengalahkan ‘beribu-ribu’ (*ber-lebayan) teman saya yang juga menginginkan menjadi pemandu.. Moso’ iya saya tega ‘menyediakan’ panitia yang sebenarnya tidak pantas untuk menjalankan tugas sebagai panitia OSPEK. Moso’ iya, nyali saya ciut begitu saja. TIDAK!!! Karena dari orang yang tidak tahu apa-apa, saya belajar apapun yang ada di luar sana. Saya belajar mengumpulkan puing-puing ilmu yang tercecer diluar sana. Puing-puing yang tidak didapat di bangku kuliah.

Untuk teman-teman pemandu, untuk SANG PEMIMPI(N) dan Para calon pemimpin serta untuk semua panitia yang diberi kepercayaan memegang amanah apapun....Mari Semangat!!! Jaga kesehatan teman-teman... SemangKaaaaa... Semangat Kawan.......oke oke oke oke....

Rapatkan barisan, eratkan genggaman, dan mari ‘berlari’ bersama-sama..... Hahahahahhhhhhh...

Aku seorang Mahasiswi Pendidikan Bahasa Jawa

Kini aku seorang mahasiswi Pendidikan Bahasa Jawa.
Bukan tidak sering jurusan ini dipandang sebelah mata. Bukan tidak sering jurusan ini dibandingkan dengan jurusan lain, dan kedudukannya rendah dimata yang lain. Bukan karena saya mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, maka saya membela mati-matian, tapi karena saya sadar memang semua ini pantas untuk dibela. Bukan karena jurusan ini mengajarkan 'klenik', tapi karena mereka (yang aku tak tahu cara berpikirnya) menganggap bahwa 'buat apa masuk jurusan basa jawa, lha wong dhewe wae manggon nang Jawa'. Inilah yang menggelitik kuping ku, ketika aku mendengar perkataan ini keluar dari mulut orang-orang yang katanya sukses dan berpendidikan. Ia, mungkin belajar mengenai hukum aritmatika, hukum Boyle, hukum Avogadro, Hukum Newton, Hukum Bernouli, hukum Archimedes, atau hukum apa sajalah yang aku tak tahu namanya. Aku bukannya tak tau apa itu hukum newton I, II, atau III. Isaac Newton pun tau betul apa yang ia temukan, Newton meneliti sifat gerak benda. Begitu pula aku, Aku pun tau apa yang aku pelajari. Aku juga bukan tidak tahu siapa itu Selo Soemardjan. Aku juga bukan tak tau siapa itu Aguste Comte. Ialah Bapak Sosiologi. Aku juga bukan tak tahu bagaimana bunyi Pancasila. Aku juga bukan tak tahu apa itu hukum perdata dan hukum pidana. Aku juga bukan tak tahu apa itu teori permintaan dan penawaran. Aku juga bukan tak tahu siapa itu Adolf Hitler. Aku juga bukan tak tahu apa itu Pithecantropus erectus, Aku juga bukan tak tahu kapan Indonesia merdeka. Aku juga bukan tak tahu kapan hari Kartini itu. Aku juga bukan tak tahu bagaimana pengucapan kata 'enough' yang benar secara fonologi. Aku juga bukan tak tahu siapa Presiden Amerika. Aku juga bukan tak tahu apa arti 'achtung-achtung'. Aku juga bukan tak tahu bagaimana mengoperasikan program Turbo Pascal.
Tapi, ada pelajaran yang tidak diajarkan di bangku kuliah. yaitu tentang nilai BAIK dan BURUK. Untuk mendapatkan itu, kita harus belajar dari kehidupan. Inilah yang aku herankan ketika sebagian orang menganggap remeh jurusan kami, apakah ada parameter tentang toleransi? Tidak! Tapi, semua itu terletak di hati. Karena ialah parameter kebaikan dan keburukan. Ia (yang aku tak tahu cara berpikirnya) tak belajar tentang toleransi dan kebebasan yang sebenarnya. Jurusan ini mempelajari semua aspek, budaya, toleransi, agama, bahasa, etika, seni, dll. Disini kami belajar keanekaragaman. Kami juga belajar multi bahasa (Jangan anggap remeh kami, Bung!!! Ini tidak mudah!!!Semua butuh pengorbanan!!! Kami harus belajar bahasa Sansekerta, bahasa Arab, bahasa Kawi, bahasa Inggris, bahasa Indoensia supaya kami tahu betul bahasa Jawa!). Kami bukan orang-orang musyrik yang mempercayai adanya kekuatan Tuhan dalam suatu benda mati ataupun dalam upacara-upacara adat lainnya, tapi memang semua itu tidak dapat dibandingkan dan dicampurkan. Masalah agama tidak bisa disamakan dengan budaya. Begitu pula sebaliknya. Kami tau apa yang harus kami lakukan. Yaitu memperkaya ilmu pengetahuan, apapun itu bentuknya. Kami mengapresiasi segala bentuk hasil karya yang telah ada jauh sebelum kami dilahirkan. Itulah budaya. Tidak bisa dicampuradukkan dengan agama.
Sebagai pembelajar yang juga paham akan agama, tentunya beberapa hal yang tidak sesuai dengan naluri kita, kita cukup mengapresiasi keberadaannya.
Awalnya aku tak peduli sama sekali ketika ada orang yang merendahkan jurusan ini, tapi setelah aku belajar, rasa ingin membelaku muncul. Ini seperti ada dalam aliran darahku, yang memang benar-benar harus aku bela sampai titik darah penghabisan. Yang tak rela jika tanah airnya di injak-injak dan dipandang sebelah mata, akan ku korbankan hingga tetes terakhir.. (<berLebayan> ^-^). Kalau bukan kita yang mengapresiasi dan membelanya, siapa lagi? Justru kenapa mereka menganggap remeh Pendidikan Bahasa Jawa, karena mereka tidak tahu Beretika jawa. Etika jawa dan toleransi inilah yang tidak diajarkan hanya karena kita wis 'manggon nang Jawa'. Itu saja tidak cukup. Bukan karena aku banyak tahu tentang budaya jawa maka aku berbicara panjang lebar, akan tetapi setelah menjadi mahasiswa, aku jadi tahu lebih banyak dan wawasan yang kumiliki bertambah.

Pernah suatu kali, ada seorang sahabat bercerita padaku. Ia datang pada sebuah acara yang ternyata dia terjebak dalam acara MLM, dan pembicaranya adalah seseorang yang katanya sukses dalam dunia bisnis. Justru yang ia banggakan adalah kesuksesannya menggagalkan jalan kesuksesannya. Ia berkata, bahwa ia kuliah selama 7 tahun di Universitas Negeri di Yogayakarta (hingga sampai saat ini pun ia belum menamatkannya) dan jurusan yang ia ambil tidak sembarang atau 'ecek-ecek' seperti jurusan bahasa jawa.
"kuliah ya milih-milih" katanya. (Ya memang untuk kuliahpun kita harus punya pilihan, yang ini benar!).
"Wong dhewe wae wong Jawa, kok sinau basa Jawa" (ini yang saya salahkan! Lalu apa yang salah dengan jurusan ini? Tidak ada sama sekali. Yang salah adalah perkataannya yang tak ia pikirkan akibatnya= [play] 'Tong Kosong'- SLANK.) Ya. Memang dia orang Jawa, tapi 'wong jawa sing ora njawani'. Ia tak tahu apa arti kebebasan, tak tahu bagaimana bertuturkata yang baik yang tidak menyakiti orang lain, ia tak tahu apa itu etika, apa itu toleransi dan saling menghargai. Dimana jiwa sukses dan pemimpinmu, Hey Bung..., kalau kau tidak bisa menghargai orang lain? OMONG KOSONG!) Ia memilih Pendidikan Matematika, namun apa yang terjadi setelah ia memutuskan untuk kuliah di jurusan ini. Kuliahnya hanya terbengkalai, dengan urusan-urusan mencari uang dan materi!

Maaf, di sini saya tak bermaksud menjelekkan bidang-bidang ilmu. Karena saya tahu setiap ilmu, pasti mempunyai manfaat. Untuk itu, marilah kita sama-sama mencari ilmu dan menambah wawasan, serta bertukar wawasan. tapi jangan pernah mendiskreditkan bidang ilmu karena ketidaksukaan kita pada ilmu tersebut, ataupun karena kita tidak mempelajari bidang ilmu tersebut. Kita, bisa saja mencari ilmu dimana saja kita berada dan dengan siapa saja lawan bicara kita. Bagiku, kita semua adalah sama. Tidak usahlah kita menghiraukan darimana kita berasal. Alam, sosial, bahasa atau apapunlah itu... Kita semua sama, tujuan kita sama, yaitu belajar. Yang terpenting adalah kemanakah kita ingin tiba?

Dari jalan yang sungguh awalnya tak pernah kubayangkan, untuk masuk di Jurusan Pendidikan Bahasa Jawa, mengikuti jejak masku, dari sini pula aku bertemu dengan sosok-sosok yang juga luar biasa. Mungkin jalanku sedikit berbeda dari mimpiku, tapi dari sinilah kawanku bertambah....


(*maturnuwun kepada seorang sahabat, yang telah bersedia membagikan pengalaman ini padaku. Ceritamu menginspirasiku. Ceritamu mengobarkan api dalam diriku!!! SEMANGAT!!!)

There's always a hope


ini tentang seorang sahabat...
Karenanya aku mengerti arti sebuah perjuangan.
Karenanya aku mengerti arti kata 'tak kenal lelah'.
Karenanya aku mengerti apa itu pantang menyerah.
Karenanya aku mengerti apa itu 'MIMPI'
Karenanya aku tau bagaimana itu bermimpi.
Karenanya aku tau bagaimana mimpi itu seharusnya diwujudkan.
Karenanya aku mengerti apa itu kesungguhan.
Karenanya aku belajar tentang sebuah 'kesabaran'
Karenanya aku belajar tentang sebuah 'komitmen'
Karenanya aku belajar sebuah 'loyalitas'.

Aku AJI ADHITYA ARDANARESWARI, bukanlah orang yang tak kenal dengan putus asa. Aku pernah putus asa. Aku bukanlah orang yang bijaksana. Aku pun sering bertindak gegabah. Bukanlah orang yang dewasa. Aku pun sering kekanak-kanakan. Aku ingin dimengerti. Bukanlah orang yang tak pernah bermimpi. Aku pernah bermimpi. Bukan tidak pernah aku ditertawakan karena mimpi-mimpi yang kubuat. Hingga saat ini aku masih menyimpan mimpi itu. MENJADI SEORANG PSIKOLOG (silahkan tertawa...) Tapi, mungkin aku belum terbangun dan mimpi itu masih saja kusimpan. Inilah yang membuatku berhenti dalam keadaan ini. Keadaan dimana selalu saja aku 'nrimo' dengan apa saja, yang sesungguhnya bukan obsesiku. Mungkin bagus jika diukur dari parameter rasa syukurnya, tapi tidak untuk 'perjuangannya'. Sampai-sampai, karena keadaan, di tengah jalan sering saja mimpi itu kuubah... dan sekarang aku bermimpi 'jika aku tidak bisa menjadi seorang psikolog, aku masih bisa menjadi seorang guru dan sahabat bagi murid-murid dan anak-anakku nanti. Bukankah fungsi keduanya sama? Yaitu membantu orang lain?'
Bukan tidak mungkin pula, jika suatu saat nanti, jika aku sudah menyelesaikan kuliahku dan sambil mengajar, aku melanjutkan pendidikanku di psikologi?

Dari seorang sahabat yang kucintai, aku mengenal apa itu HARAPAN.
Dari seorang sahabat yang kucintai, aku mengenal apa itu kesetiaan.
Dari seorang sahabat yang kucintai, aku mengenal apa itu kegigihan.

Mungkin ia merasa perjalanan yang selama ini ia tempuh tak menghasilkan apapun. Tapi, bagiku perjalanannya lebih dari LUAR BIASA. Aku sendiri tak bisa melakukannya. Ia mampu bertahan sejauh ini (Aku kagum karena ini). Aku sangat yakin, ia sudah berusaha keras. Aku pun yakin, ia berdoa dan berharap. Yang Pasti, semuanya akan indah pada waktunya... Tak perlulah kau tanya pada dirimu sendiri "Harus berapa kali aku mengecewakan orang-orang yang menaruh harapan besar padaku?". Karena aku percaya bahwa mimpi itu dibangun bukan hanya untuk diwujudkan, tetapi karena kita harus menciptakan jejak-jejak di atas mimpi itu. Karena JEJAK itulah yang menjadi pembeda dalam perjalanan ini. Karena aku yakin, orang-orang yang selalu mendampingimu dalam perjalanan menuju mimpi itu, bukanlah orang biasa. Mereka adalah orang-orang yang LUAR BIASA. Orang-orang yang turut bahagia, jika kau bahagia dan berharap kau mendapatkan yang terbaik, dengan segala keputusan yang kau ambil. Jadikan mimpi itu, mimpimu sendiri, bukan mimpi orang lain. Karena sesunggahnya, kekuatan sugesti mimpi hanya terletak dalam dirimu.

"Seberapapun indahnya rencana kita, jauh lebih indah rencana Allah untuk kita."


(*maturnuwun kepada sahabat yang telah menginspirasi terciptanya tulisan ini.... Semangat Kawan!!!! Gut LaK!!! ^-^)

My Journey

Ini tentang diriku.

Aku, gadis yang terobsesi untuk duduk di bangku kuliah psikologi.
Perjalananku untuk menuju apa yang aku citakan itu sangatlah panjang. Mungkin juga tidak. Karena aku berhenti pada keadaan yang ada pada diriku saat ini.

Lulus SMA dengan nilai, yang bagiku 'lumayan'. Aku bersyukur atas itu.
Sebelum masa di bangku SMAku habis, aku sempat mendaftar pada salah satu Universitas Negeri di Yogyakarta, (yang ternyata sekarang menjadi tempatku menuntut ilmu dan menjadi tempatku berjuang mencari potensi yang sesungguhnya ada dalam diriku). Aku masuk melalui program penulusuran bibit unggul, aku memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan itu karena nilai raporku dari kelas X sampai kelas XII juga tidak terlalu jelek, aku berfikir "aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini begitu saja, karena dengar-dengar dari kakak kelas, kebanyakan mereka yang mendaftar dinyatakan diterima". Awalnya, tak pernah terlintas sedikitpun untuk meneruskan jejak masku ke arah yang sama 'Bahasa Jawa'. Sebelum aku memutuskan perguruan tinggi mana yang harus kupilih, aku berkonsultasi pada bapakku. Kuutarakan keinginanku untuk masuk psikologi pada salah satu universitas di Solo (karena hanya universitas inilah yang membuka jalur PBU jurusan psikologi). Akhirnya bapak bilang, psikologi banyak saingannya, peluang untuk bisa diterima sangatlah kecil, pilih yang peluang diterimanya besar, tapi tetap dibutuhkan ketika sudah terjun di dunia kerja. Kata bapak, PBU yang aku jalani itu untuk cadangan saja ketika aku nantinya tidak lolos ujian masuk perguruan tinggi negeri,. dan bapak pun bilang kalau Bahasa jawa saat itu masih sangat membutuhkan tenaga pengajar. Akhirnya aku menurut.

Aku ambil formulir pendaftaran PBU di kantor BK, lalu kuisi. Tiba-tiba saja aku merasa pesimis. Buat apa aku ikut-ikutan ini, hanya buang-buang uang saja. Lalu alasan apa yang menjadi dasar bagiku untuk mengikuti program itu?Jujur, hanya untuk menyenangkan hati bapakku. Katanya, apa yakin dengan kemampuanku ketika besok aku mengikuti suatu ujian masuk perguruan tinggi negeri, aku pasti lolos dan diterima? Tiba-tiba saja, kepercayaanku pada kemampuanku hilang begitu saja. AKU TIDAK YAKIN. Mungkin, inilah sugesti yang membuatku, akhirnya benar-benar gagal. (*Jangan dicontoh!!!)

Setelah ujian nasional berakhir, pengumuman PBU pun keluar. Aku dipanggil oleh guru BK ku. Aku diberi sebuah surat. Lalu kubuka saat itu juga. Kubaca, namaku tertera di surat itu, menyatakan bahwa aku diterima. Antara percaya atau tidak, Aku bingung apakah aku harus bahagia? Karena memang aku tidak terlalu antusias mengikutinya. Lalu aku berfikir positif, bahwa ini adalah anugrah dariNya, yang tidak setiap orang bisa mendapatkan kesempatan itu. Aku sangat bersyukur.
Seiring berjalannya waktu. Aku bertekad untuk terus berusaha meraih citaku. Aku mendaftar sebuah ujian masuk di universitas negeri bonafit di Yogyakarta, tentunya psikologi yang kuambil. Aku belajar, berusaha keras. Hingga akhirnya, hari penentuan pun tiba. Aku membuka di internet, untuk mencari namaku, apakah aku lolos dalam seleksi itu. AKU GAGAL (lagi).
Kuputuskan untuk tidak berhenti, Aku mencoba lagi. Hingga akhirnya aku benar-benar merasa lelah, dan akupun berhenti pada titik ini.

Kuyakinkan pada diriku, bahwa orang tua tidak akan pernah menyesatkan anaknya, dia ingin melihatku bahagia dengan keputusan yang aku ambil. Dan dengan ridho darinya, semoga dalam menempuh perjalanan mencari jati diri, aku benar-benar menemukan ilmu yang bisa menuntunku ke kehidupan yang lebih baik.

Untuk adik-adiku yang saat ini sedang berusaha mencari dan mendapatkan puing-puing kesuksesannya, Ari berharap jangan pernah menyerah... Jangan pernah berhenti berjuang...Puing-puing itu masih bisa kita cari, supaya kita mendapatkan sebuah kesuksesan yang utuh, tapi mungkin dengan jalan yang tidak kita kira sebelumnya. Jika, suatu ketika ada sesuatu yang membuatmu lelah dan ingin berhenti, maka jangan pernah menyesal atas apa yang telah ada di genggamanmu. dan Aku pun berharap, suatu ketika,saat semangatmu pulih kembali, kamu tidak membiarkan perjalanan itu sia-sia dan tergerus waktu, tapi lanjutkanlah perjalanan itu.. Mungkin pula, apa yang sangat ingin kau dapatkan, bukanlah menjadi yang terbaik jika kelak kau sudah meraihnya. Mungkin pula, apa yang sudah ada di depan matamu, merupakan jalan yang IA pilihkan untuk kita, agar kita menjadi manusia yang terus berjuang tak kenal lelah, serta menjadikan kita pribadi yang senantiasa bersyukur atas semua pemberianNya..
Tetap SEMANGat KAwan!!!! SEMANGKA!!

Di Bawah Naungan Cahaya Illahi

Namaku Kinan. Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya susunan tulang yang dibalut seonggok daging, kemudian ditiupkan ruh di dalamnya oleh Zat Yang Maha Mencipta. Ya, ruh. Ruh itu yang membuatku ada, membuatku menangis dan tertawa, tidur dan terjaga. Kadangkala aku bertanya, seperti apa wujudnya. Mengapa dia bisa pergi tanpa diduga, meninggalkan jasad yang kemudian tak bisa berbuat apa-apa.
Kemana perginya??? Adakah tempat yang mengumpulkan mereka bersama ruh-ruh lainnya. Akhirat, begitu kata mereka. Tapi, seperti apa akhirat? Dimana? Bagaimana bisa? Semuanya hanya ada dalam imajinasi yang tak terjangkau, dalam labirin maya yang selalu membuatku bertanya-tanya.
Satu yang meyakinkan aku, bahwa semua itu ada. Aku, Kinan ada di sini pasti ada sebab dan alasannya. Ada yang menciptakan aku beserta sekian juta makhluk yang lainnya di muka bumi ini dengan segala keagunganNya. Dan itulah yang mendamparkanku di sini, di tempat yang memberikan jawaban atas pertanyaanku. Menyejukkan padang gersang hatiku.
Namaku Kinan, usiaku tujuh belas tahun. Hidupku adalah milikku, dalam kuasaku. Senang rasanya bila bisa bernyanyi dengan suara merdu. Padahal, siapa pemberi suara itu, bagaimana kalau Dia mengambilnya dariku karena tak kugunakan untuk selalu menyebut namaNya dan memujiNya? Bangga rasanya melihat wajah cantik di cermin kamarku. Siapa yang membuatnya begitu. Bagaimana seandainya tiba-tiba Dia merubahnya? Aku tak kan kuasa. Bahagia rasanya ketika bisa belanja apapun sesuai selera. Tapi, bagaimana kalau semua itu diambilNya? Akankah aku masih bisa tertawa dan merasa suka?
Namaku Kinan. Sebersit rasa iri ini muncul, ketika temanku bisa menghafal satu surat dalam Al Quran. Sedang aku sibuk berdandan menyambut kedatangan Reza. Iri, saat melihat temanku tersenyum tulus menghadapi cobaan yang menimpanya, sedang aku menangis tergugu karena di duakan Reza, yang tak sebanding dengan cobaan yang ia alami. Iri, saat kudapati ia khusyuk dalam sujudnya sedang aku tidur terlelap dibuai mimpi. Iri pada semua keluh kesah hidupnya, yang dikembalikan dan dipasrahkan segalanya hanya kepadaNya, sedangkan aku slalu mempertimbangkan untung ruginya. Aku selalu jauh tertinggal. Dunia memang terlalu indah menawarkan pesonanya. Dan selama ini, aku selalu dijeratnya tanpa mampu berbuat apa-apa.
Namaku Kinan. Aku mencari hakikat hidup yang sebenarnya, karena semua yang kurasa hanyalah sementara. Semua yang berawal pasti berakhir. Ini sudah menjadi ketetapan yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Seperti pagi menggeser malam dan sore mengganti siang. Segala yang bermula akan berkesudahan. Ini sudak keharusan. Seperti juga ada perpisahan di setiap pertemuan, atau kesedihan di tengah kebahagiaan. Begitulah hidup, berjalan dalam garis sabda alam.
Dan selama itu pula aku stagnan. Tak kucoba meretas hidup ini dengan kesadaran. Aku larut dalam pergulatan waktu, tanpa bisa mengalahkannya. Aku bukan tak tahu siapa Allah, bukan pula tak tahu siapa Rasulullah. Aku pun hafal rukun iman dan islam. Tapi, memaknainya lebih dalam belum pernah kulakukan. Kuikuti saja arus omongan orang bahwa hidup kita adalah kebebasan yang semestinya dinikmati tanpa batas dan jangan sampai kita ketinggalan dan tergerus oleh jaman.
Namaku Kinan. Kucoba mengurai hidup yang kujalani. Segala yang datang pasti akan berpulang. Ini sudah kepastian. Layaknya manusia yang akan kembali padaNya. KEMATIAN. Semuanya akan menuju keharibaan pemilikNya. Selama ini aku menganggap semuanya biasa saja, toh setiap yang bernyawa pasti akan mengalaminya. Tapi, kemudian begaimana jika setiap jiwa akan dimintai pertanggungjawaban? Bagaimana jika setiap inchi tubuh kita akan menjadi saksi atas segalanya? Akankah aku masih bisa berkata bahwa hidupku adalah kuasaku? Sedangkan yang serba Maha di sana akan meminta diri kita sepenuhnya.
Ampuni hamba Yaa Rabb, hamba kehilangan nurani dan suara hati. Aku telah menjalani hidup semauku. Tidak dalam garisMu. Aku telah menyia-nyiakan nikmat yang Kau berikan, tak terhitung. Bahkan setiap tarikan nafasku adalah nikmatMu, yang insyaallah mulai detik ini akan selalu teriring dalam zikir untukMu. Dan setiap apapun yang kulakukan adalah nikmatMu. Bagaimana bisa aku berpaling dariMu, Yaa Rabb...
Namaku Kinan. Aku ingin mencintaiMu, tunduk dalam aturanMu, dan taat dalam garisMu. Berikan ketetapan di hati ini Yaa Rabbi, agar hamba yang rapuh ini akan selalu tegar menghadapi apapun yang terjadi. Hingga suatu saat nanti ketika bertemu denganMu hamba punya keberanian menatap wajahMu.
Namaku Kinan. Aku hanya susunan tulang yang dibalut seonggok daging, kemudian ditiupkan ruh kedalamnya oleh Zat Yang Maha Mencipta. Aku Kinan hamba Allah yang sesungguhnya.


'Kita tak 'kan pernah tahu kapan kematian akan datang menjemput ruh yang ada dalam raga kita ini, mungkin esok, nanti atau sebentar lagi atau kapanpun, kita tak akan pernah dapat menebak dan menawarnya lagi. Untuk itu, senantiasa bersyukur dan selalu melakukan kebaikan, akan membuat hidup kita lebih bernilai dan bemanfaat. Berubah demi kebaikan hanya karenaNya, lakukanlah karena kesadaran, lakukanlah mulai saat ini, dan dari diri sendiri, jangan ditunda-tunda. Belajarlah dari kehidupan ini.'

Pemuja Rahasia [play]

(Sebenarnya ini tidak penting, hahahahahahaha).....
Pernahkah terpikirkan, untuk menanyakan kepadaku 'Kenapa aku begitu mengagumi Dude? Yang apabila dilihat, begitu terlihat ketidakmungkinannya aku dapat menggapainya.... Mustahil buat bisa masuk dalam kehidupanku.. (mimpi.... kali yeeeee...)

Aku seorang gadis biasa yang hidup di tengah kota kecil..,, sedangkan Dude???
idola calon mertua (aha), ia... seorang dengan raut wajah yang tenang dan meneduhkan, yang dengan kelemah lembutannya dan dengan kata-kata bijak yang keluar dari mulutnya, hingga mampu menyihir orang-orang yang mendengarnya, hingga memang benar-benar tersihir. Ia pun tinggal berkilo-kilo-kilo-kilo meter jaraknya dari tempatku berdiri... Mustahil bila suatu saat ia bisa mengenal ari.., (hahaha...pada bagian ini aku menulis sambil tertawa, karena aku pun membayangkan jika suatu saat yang menurutku mustahil itu justru menjadi sebuah kenyataan, aku tidak akan menolaknya...hahai ^-^)
aku mengimajinasikan,bagaimana alurnya aku bertemu dengan 'maz' Dude...(boleh ya seDikit berkhayal???)..ku buat settingnya ada d toko buku..tiiiiiiit(sensor..),kemudian ketika aku seDang mengambil sebuah buku yg ku kira menarik,tiba-tiba saja,buku itu secara berSamaan juga diambil oleh orang lain,yg ternyata adalah DUDE...lalu buku yg kupegang berSamaan itu,juga kami lepaskan berSamaan..kemudian buku itu jatUh..setelah itu,buku itu juga tak disengaja terambil secAra berSamaan lagi..kami pun saling memberikan senyuman...(untuk crita slanjutny,ku serahkan pada pembaca,he ^_^)..hahahahaiíi (duniaaa khayal..mirip lelenOvela..)__*"wis-wis ari kie,Dasar... Slalu saja membuka jalan masuknya setan ke dalam pikiranmu..!!!"

Jika ada yang bertanya, maka aku akan menjawabnya...
Setelah aku berulang kali mengagumi seseorang, yang sesungguhnya nyata dalam hidupku (maksudnya, 'ia' benar-benar sudah menjadi kehidupan keseharianku.. ia ku kenal, dan ia pun mengenalku... walau terkadang aku mengaggumi seseorang yang hanya aku mengenalnya, dan ia tidak mengenalku...), aku slalu saja hanya menjadi 'korban' pengagum rahasia dan dengan ending yang tidak menyenangkan ('berlebayan...)
Ia (yang kumaksud adalah yang kukagumi..) selalu saja dengan berjalannya waktu (karena dengan berjalannya waktu itu aku tak melakukan apapun..)akhirnya ia 'bertemu' dengan orang yang ternyata bukan 'aku'. Aku senang, karena aku pun bisa belajar dari pengalaman ini...
Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengagumi pada 'seorang' yang benar-benar tidak nyata (lebih mudah, karena aku tidak harus merasa sakit jika ia bertemu dengan orang yang ternyata bukan 'aku', daripada aku harus gigit jari karena aku mengaggumi orang yang sudah ada di hidupku namun ia justru bertemu dengan orang yang ternyata bukan 'aku' lagi...)...

Semangat, ari….
Dan untuk siapa saja yang berprofesi sebagai ‘pengagum’…!!!

Sebuah Surat Untuk Seorang Sahabat

 (Catatan 25 November 2009)

Ada seorang sahabat bercerita padaku, tentang kerumitannya menghadapi bermacam-macam-macam-macam (bahkan berkali-kali lipat dari arti sesungguhnya) masalah yang harus ia selesaikan. Masalah yang pertama, menyangkut kehidupan, pikiran, dan perasaannya. Masalah yang kedua, menyangkut tugas kuliah (intermezooo..... pada saat itu pun, aku juga bermasalah dengan yang namanya tugas, hahaha ;>). Masalah yang kedua, tentang kesalahpahaman dalam sebuah persahabatan (kami). Untuk yang terakhir ini, aku tidak mau main-main...

Harus cepat diselesaikan...
Untuk menjadi seorang pemimpin, bukan hanya menghadapi sebuah massa, akan tetapi kita juga belajar untuk menghadapi sebuah persoalan. Pemimpin bukan berarti seorang pimpinan... Pemimpin, dia menjadi inspirator ketika ia bertindak. Sedangkan, pimpinan, hanyalah sebuah jabatan. Ia pun bisa bersembunyi dalam menghadapi suatu persoalan, dengan kedok dan tipu muslihatnya. Siapapun bisa menjadi PEMIMPIN.

(Bukan...bukan... yang akan ku tulis bukanlah masalah 'siapakah PEMIMPIN itu?') karena kami, aku, kamu, Anda, dia, atau siapapun bisa menjadi seorang pemimpin....
^-^

Untuk masalah yang pertama, CINTA. Tema yang sangat universal.... (sepertinya aku sudah menulisnya di catatan sebelumnya... akan ku jabarkan lagi)
"Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
Kenapa kita menutup mata ketika kita menangis ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita membayangkan sesuatu ?
Karena....
ada hal hal yang terindah di dunia ini yang biasanya tidak terlihat, dan hanya dengan memejamkan mata, semuanya akan menjadi seperti nyata di mata kita...
Karena....
Ada hal hal yang tidak ingin kita lepaskan dan ada orang orang yang tidak ingin kita tinggalkan
Tapi ingatlah, melepaskan bukan berarti akhir dari dunia melainkan awal dari kehidupan yang baru

Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis
Kebahagiaan ada untuk mereka yang telah tersakiti
Kebahagiaan ada untuk mereka yang telah mencari dan telah mencoba
Karena merekalah yang bisa menghargai
Betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka

Cinta adalah ketika kamu menitikkan air mata, tetapi masih peduli terhadapnya
Cinta adalah ketika dia tidak mempedulikanmu, kamu masih menunggunya dengan setia
Cinta adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum
sambil berkata , ” Aku turut berbahagia untukmu* ”
*itu yang kubaca dari sebuah tulisan, dari lembar sebuah majalah... (aku lupa apa namanya???)

Terkadang kita merasakan bahwa kita telah jatuh cinta pada orang yang salah. (aku pun pernah merasakannya... perempuan manakah yang tidak merasa senang jika diberi perhatian dari 'seseorang'? Akan tetapi respon baik dari sipenerima respon, kadang disalah artikan. Kemudian, kita baru menyadari bahwa kita tak semsetinya membohongi perasaan kita. Itu hanyalah akan membuat rasa sakit, baik baginya maupun bagi kita sendiri, dan membuat perasaan bersalah begitu berkecamuk dalam dada. Dan ketika kita hendak berhadapan dengannya, kita merasakan bahwa tak seharusnya, ia mendapatkan yang tak ia harapkan.., sedangkan yang kita lakukan 'seolah-olah' memberikan harapan padanya..)
Cinta pada orang yang salah???TIDAK... Karena cinta itu bisa muncul pada siapapun. Manusia, tidak akan pernah 'bersalah' telah merasakan jatuh cinta. Manusia, juga tidak akan 'bersalah' jika ia dicintai oleh orang lain. Karena manusia berhak mencintai dan dicintai.
Apabila cinta tak berhasil membebaskan diri kita, Biarlah hati kita kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas lagi. Ingatlah bahwa kita mungkin menemukan cinta dan kehilangannya. Tetapi ketika cinta itu mati… kita tidak perlu mati bersamanya, karena dengan nyata cinta itu masih ada, dan akan tetap ada di hati manusia. Cinta akan menemukan jalannya sendiri. Terimalah cinta apa adanya, Bukan sebagai apa yang kita inginkan, karena, ketahuilah!!!ADA Yang Lebih Tahu apa yang kita butuhkan...Resapilah makna cinta, dalam Getaran Jiwa
di dada Karena cinta adalah ANUGRAH, Bukan paksaan.

Cinta pada orang yang salah???TIDAK. Karena, ingatlah bahwa setiap manusia pasti bisa berubah. Hanya saja persoalannya, pada 'kemana ia akan berubah? lebih baik atau lebih buruk?'
Karena cinta bisa merubah apapun... Percayalah... Dan dengan atas nama cinta, pasti, orang yang mencintai akan berusaha memenuhi keinginan Yang Dicintai, dengan tidak meninggalkan dan tetap menjadi dirinya yang sebenarnya, tapi dirinya yang terbaik, yang ingin dipersembahkan kepada Yang Dicintai.

Ketika cinta itu datang secara bersamaan, artinya, ketika banyak cinta yang datang dan menawarkannya padamu.. maka akan tiba saatnya dimana kamu memang harus berhenti mencintai salah satu darinya, dengan tidak meninggalkan dan menyakiti hatinya (entah bagaimana caranya, aku pun tak tahu...)
Bukan karena orang itu berhenti mencintai kita, atau karena ia tidak mempedulikan kita. Melainkan saat kita menyadari bahwa orang itu, akan lebih berbahagia apabila kita melepasnya. Tetapi apabila kamu benar-benar mencintai seseorang, Jangan dengan mudah kita melepaskannya. Berjuanglah demi cintamu… Fight for your dream!
'Cintailah seseorang sewajarnya, jangan terobsesi untuk bisa meraihnya...' Karena sesuatu, yang berlebihan,...apapun... hasilnya tidak akan baik. ^-^
Lebih baik menunggu orang yang benar benar kamu inginkan, daripada berjalan bersama orang ” yang tersedia ”. Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai, daripada orang yang berada di ” sekelilingmu ”

Lebih baik menunggu orang yang tepat
Karena hidup ini terlalu berharga dan terlalu singkat
Untuk dibuang dengan hanya ” seseorang ”
Atau untuk dibuang dengan orang yang tidak tepat

Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang paling menyakiti hatimu..
Akan tetapi, jangan abaikan orang yang juga menunggummu. Karena, mungkin dialah sesungguhnya orang yang tepat bagimu...

Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya. Sempatkanlah, untuk berdoa untuk segala kebaikannya, dan untuk siapapun..
Cinta itu ada di hati manusia. Maka, dengarkanlah suara hatimu. disaat begitu banyak jalan (cinta) terbentang dihadapanmu, dan kamu tak tau jalan mana yang harus kamu ambil, janganlah memilihnya dengan asal saja, tetapi duduklah dan tunggulah beberapa saat. Tariklah nafas dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan, seperti saat kamu bernafas di hari pertamamu di dunia ini. Jangan biarkan apapun mengalihkan perhatiamu, tunggulah, tunggulah, dan tunggulah lebih lama lagi sampai kamu benar-benar mendapatkan yang paling tepat. Berdiam dirilah, tetap hening, dan dengarkanlah suara hatimu. Lalu, ketika hati itu bicara "INSYAALLAH, INILAH YANG PALING TEPAT...", beranjaklah dan pergilah kemana hati membawamu.

Untuk persoalan yang kedua: TUGAS, hahagz......hagzz.. (tidak perlu dibicarakan dalam laman ini) aku pun masih belum bisa menerapkan "SKALA PRIORITAS" secara tepat dalam kehidupan ku yang 'berantakan' ini. Tapi, aku mempunyai niat, dan tekad,,.. akan segera ku perbaiki.. Insyaallah.... (Yaa Rabbi, help me please.... ^-^)

Untuk persoalan yang ketiga: It's complicated... Aku akan berusaha menjawabnya sebijaksana mungkin....Sahabat sejati akan mengerti ketika kamu berkata, ” Aku lupa ”
Sahabat sejati akan tetap setia menunggu ketika kamu berkata, ”Tunggu sebentar ”
Sahabat sejati hatinya akan tetap tinggal, terikat kepadamu ketika kamu berkata, ” Tinggalkan aku sendiri ”
Saat kamu berkata untuk meninggalkannya,
Mungkin dia akan pergi meninggalkanmu sesaat,
Memberimu waktu untuk menenangkan dirimu sendiri,
Tetapi pada saat itu, hatinya tidak akan pernah meninggalkanmu.. Percayalah,.. bahwa hati ini tak akan pernah meninggalkannya..dan sewaktu dia jauh darimu, dia akan selalu mendoakanmu dengan tetesan air mata dan penuh pengharapan... berharap ia mendapatkan yang terbaik.,

Kami, sudah menemukan cinta dan tak akan kehilangannya lagi.. Kami sudah menemukan seorang sahabat terbaik yang pernah Tuhan kirimkan untuk kami. Kami tak akan pergi ke manapun selama kamu yakin, kami selalu ada di hatimu... Hingga akhirnya, KAMI akan kuubah menjadi KITA...
Karena hidup ini terlalu indah, untuk dinikmati sendiri..
Karena hidup bercerita TENTANG KITA...
Satu lagi, ingatlah bahwa di suatu tempat, ada seseorang yang ingin terus melihat senyum kita, ia adalah SAHABAT...
Dados (So, Jadi), tetap SEMANGAT dan TERSENYUMLAH sahabatku....!!!
SEMANGAT!!! ^_^ Karena senyum akan merubah dunia menjadi lebih berwarna..
Bergerak Tuntaskan Perubahan!!!


Dari Buku pemberian seorang Sahabat

(Catatan 14 November 2009)

Aku adalah remaja yang tidak merasakan apa yang dinamakan cinta. Aku juga tidak pernah menyaksikan keindahan cinta dalam hidupku. Inilah masalahku. Ia selalu membayang-bayangiku sampai saatnya aku harus duduk di bangku kuliah, tanpa pengalaman cinta yang bisa kubagi.

Adapun remaja yang umurnya sebaya denganku, mereka selalu menceritakan kepadaku tentang petualangan cinta mereka dengan kekasihnya. Mereka mengilustrasikan tentang keindahannya, siksaannya dan bagaimana cinta itu bisa membuatnya tidak bisa tertidur dan selalu merindukan kehadiran sang kekasih. Dengan sabar aku tetap mendengarkan kisah mereka, sementara tanganku berpaku dagu sembari air mata menetes dari kedua mataku. Sungguh malang nasibku. Dan pada akhirnya mereka bertanya kepadaku tentang kisah cinta yang pernah aku alami. Tidak ada yang bisa aku ucapkan sepatah katapun. Aku tidak punya kekasih. Perasaanku selama ini pada lawan jenis, hanya bisa ku pendam. Tak berani ku mengakuinya pada siapapun. Yang ada hanya rasa kagum, yang bisa kulakukan hanya melihatnya dari jauh. Pernah suatu saat kutanyakan kepada seorang teman apa sebenarnya arti cinta itu? Ia menjawab, "Cinta adalah terpautnya dua hati yang tulus. Cinta adalah ungkapan perasaan yang sangat indah." Semalaman aku tidak bisa tidur, memikirkan apa yang diucapkan olehnya. Kemudian aku bertanya pada diriku sendiri, "Apakah aku ini tidak punya hati? Apakah aku ini tidak punya perasaan?Apa perasaan dalam jiwaku telah hilang tercabut tanpa tersisa akar sedikitpun?" Teman-teman menganggapku sebagai cewek yang super polos. Dan menurut mereka, aku tidak akan sukses dalam menjalani hidup ini.

Itu yang ku baca dari sebuah buku pemberian seorang sahabat (^_^) . Cerita itu kutemukan dalam bukunya yang berjudul AJARI AKU CINTA, lalu kukembangkan sedikit.
Sebuah contoh kecil, seseorang yang putus asa dengan perjalanan hidupnya, yang menurutnya tanpa cinta. Rasa cemas yang berlebihan yang tumbuh dalam hati dan pikirannya, membuatnya mengubur dan meniadakan cinta yang sesungguhnya begitu luas, melebihi samudra, yang datang dari Sang Maha Pemberi Cinta.

Kalau boleh aku mengubah cerita itu, maka sekarang akan kuubah.

Aku adalah remaja yang merasakan apa yang dinamakan cinta. Aku selalu menyaksikan keindahan cinta dalam hidupku. Inilah anugrah yang pasti dialami oleh setiap insanNya. Tanpa sadar atau mereka sadari, bahwa cinta yang mereka dapatkan melebihi cinta yang mereka harapkan. Cinta yang begitu agung, yang senantiasa Ia curahkan untuk seluruh umatNya. Akan tetapi, terkadang kita tidak bersyukur atas cinta yang datang dariNya saja.
Itulah sesungguhnya cinta sejati, dimana cinta yang kita tanam dengan tulus padaNya, pasti akan terbalas oleh cinta dariNya. Tak akan bertepuk sebelah tangan. Sesungguhnya cinta kepadaNya adalah nikmat yang tiada bandingnya. Sebuah cinta dimana kita merasakan ketentraman dan kedamaian luar biasa. Sebab, Pihak yang dicintai tidak pernah meninggalkan yang mencintai. Bahkan, Dia selalu bersedia memaafkan kita jika kita berbuat salah, dan jika kita benar-benar menyesalinya. Dia tetap bersabar, ketika kita berpaling dariNya. Dia mengingatkan kita, ketika kita lalai terhadapNya. Dia tidak pernah bosan bersama kita, hingga kita sendiri merasa bosan. Tidakkah kita melihat, adakah disana cinta yang lebih agung dari cintaNya?

Adapun remaja yang umurnya sebaya denganku, mereka selalu menceritakan kepadaku tentang petualangan cinta mereka dengan kekasihnya. Dengan sabar aku akan tetap mendengarkan kisah-kisah mereka, sementara aku akan terus menjadi manusia yang belajar dari kehidupan ini. Tidak melulu hanya dari perjalanan hidupku saja, tetapi juga dari perjalanan hidup mereka. Dan kini aku berjanji tidak akan bertanya dimana cinta itu berada, karena aku yakin 100% cinta itu sudah ada disetiap hati manusia.

Cara mencintai yang paling bijaksana, cintailah 'seseorang' hanya karena ALLAH.

Ada yang mau berbagi cerita cintanya kepadaku? ^-^

Oiya, sedikit buat kata-kata bijak: Cinta hakiki takkan dapat dimengerti kecuali dengan sebuah pengorbanan. No sacrifice, no victory.
(hehe... yang terakhir ntu kata-katanya Kapten Witwicky, di filmnya Transformers)


Semangat Kawaaaaaannnnnnn

LIMAS - OSPEK FBS 2010

Sebuah Permintaan Maaf dan Terimakasih dari saya (9 Agustus 2010)

-->
Warna warni yang menyertai OSPEK selama aku menjadi seorang pemandu. Dari yang jarang memenuhi panggilan untuk datang rapat, hingga aku benar-benar terlalu rajin berangkat rapat sampai-sampai aku datang sangat awal sebagai salah satu bentuk permohananmaafku atas kesalahanku yang tak pernah datang dalam rapat besar maupun rapat pemandu. Tapi, pada akhirnya aku dapat memenuhi semua tanggungjawabku(insyaallah). Dari Briefing jam 5 pagi, ospek dan evaluasi hingga jam setengah sembilan malam,tak terasa sudah berlalu begitu cepat… (pengen diulangi…)

Ku mulai dari awal aku bergabung dalam kepanitian OSPEK FBS 2010. Sebenarnya ini kedua kalinya aku ikut dalam kepanitian OSPEK fakultas. 3 bulan sebelum OSPEK, masih teringat jelas oleh ku bagaimana aku di interview oleh Aji, sebagai SC pemandu (saat itu, hingga ia merangkap sebagai koor pemandu pada saat hari H-nya).. Aku masih sangat ingat pertanyaan apa yang dilontarkan padaku dan bagaimana aku mensimulasikan seorang pemandu jika aku menghadapi berbagai karakter individu yang berbeda-beda. Hingga pada akhirnya aku mendapatkan SMS undangan untuk datang dalam temu perdana. Aku datang, dan wajar, biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial, hanya ada perkenalan dan game-game. Aneh, lama-kelamaan aku merasa bosan dengan rutinitas 'ropat-rapat'. inilah yang membuatku 'ujug-ujug' mengurungkan niatku datang pada rapat-rapat selanjutnya.(Maaf..... ^_^) Ya, kadang-kadanglah aku menyempatkan untuk datang. Ketika pembagian gugus dan 'partner kerja' dalam satu gugus, aku dipasangkan dengan Yufrizal Hadi dan Ami Nurhayati. Untuk saat itu, aku belum sempat melihat batang hidung mereka berdua bahkan aku pun belum pernah melihat wajah mereka. Kemudian ketika beberapa kali temu internal antar pemandu, aku bertemu dengan Ami, tapi tidak untuk Yufrizal Hadi. Aku baru tahu, panggilan Jupe untuk Yufrizal Hadi, ya dari Ami. Hingga saat simulasi akbar OSPEK, Jupe pun tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.. (hahhhhh... maaf saya sempat menyangsikan integritas kerjamu, Bung... Pizzzz ^.^v) sampai-sampai, aku pernah secara tegas menanyakan kesanggupan Jupe dalam kegiatan OSPEK melalui SMS. Ia pun menyatakan (masih) sanggup. Perlu diketahui Jupe, ketika kamu tak SMS 'gek ndang cepet rene!' di Tejo saat itu, Aji sempat akan mencoret namamu sebagai seorang pemandu. Untuk itu, Jupe tak SMS, tak minta untuk cepat datang ke Tejo setelah mengantarkan temannya ke stasiun supaya Aji tau kesungguhanmu... (Ngono critane... makanya jangan suka nyalahke orang lain... Mari koreksi diri kita sendiri.. Huuu dasar!)..
Jupe, maaf pernah tak bentak gara-gara kamu suka nyalahke orang lain, gara-gara seenaknya kasih komando ke temen-temen maba tanpa liat juknis acaranya dulu... (makanya kalo evaluasi, jo nggitar mlulu...).. Maafkan kesalahan saya, selama saya berpartner dengan Anda, saya pernah menyakiti Anda,,,hehehe... Maafkan saya, karena transfer ilmu yang saya janjikan belum kamu tagih... Trimakasih, sudah menjadi pemandu yang luar biasa, akhirnya Jupe hadir mendampingi LIMAS dalam OSPEK, tidak sia-sia saya dan Ami mempertahankan Jupe ketika Aji sempat akan memisahkan kita.. (hahaha.. Lebay,,,padahal aku ra ngerti Jupe kaya apa,).. Trimkasih Jupe, karena Anda membuat LIMAS menjadi heboh..hahah...trimakasih,Jupe telah menjadi warna yang berbeda dari 3 pemandu ini.. Tapi, itulah kita,,,kita saling melengkapi. 1. Ing ngarsa sung tuladha, 2. Ing Madya mangun karsa,3. Tut wuri handayani.
LIMAS tanpa Jupe, nggak rame...mungkin kalimat itulah yang tepat menggambarkan Jupe (halaaahhh.. Lebay..)

Ami, maafkan aku yang sering meninggalkan teman-teman LIMAS untuk kuliah, rapat, maupun ketika aku bekerja di bagian utara GOR untuk 'memprovokasi' teman-teman agar teriak-teriak. Trimakasih karena sudah bersedia berpartner denganku, terimakasih karena Ami slalu 'ada' saat aku tidak ada. ^^

Untuk Icak, maafkan aku yang tidak datang ketika aku mendapat tugas piket jaga stan pendaftaran ospek, pada hari minggu.. dan piket jaga stan, tak ganti sesuka hatiku, ketika aku sempat datang ke PKM, maka saat itulah aku baru sempat jaga stan.. Untuk itu, Maafkan aku juga, yang terlalu sering menjawab 'lha wong saya ga dapet sms og.' ketika Icak menanyakan kehadiranku dalam rapat besar... (Maaf, itu murni kesalahan saya, hehehe).. ^^

Untuk Dinka, maafkan aku yang sering 'muring-muring' ketika mendapatkan SMS yang nomernya gak dikenal... (hanya kita yang tau...).. Terimakasih, sudah bersedia dengan senang hati menemaniku tidur, makan, dan bercerita.. Trimakasih, karena ga ada lelahnya Dinka selalu ngingetin aku untuk semangat datang dalam rapat apapun.

OSPEK mengenalkan saya dengan pribadi-pribadi yang sungguh luar biasa. OSPEK membuat saya mengidolakan satu sosok..(hehhee...)..

Untuk temen2 Limas, Ari minta maaf... Nek selama ini ari pernah marah, pernah nyakiti perasaan temen2. Aku ini bukan orang baik, sosokku ini bukanlah tanpa cela...Kadang aku bisa jujur, kadang pula aku menyimpan kebohongan.. Tapi percayalah, bahwa kali ini aku sungguh-sungguh ingin minta maaf dan mengucapkan terimakasih pada siapa saja.
Thanks for being a part of my life...
Jika kita bertemu di tengah jalan nanti, sapalah aku.. Aku pasti ingat, bahwa teman-teman bagian dari hidupku... Tapi, mungkin aku lupa nama teman-teman..hehehe... Karena bagiku menghafal nama dan rupa sebanyak 58 anak dalam 4 hari itu tidak mudah. Maaf ya......
I luph yu pul, kawannn.........................

turnuwun: Agam, agung (Maafkan saya yang gak pernah sms buat penugasan.. Sepertinya saya berbuat tidak adil pada anak yang satu ini...Maaf), dzaky, aminudin, anissa KD, Anita, Arif, Arin, Chacha, Arya, Devi, Bruri (Wah,, Anda mengingatkan saya pada bapak saya jaman muda dulu, hahahahah...pizz), Budi (naK, pertanyaanmu ki aneh-aneh... Tapi, karena itu saya jadi ingat namamu), Cahyo (yang katanya mirip Afgan...Terimakasih cinta...), Harum (Manis sekali anak ini,.. Lanjutkan!), Hanum (Ada Harum pasti ada Hanum,ckckckck....hehehe), Chyta (Selamat ulangtahun chyta, maaf ga bisa kasih apa-apa...), Widi, Ana, Dwi L, Estri, Fatima, Fauziyah, Fitri, Gentur, Gregorius (Jangan tertawakan saya, karena kegaptekan saya memegang kamera, hehehehe... Tapi saya pengen belajar... Makanya ajari ya??hehehe), Hamdan (Huwaaaa... kembalikan foto masa kecil saya! Limited edition nui...), Imam (rambut gondrongmu mengingatkan saya pada kakak saya, suk nek wis mlebu kuliah, utamane kuliah e bu Hesti, di rapike ya???), Indra (Mari, kita sama-sama belajar...Okokok??), Rian (Sugeng ambal warsa, nggih... Ngapunten boten saged maringi napa2,, Saya suka semangatmu, kawan...), Isna, Jatu, Umay, Maya, Mega, Mita (^_^), Udin, Jannah (Maafkan saya, belum bisa nyari jas almamatermu yang asli...), Olga, Tian (Mana kameramu,,, besok-besok aku dipinjemi ya? hehehehe...), Prima, Purbo, Rahmat, Valens (ke-tomboy-anmu mengingatkan saya pada sahabat smp saya dulu, yang gemar main basket), Risna, Ema, Rizal, Sabila (bu bendahara, yang punya semangat luar biasa..), Dhani (Maafkan saya, mungkin dhani bosan ketika saya selalu bertanya 'sehat? Nek ada apa-apa bilang ya!' Karena hanya itu yang bisa saya lakukan...), Saras (Wehehehehe.... yang katanya kembarannya Jupe...), Sigit, Iza, Swastika, Itha, Titi, Welly (maafkan saya ya, waktu welly diam aja njuk tiba-tiba nangis, saya benar-benar bingung.. saya ga ngerti harus gimana, welly tak peluk aja, padahal bau badanku sore itu ga enak banget,heheheheeee... Maaf), Yulian, Zeni (Cantik dengan jilbabnya... Hampir saja saya tidak mengenali Zeni ketika OSPEK)