Sebuah Awal yang Berakhir

“Pantaskah Saya Menjadi Seorang Pemandu?”
(Dulu, ini adalah awal kehidupanku di kampus ungu tercinta, kini sudah berakhir...)

Entah mimpi apa yang membawa saya sampai di Yogya, di universitas ini. Sama tidak tahunya saya, mimpi apa yang sudah membuat saya bergabung di kepanitiaan OSPEK ini. Saya lupa mimpi yang mana. Yang saya ingat, bahwa step-step keberhasilan : dream well, plan well and work well. Kelihatannya simple walaupun tidak simple dalam melakukannya. Ask and you will be given . Mintalah – kepadaNya , maka akan diberikan kepadamu. Itu kata-kata dari Pak Mario Teguh.

Bukan mimpi yang saya andalkan, lantas saya hanya berdiam diri tidak melakukan apapun untuk mewujudkan semua visi saya. Baru-baru ini, saya belajar bagaimana bermimpi. Belajar menjadi seorang yang bisa memimpin, jujur hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah bagi saya. Karena memimpin juga harus bermodalkan lisan yang baik, dan itulah yang saya tidak punya. Akan tetapi, pada akhirnya, saya sadar bahwa semuanya itu bisa dipelajari dari nol, kalau kita punya kemauan. Pada saat-saat tertentu pula terlintas di benak saya buat apa saya melakukan sesuatu yang hanya mengganggu waktu belajar saya. Berlebihan memang…. Namun, saya menyadari, to taste the sweet, I’ll face the pain….

Menyerah? Tidak.

Karena mungkin mimpi besar memang harus dimulai dari yang kecil. Dan karena saya percaya, bahwa belajar tidak hanya dalam kampus tapi juga melalui sebuah organisasi dan kepanitiaan. Dengan mengenal dan dikenal orang-orang di sekitar kita, saya merasa bahwa hidup yang saya miliki ini adalah bermanfaat dan berharga. Bukan karena keberadaan saya, melainkan karena apa yang saya lakukan.
Saya percaya, dan saya masih akan tetap setia pada mimpi ini. Dan seperti yang pernah saya dengar dari seseorang bahwa mimpi yang kita punya tak seharusnya hanya menjadi bunga tidur. Namun, seharusnya, kita benar-benar memperjuangkannya di alam nyata. . . .

Seorang pemimpin dengan orang lain harus saling tolong menolong, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Seorang pemimpin hendaknya mengenal dirinya sendiri dan juga mengenal orang lain. Dan seorang pemandu pun, adalah seorang yang nantinya akan memberikan panduan dan tuntunan bagi para maba-mabanya, yang pada prinsipnya pemandu diharuskan mengenal siapa yang akan mereka hadapi. Tidak sedikit berbeda antara seorang pemimpin dan pemandu, yang membedakannya mungkin hanya ruang geraknya saja. Pemimpin belum tentu seorang pemandu, sedangkan di dalam pemandu ada jiwa sang pemimpin. Pemimpin bisa saja jadi seorang pemandu bagi anak buahnya, akan tetapi tidak selamanya seorang pemimpin memberikan umpan langsung kepada anak buahnya. Jadi seorang pemandu haruslah bisa menjadi pemimpin yang baik, yang bisa memberikan pengaruh, mengarahkan, menyampaikan, dan mengajak ke sesuatu yang benar-tepat.

Kemudian menjawab sebuah pertanyaan, “Pantaskah saya menjadi seorang Pemandu?”. Yang saya tahu adalah bahwa setiap orang berhak memberikan kesempatan dan diberi kesempatan. Dan yang saya lakukan adalah dengan memanfaatkan, menggunakan kesempatan yang telah diberikan tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan cara menjalankan tanggung jawab dan kepercayaan yang sudah sahabat-sahabat SC berikan kepada saya dengan gelar “Pemandu”, insya Allah akan saya jalankan dengan bersungguh-sungguh dan sebaik-baiknya. Karena OSPEK tanpa Pemandu ‘nggak seru’.

"Awal dari kehidupan kita – bukanlah rencana kita, dan saat berakhirnya pun – bukan keputusan kita; tetapi telah semakin jelas bagi kita bahwa tugas kita adalah menjadikan waktu antara yang awal dan akhir itu, sebagai sebuah perjalanan yang terindah yang bisa kita capai dengan upaya kita, dan dengan bantuan penuh kasih dari Tangan Yang Tidak Terlihat itu." (Mario Teguh)

SEMANGAT !!! ^_^
_Aji Adhitya Ardanareswari (ARI)_


** teman-teman, itu tulisan yang saya buat satu tahun yang lalu... Ketika saya dipercaya menjadi seorang pemandu OSPEK FBS... Awalnya saya ingin menjawab, “Tidak Pantas” ketika saya disodori sebuah pertanyaan “Pantaskan Anda menjadi seorang Pemandu?”.. (critane merendah og piye??? Hehehe...) Akan tetapi, saya lalu berpikir.. Betapa pengecutnya jika saya berkata saya tidak pantas menjadi seorang pemandu. Lha wong saya sendiri yang sok-sokan ndaftar jadi pemandu, dengan mengalahkan ‘beribu-ribu’ (*ber-lebayan) teman saya yang juga menginginkan menjadi pemandu.. Moso’ iya saya tega ‘menyediakan’ panitia yang sebenarnya tidak pantas untuk menjalankan tugas sebagai panitia OSPEK. Moso’ iya, nyali saya ciut begitu saja. TIDAK!!! Karena dari orang yang tidak tahu apa-apa, saya belajar apapun yang ada di luar sana. Saya belajar mengumpulkan puing-puing ilmu yang tercecer diluar sana. Puing-puing yang tidak didapat di bangku kuliah.

Untuk teman-teman pemandu, untuk SANG PEMIMPI(N) dan Para calon pemimpin serta untuk semua panitia yang diberi kepercayaan memegang amanah apapun....Mari Semangat!!! Jaga kesehatan teman-teman... SemangKaaaaa... Semangat Kawan.......oke oke oke oke....

Rapatkan barisan, eratkan genggaman, dan mari ‘berlari’ bersama-sama..... Hahahahahhhhhhh...

0 komentar:

Posting Komentar