Aku Benci Ini...

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh....
Ehm... kali ini aku ingin menulis tentang mengapa aku tak begitu aware terhadap mereka-mereka ‘para perokok’. Alasan yang pertama karena, bagiku mereka tidak bisa menghargai dirinya sendiri. Bagaimana tidak? Ia secara sadar telah mendzalimi dan menyiksa diri mereka sendiri. Dengan merokok, ia akan menabung berbagai macam penyakit yang akan merusak tubuhnya yang merugikan dirinya sendiri. Pernah suatu kali, seorang temanku yang kebetulan adalah seorang perokok, kutanya alasannya kenapa ia merokok, daripada uang yang digunakannya untuk membeli sebatang rokok lebih baik digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat bukan? Toh membeli rokok, tidak ada manfaatnya sama sekali. Katanya, kalo ia tidak membeli rokok, penjual rokok tidak akan punya penghasilan. Hah??? Gilaaa... Ya iyaaalah, kalau ia tetap melarisi dagangannya, penjual rokok tidak akan mencari pekerjaan lain yang lebih menghasilkan lebih dari seorang pedagang rokok. Alasan kedua, karena bagiku seorang perokok adalah mereka yang tidak bisa menghargai orang lain, tidak menyayangi orang-orang yang berada di sekitarnya. Orang yang merokok, juga akan menabung berbagai macam penyakit pula pada orang yang ada di sekitarnya yang kebetulan mengisap asap rokok yang dihasilkannya dari sebatang rokok. Itu sama saja dia juga telah mencelakakan orang lain. Atau dengan kata lain, ia para perokok tidak menyayangi orang-orang yang berada di sekitarnya. Alasan ketiga karena, mereka pasti tidak bisa memahami suatu tulisan yang sudah jelas-jelas dicantumkan pada sebuah bungkus rokok yang biasanya berbunyi, “Merokok dapat menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi, dan Gangguan Kehamilan dan Janin.”... Sadarlah wahai kawan-kawan!!!! Yap, memang tidak disebutkan secara jelas dalam Al Quran, hukum dari merokok. Tapi, bukankah sudah jelas, bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang mendzalimi diri mereka sendiri serta melarang perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain?
Ini yang pernah kubaca dari sebuah buku ketika aku SMA dulu. Lalu kutambahi dengan pengetahuan biologiku saat aku belajar ilmu alam.
Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional. Dampaknya menyangkut bidang ekonomi dan kesehatan manusia. Industri rokok berhasil mempergiat petani tembakau, menumbuhkan perdagangan tembakau, membuka kesempatan kerja pada pabrik rokok, memantapkan investasi dalam industri rokok, menyemarakkan periklanan dalam media masa, dan menyumbang pada penghasilan pajak. Namun di sisi lain, menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, bukan saja bagi perorangan, tetapi pada masyarakat. Sesungguhnya, dalam masyarakat negara berkembang soal kesehatan jasmani, dan rohani merupakan faktor mutlak begi penciptaan dan peningkatan kesejahteraan.
Kebiasaan merokok telah lama dikenal masyarakat, dan juga telah diketahui dapat membahayakan kesehatan. Tetapi, sebenarnya masih banyak pihak yang belum mengetahui secara jelas apa dan bagaimana gangguan kesehatan terjadi akibat asap rokok maupun kandungan rokok itu sendiri.
Selain karena produksi tembakau meningkatkan cukai dan devisa negara ini, yap memang dari satu pihak menguntungkan, tetapi kita seharusnya menghitung pula besar kerugian secara ekonomis yang ditimbulkan oleh penyakit-penyakit akibat rokok. Bahkan rokokpun dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup. Data-data dari berbagai negara menunjukkan bahwa sekitar seperempat sampai sepertiga kebakaran terjadi akibat rokok.
Kebiasaan meokok telah terbukti berhubungan dengan sediktnya 25 jenis penyakit, seperti kanker paru-paru (Racun yang dikandung rokok dapat merangsang sel paru-paru menjadi tidak normal dan tidak terkendali pertumbuhannya. Jaringan kanker akan mendesak alveolus sehingga jaringan tersebut tidak berfungsi lagi), bronkitis kronik (suatu penyakit yang ditandai dengan adanya mukus pada saluran respirasi perokok), emfisema (suatau kelainan pada paru-paru yang ditandai dengan robeknya alveolus akibat batuk berat), kanker mulut, tenggorok, laring (kotak suara), penyakit pembuluh darah ulkus peptikum (lambung), gangguan janin, stroke, satu-satunya penyakit yang menunjukkan asosiasi negatif dengan kebiasaan merokok adalah kematian akibat penyakit parkinson. Selain itu, merokok dapat menambah resiko kanker pada kandung kemih, ginjal, pankreas, lambung dan serviks (uterus).
Biasanya meokok menyebabkan para perokok batuk karena secara normal, silia (rambut-rambut halus pada saluran respirasi) menolak dan menyapu material yang berbahaya keluar dari paru-paru. Bagaimana pun, rokok menyebabkan menurunnya aksi pembersihan tersebut sehingga racun yang dikandung tertinggal di dalam paru-paru. Efek merokok dalam jangka waktu pendek pun menyebabkan asma dan alergi serta bernafas menjadi berat. Hanya dalam waktu tujuh detik setelah seseorang mengepulkan asap rokok, nikotin mencapai bagian otak yang menghasilkan efek seperti morfin.
Wanita hamil yang perokok aktif maupun perokok pasif akan mengancam kesehatan dan kehidupan bayi mereka yang beru lahir. Jika seorang wanita hamil merokok, pada hakikatnya ia merokok untuk dirinya sendiri dan bayinya. Sebab nikotin, karbon monoksida, dan senyawa kimia berbahaya lainnya di dalam rokok akan masuk ke dalam aliran darah dan selanjutnya masuk ke dalam tubuh janin. Seorang ibu perokok memiliki peluang lebih besar terhadap kematian bayi saat dilahirkan dan berat badan bayi di bawah normal dibanding ibu yang bukan perokok.
Rokok pada dasarnya merupakan kumpulan ribuan bahan kimia. Satu batang rokok dibakar maka ia akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia antara lain: Nicotiana tabacum (Nikotin), gas karbon monoksida, karbon dioksida, piridin, keton, aldehida,nitrogen oksida, hydrogen cyanide, ammonia, acrolein, ortocresol, perylene, dll. Secara umum bahan-bahan ini dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu komponen gas dan komponen padat/partikel, sedangkan komponen padat/partikel dibagi menjadi nikotin dan tar (getah tembakau). Tar ini mengandung bahan-bahan karsinogen (merusak alat-alat tubuh, dapat menyebabkan kanker). Sementara nikotin adalah suatu bahan adiktif, bahan yang dapat membuat orang menjadi ketagihan dan menimbulkan ketergantungan. Nikotin menyebabkan kelumpuhan pada ujung saraf yang terdapat pada otot pernafasan yang mengakibatkan kematian. Nikotin juga dapat mempengaruhi kelenjar hipofisa sehingga kelenjar tersebut akan mengeluarkan Hormon Anti Deuritik (ADH) yang menahan pengeluaran air seni.
Bila seseorang membakar kemudian menghisap rokok, maka ia akan sekaligus menghisap bahan-bahan kimia tersebut. Bila rokok dibakar, maka asapnya juga akan berterbangan di sekitar perokok. Asap yang berterbangan itu juga mengandung bahan kimia yang berbahaya, dan bila asap itu dihirup oleh orang yang ada di sekitarnya maka orang itu sama saja dengan memasukkan bahan kimia berbahaya secara paksa dalam dirinya, walaupun ia sendiri tidak merokok. Asap rokok yang dihisap si perokok disebut dengan “asap utama” (mainstream smoke) dan asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar dan terhirup oleh orang sekitar perokok disebut “asap sampingan” (sidestream smoke). Pengaruh buruk yang segera timbul dari asap rokok, misalnya keluhan perih di mata bila kita berada di ruangan tertutup yang penuh asap rokok. Penderita asma juga seringkali mengeluh sesak nafas dan batuk-batuk.
Sebenarnya bukan nikotinnya yang membahayakan tubuh, tetapi tar-nya. Tar inilah menjadi penyebab kanker paru-paru. Selain itu, rokok juga menyebabkan penyakit paru obstruktif menahun (PPOM). Misalnya bronkitis kronik, emfisema, maupun radang tenggorokan. Kebanyakan perokok tidak peduli. Mereka sudah terlanjur enak. Orang menjadi kecanduan rokok karena mereka menikmatinya. Kecanduan merokok memang tidak bisa dilepaskan dari pengaruh nikotin di dalamnya. Apalagi nokotin ini menimbulkan banyak rasa enak.
1.      Memberikan rasa nikmat atau sense of wellbeing
2.      Menghilangkan kecemasan dan depresi
3.      Mengurangi ketegangan
4.      Meningkatkan daya konsentrasi
5.      Meningkatkan ketahanan menghadapi stres, terutama stres yang berkepanjangan dan melelahkan.
6.      Menenangkan orang yang mudah marah.
Hal ini berhubungan dengan kemampuan nikotin mempengaruhi resptor nikotinik kolinergik. Setiap batang rokok yang mengandung 5 sampai 30 mg/ml3 nikotin mampu meningkatkan pelepasan dopamin pada striatum (bagian dalam otak besar yang berfungsi melepaskan dopamin). Dopamin merupakan neurotransmiter yang penting untuk mempertahankan fungsi normal tubuh. Itulah sebabnya, mengapa para perokok merasa nikmat saat merokok dan pusing jika tidak merokok.
Seperti diketahui, begitu sesorang menghisap rokok, nikotin langsung diserap dari paru dan mulut lalu masuk ke aliran darah. Kemudian, nikotin terurai ke seluruh tubuh, namun hanya sedikit nikotin yang diserap oleh mukosa pipi dan saluran napas. Sementara itu, 80 sampai 90% langsung masuk ke alveolus. Di sini nikotin diserap dengan cepat. Tujuh detik kemudian nikotin mencapai susunan saraf pusat. Di otak nikotin tadi akan berinteraksi dengan reseptor-reseptor tertentu. Pada dosis rendah, akan merangsang saraf tertentu. Namun, dalam dosis tinggi justru menekan susunan saraf pusat. Membuat pecandunya pusing jika tidak merokok sehingga mereka tidak bisa berpikir.
Mengapa orang tidak mudah berhenti merokok? Ternyata setidak-tidaknya ada 2 faktor yang berperan: pertama, akibat ketergantungan asat adiksi pada nikotin yang ada di dalam asap rokok. Dalam waktu hanya 7 detik itu, setelah menghisap nikotin, akan mencapai otak dan menimbulkan berbagai reaksi pada susunan saraf. Kedua, karena faktor psikologis yang merasakan adanya kehilangan sesuatu kegiatan tertentu apabila berhenti merokok.
Untuk mengatasi masalah rokok, pemerintah pun tidak berpangku tangan. Setiap bungkus rokok dicantumi dengan peringatan buatan Departemen Kesehatan. Tayangan televisi disisipi reklame beserta peringatan dari depatemen itu juga, meski durasinya terlalu pendek untuk bisa dicerna. Karena populasi pecandu terus menanjak, peringatan ini tampaknya lebih dari sekedar label. Tanpa dukungan fakta, termasuk kejujuran, suatu ungkapan bisa menjadi rangkaian kata tanpa makna. Iklan merupakan media promosi yang sangat ampuh dalam bentuk opini publik di bidang rokok, dan karena itu para pengusaha rokok mau menghabiskan dana yang cukup besar untuk keperluan periklanan. Mengingat ampuhnya media iklan ini, maka upaya penanggulangan merokok di suatu negara harus melibatkan penanganan terhadap iklan ini. Untuk menanggulangi penggunaan rokok maka perlu diadakan pembatasan atau bahkan pelarangan iklan rokok baik di media setak, media elektronik maupun papan reklame di pinggir-pinggir jalan.
 Pencantuman peringatan bahaya rokok dapat digunakan sebagai salah satu cara penanggulangan rokok. Hal ini penting untuk memberi kesempatan pada calon pembeli agar menimbang-nimbang apakah ia akan membeli barang yang jelas-jelas tertulis berbahaya bagi kesehatan dirinya. Tulisan peringatan itu bervariasi dari yang paling sederhana, yang hanya menuliskan “merokok berbahaya bagi kesehatan” sampai ke tulisan yang lebih rinci, misalnya:
Hahhhhh... betapa manusia perokok itu tidak memperhatikan hal kecil yang punya pengaruh besar sepeti ini..
Perubahan perilaku masyarakat tidak dapat diharapkan mudah terjadi hanya dengan membuat peraturan-peraturan saja. Karena itu, upaya yang terakhir untuk menanggulaninya yaitu dengan cara pendidikan kesehatan secara luas yang dianjurkan para ahli WHO  dalam penanggulangan masalah merokok adalah memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat. Aturan-aturan yang sudah dibuat baru akan berhasil dilaksanakan bila diikuti dengan program pendidikan kesehatan yang baik. Tujuan utama kegiatan pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat luas mengetahui bahaya merokok, agar mereka dapat mengambil sikap secara tepat. Bila informasi pada masyarakat luas hanya datang dari iklan rokok maka orang mungkin akan terkecoh, karena itulah diperlukan pula pendidikan kesehatan yang luas dengan menggunakan berbagai media yang ada. Kegiatan pendidikan ini tentu dilakukan sepanjang tahun, namun dapat juga memanfaatkan waktu-waktu khusus, misal setiap tanggal 31 Mei yang telah ditetapkan oleh WHO sebagai “Hari Tanpa Tembakau” (World No Tobacco Day) sejak tahun 1988 yang lalu.

Jadi, simpulannya adalah:
1.      Rokok mempunyai kandungan bahan kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh kita dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit bahkan kematian.
2.    Merokok pasif dapat menyebabkan kanker paru-paru. Anak-anak yang orang tuanya merokok lebih besar kemungkinannya terkena pneumonia atau bronkitis dalam 2 tahun pertama dibandingkan mereka yang orang tuanya bukan perokok.
3.      Masalah rokok menyangkut berbagai bidang dan kesehatan manusia. Industri rokok berhasil membuka kesempatan kerja pada pabrik rokok, menyemarakkan periklanan dalam media masa, dan meningkatkan penghasilan pajak. Namun di sisi lain, menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, bukan saja bagi perokok itu sendiri , tetapi juga pada orang-orang yang ada di sekitarnya.
4.     Cara penanggulangan yang tepat dalam mengatasi masalah rokok yaitu upaya pengorganisasian yang mantap, upaya bidang  peraturan yang tegas, dan upaya pendidikan kesehatan secara menyeluruh.
5.      Mari Musnahkan Rokok dari muka bumi ini! Hehehe....

0 komentar:

Posting Komentar