Ikhlas

Tuhanku Yang Maha Lembut,

Aku letih dengan tidak baiknya
sikap oraang yang seharusnya mengerti
niat baikku.

Mengapakah Engkau mengijinkan
orang yang kubaiki
tidak berlaku baik kepadaku?

Aku tahu, ini pasti untuk kebaikanku.
Maka aku mohon,
kuatkanlah keikhlasanku
untuk memperbaiki sikapku
terhadap orang dan keadaan
yang tak bisa kuperbaiki.

Tuhan, kosongkanlah dadaku dari beban.

aamiin

Bahagia itu...

Banyak diantara kita merasa kesulitan utk mencari kebahagiaan, padahal kebahagiaan itu sangatlah sederhana,yaitu menerima dengan ikhlas semua hal yang sudah kita terima dan berbuat dengan ikhlas apa yang semestinya kita lakukan.Dan ikhlas itu bukan berarti bersikap pasif dan pasrah pada segala hal,tapi wujud dari ketegaran hati yang dibentuk oleh kejujuran pada diri sendiri.. dan sabar itu bukan berarti tidak menangis, sekuat apapun iman seseorang, air mata adalah butiran alamiah yang dianugerahkan Tuhan kepada makhluk bernama manusia, itu kataku.

Aku memilih bahagia untuk saat ini, meski perjalanan terselesaikannya tugas akhir tidak semulus kelihatannya.

aku memilih bahagia untuk saat ini, meski kadang aku butuh menangis di tengah pekerjaan, tapi yang paling kuingat bahwa “pekerjaanmu, membutuhkan kesabaranmu”

aku memilih bahagia untuk saat ini, meski kadang kerinduanku untuk pulang ke rumah cuma berakhir pada angan di dalam kamar sempit kos ku.

aku memilih bahagia, meski kadang sakit tidak pernah bilang kapan dia akan datang,

aku memilih bahagia untuk saat ini, meski kadang niat baikku tidak selalu bisa diterima dengan baik oleh orang lain.

aku memilih untuk bahagia,.... selamanya...

aku menunggunya kemarin, dan aku cukup melihatnya, aku bahagia...

Bahagia itu tidak menyakiti diri sendiri dan tidak menyakiti orang lain.
sederhana.

Question of Life

Apa yang akan kamu lakukan kalau cita-citamu kontradiksi dengan keinginan orang tuamu? Seorang teman bertanya pertanyaan serius padaku.

lalu ku jawab melalui pesan singkat, "Menyelaraskan diantara keduanya. Yakin deh mas, kalau orang tua tidak akan pernah memilihkan dan atau menyesatkan jalan untuk anaknya, yang ada hanya kadang anak (kita) tidak bisa membaca dengan baik niat dan ketulusan, harapan yang orang tua kita harapkan. Orang tua kadang memilihkan jalan yang keras untuk anaknya, menginginkan anaknya bercita-cita yang tidak mudah, namun sebenarnya kalau kita mencoba memahami lagi maksudnya, mungkin orang tua menginginkan kita supaya dapat menemukan peta untuk pulang kembali sendirian, dengan begitu ia yakin suatu saat nanti anaknya bisa melakukan apa-apa sendiri, tanpa orang tuanya, atau ketika dunia sudah tidak lagi memihak kepada dirinya. bisa lebih baik dari dirinya sendiri dan mungkin tidak melakukan kesalahan yang sama yang mungkin orang tuanya perbuat di masa mudanya, mungkin intinya begitu. "semakin rumit sebuah rintangan maka cita-cita itu sebenarnya semakin dekat." Intinya, mari memahami keinginan orang tua kita, lalu menyelaraskannya dengan keinginan kita, begitu :) setelah itu, Allah menyaksikan sekecil apapun perjuangan yg kita lakukan. Pilihan itu sepenuhnya ada di tangan kita, lebih baik direnungkan dulu."

"Laa tahzan, Innallaha ma ana”

TUHAN MASIH MENUNGGU

kau terlalu suka menangis dan berdoa
entah tangis dan doa apa
yang pasti, kau terlalu suka merafal keduanya
duh Gusti...
Aku kalah, aku terhempas, aku terluka, aku lelah..
begitu doamu?

Entah pada siapa sesungguhnya rafalan kata-katamu itu kau tuju
karena Tuhan hanya tuli dalam ego dan sukamu, kawan..

hidup ini mengalir seperti air,
hidup ini bernyawa seperti nafas,
hidup ini berputar seperti roda,
hidup ini melangkah seperti kepergian dan kepulanganmu
jangan meratap dan hanya merafal doa
kau belum terlambat menata kembali jiwamu yang kelabu, kawan...

kata kakekku,
kita kadang terlena oleh siluet kepuasan maya
kita kadang terlena oleh kemewahan harta,
kita kadang terlena oleh kegembiraan
yang membuat kita melupakan 'duka'

kau belum terlambat kawan,
belum, belum terlambat
Tuhanmu masih menunggu tangis dan doa (egomu) itu reda,
untuk mengembalikan sesuatu yang hilang darimu,
tentu saja dengan usaha dan tetap doa (yang bukan egomu),
karena tidak ada yang gratis dan ada begitu saja...



[Abenk KW a.k.a Bambang Kisna W, Yogyakarta 5 Oktober 2007]

Maha

Apa Tuhan punya facebook? Lantas kenapa kamu berkeluh kesah dan merapal doa di dinding-dinding facebookmu?
Apa Tuhan punya twitter? Lantas kenapa kamu dengan mudah dan singkatnya menyebut Tuhanmu di setiap postinganmu?
Apa Tuhan punya email? Apa Tuhan punya nomer hape? Apa Tuhan punya blog?

Tidaaak... Dia jauh lebih dekat dari semua itu. Jauh lebih dekat daripada urat nadimu sendiri.
Lalu kenapa kamu sering melakukan hal-hal sia-sia itu? Itu bukan sia-sia. Itu adalah tulisan. Kamu tau kekuatan sebuah tulisan? Dia akan menjadi doa bagimu. Dia akan menjadi sejarah, pembuktian bahwa kamu punya harapan.
Tuhan itu Maha Mendengar kan ya? Tuhan itu Maha Melihat kan ya? Hal yang tidak diungkapkan saja, ada dalam kuasaNya... apalagi tulisan.. itu akan dibaca oleh orang lain, dan jika itu baik, maka orang lain yang membacanya akan mengamini doamu, mengamini harapanmu, membantu membawa doamu mendekati kenyataan... tentu dalam kuasaNya.

namun, ingat semua ada batasannya.

Mother's Day

Tak usah kau hiraukan, kemana kaki ini kupijakkan
ketika aku mengembara, di bumi yang mulai retak
memanggul pena, memetakan nasib di kertas putih
berburu takdir yang tak bisa diterka

maka...
jika tak kau dapati baktiku padamu
jangan sesalkan bulir peluh yang mengucur di nadiku
air susu yang mengalir di dalam darahku

selama langkahku tak membuyarkan warna pelangi
biarkan aku mengembara, di bumi yang mulai retak
tak peduli jejak kaki tinggalkan cerca
ucap jiwa sisakan kisah
ku tahu doamu selalu membimbingku
di perantauan ku tak bisa tenang tanpa cintamu
aku butuh nasihatmu karena perjalananku tak sesederhana air mengalir,
dan tak semudah kebetulan...

aku tak ingin seperti layang-layang,
menyerah dipermainkan angin
ada cita yang harus dicari
ada suara yang harus dikabarkan...

surga itu masih di telapakmu.. masih...
tangan Tuhan masih di tanganmu
dan saat aku mengembara, di bumi yang mulai retak
aku sadar, aku tak bisa berbakti
mungkin tak sekarang,
entah kapan, aku pun enggan berjanji...


>> to all mother in the world
22 Desember 2012 _ 22122012_

Draft

"Jika aku punya rejeki lebih nanti, ingat dengan ibuk-ibuk yang menolongmu di kantorpos tadi pagi, Riik" dari sebagian rejeki, ada hak-hak dari mereka. Sepatkan untuk menengoknya lagi.

Terimakasih buk, saya sudah membaik sekarang... Walau ibu tidak mengenal saya, ibu tidak sungkan untuk mendampingi saya, memberi nasihat saya, mendoakan saya, memapah badan saya, membawakan tas yang ada di punggungku, memberikan minum padaku, menggantikan saya untuk mengirim sebuah paket surat yang benar-benar berharga, 'biar saya yang masukin ya mba suratnya?' dan entah kenapa, aku bisa percaya begitu saja. Ibu itu terlalu baik.

Kantorpos Bulaksumur, UGM; Sabtu, 10 Desember 2011

Aku ingat betul kejadian hari itu. Aku benar-benar berterimakasih pada ibu itu. dan kini paket surat itu sudah pasti diterima, karena aku sudah menerima balasan paket yang ku kirim.
Aku teringat kembali akan mimpiku, "penulis"... meski berulang kali aku menerima balasan paket surat yang telah kukirim, dan dengan kabar buruk sekalipun isi di dalam balasan itu, aku akan selalu ingat mimpi ini... Sekarang waktunya aku mulai mengeksekusi mimpiku lagi... mangkaaaaaat! *semangat

Kirimkan Jodohku :) *lagu

Pesan dari seorang sahabat:

"bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju ridhoNya, bersabarlah dengan keindahan. Demi Allah, dia tidaklah datang karena ketampanan, kecantikan, kepintaran, ataupun kekayaan. Tapi Allah-lah yang menggerakannya . Janganlah tergesa-gesa untuk mengekspresikan cinta kepadanya sebelum Allah mengizinkan, belum tentu yang kau cintai adalah yang terbaik untukmu. Siapakah yang lebih mengetahui melainkan Allah? Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap hati rapat-rapat, insya Allah, Allah akan menjawabnya dengan lebih dari indah disaat yang tepat. Amiin"

jika 'dia', telah di tuliskan oleh DIA pada Lauhul Mahfudz kita, lalu apalagi yang perlu kita gelisahkan coba?

Allah akan mempertemukan kita (wahai belahan jiwaku) di waktu yang lebih dari indah di saat yang tepat... :)


[play] GOTRIE - KIRIMKAN JODOHKU

Cinta tak akan bohong, tak omong kosong
Tak pernah salah memilih jalan cerita
Mempertemukan jodoh setiap manusia

Tuhan mana jodohku, mana cintaku
Mana kekasih layaknya belahan jiwa
Jiwa yang haus akan misteri cinta

Tuhan kirimkan jodohku, yang terbaik untukku
Pertemukan aku dengannya
Tuhan kirimkan cintaku, jadi teman hidupku
Satukanlah untuk selamanya

Aku ingin bertemu, ingin bersatu
Ingin bersama layaknya belahan jiwa
Yang haus akan indahnya cinta

Tuhan kirimkan jodohku, yang terbaik untukku
Pertemukan aku dengannya
Tuhan kirimkan cintaku, jadi teman hidupku
Satukanlah untuk selamanya

Siapapun nanti dirinya, darimanapun asalnya
Kemana takdirku dibawa cinta

Tuhan kirimkan jodohku (cintaku, jodohku, cintaku)
Tuhan kirimkan jodohku (cinta)

Tuhan kirimkan jodohku, yang terbaik untukku
Pertemukan aku dengannya
Tuhan kirimkan cintaku, jadi teman hidupku
Satukanlah untuk selamanya

You Should


Dunia tidak butuh lagi orang-orang yang sombong!
Dunia butuh seorang PENGABDI!
Pengawai Negeri dong, Riiik!
hahahaha..
Jiwa pengabdi! maksudku..
Bukan jiwa pemimpin!
Lha nggak ada CEO [Chief Executive Officer] don, Riiik!
hahaha
Pemimpin dengan jiwa Pengabdi!
ooooo...
tahu?
mmm... hehehe.. belum!

Dunia sudah penuh dengan executive yang sok pintar, tinggi muka dan hati!
sudaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh!
please....
cukuuuuuuuuuuuuppp! uhkkk... uhk...

Dunia butuh pelayan dengan senyuman
Dunia perlu pekerja yang pakai hati, bukan otak dan ototnya saja
Dunia butuh cinta
oiiiii, cinta man!
ya kaya orang pacaran gitu...
kita harus sayang, care, berkorban, ama pasangan kita.
jangan sok jagoan di depan dia!
Dia perlu disayangi! Bukan ditunjukin ilmu silat atau manajemen yang mereka nggak perlu.
Peoples! rakyat negara saya... mereka, perlu care dari kita, kalo gak! ya gitu jadinya.. gak romantis!
gak indah!

Dunia sudah penuh orang-orang sok tahu yang telah menjerumuskan negara saya tercinta!
Termasuk lo Riiik! hhehehe... nggak saya orang bodoh man.. kagak tau apa-apa!
Dunia sudah penuh dengan pemikiran-pemikiran yang ruwet, ya begini... ruwet semua jadinya negara saya!

Dunia perlu bunga yang menebar wangi!
Dunia perlu matahari yang bersinar tanpa lelah dan pamrih,
walau sampai jatuh ke tanah dan tenggelam dibenamkan malam!
Walau hujan, kabut, musim berganti, mereka tetap tersenyum dan memberi keindahan kepada dunia..
ciyeeeee.... sok romantis dan puitis Riiik!

yaaa... setidaknya nggak sok tau dan sok berkuasa..

jadiiiiii,,,
Dunia butuh kesederhanaan, dan ketulusan! Ingaaattt, kesederhanaan + ketulusan, nah lhooo saya cetak tebel tuh hurup.
cuman itu! simpel kan?

you sound like oversimplified version of new-age complicated lives, Riik!

hehehe...

Tapi, ingat!

"sesuatu yang sederhana adalah hal paling bernilai dan hanya orang-orang bijak yang bisa menghargainya."
Mencintai dengan sederhana, tuh kata sastrawan tercinta saya.

>>Simple things are the most valuable and only wise people appreciate them...

Haiiyaaahh... daripada mikirin negara yang nggak peduli juga sama saya dan rakyat-rakyat ini, mending mikirin keluarga saya sendiri aja ahhhh...

#hhhha..sarapp.. sokyesss deh :D

[besok aku pulang kok be ]

Hujan (Bulan Itu)

Ya. Aku tahu. Aku selalu ingat saat itu karena hari itu adalah hari ulang tahunku. Hari ulang tahun terbaik yang pernah kualami, juga pada tahun-tahun berikutnya.

Pada bulan dengan musim penghujan, satu tahun satu bulan sebelum aku memutuskan bersamamu dalam hujan, kau datang malu-malu memberiku sebuah bingkisan.

“Ini untukmu. Dariku yang tidak bisa menakjubkan,” katamu pendek.

Kau selalu begitu, rendah hati dengan mengatakan tidak bisa menakjubkan. Padahal kau telah berbuat kebaikan yang tak pernah dilakukan satu orang pun terhadapku sebelumnya. Aku ingin mengingatkanmu, dalam cerita-cerita, kebaikan bahkan selalu menakjubkan para malaikat.

perempuan ini, paling beruntung di antara yang lainnya... di saat sehelai demi sehelai rambut di balik kerudungnya mulai jatuh satu per satu, di saat itulah ia tahu bagaimana ia harus bahagia.. ia tahu, laki-laki itu punya cinta yang tidak akan bisa dihitung jika dibandingkan dengan rambut yang sering kali ia tangisi. Baginya, rambut bukan mahkota baginya, kerudungnya lah mahkota baginya.

Aku berikan satu ginjalku sebagai mahar. Itu permintaanmu atas kelalaianku satu bulan yang lalu, selain bahwa kau tak akan bisa bertahan hidup lebih lama tanpa ginjal yang sehat. Aku memilih tidak mundur.

Kau tidak perlu ragu setelahnya karena bagaimana pun cinta berarti memberi. Tak ada kata ‘keberatan’ dan ‘pamrih’. Toh, kita akan bisa bersama dan tak ada satu yang Terbang meninggalkan yang lainnya, kecuali yang di Sana menghendaki lain.

Kalau penyakit itu takdirmu, pemberianku itu tak lain adalah takdirmu juga. Hari ini, aku memutuskan bersamamu dalam hujan. Kau membuat pelangi.

Pelangi setelah Hujan

Aku tahu ia marah. Tapi ada yang lebih dalam dari sekadar wajah merah padam atau tetes air mata yang mengalir pelan, atau cantik yang tak pudar, katamu itu. Karena itulah kamu mencintainya?

Aku menyadari sesuatu yang tampak tulus, meski gelisah, di semua kalimatnya. Ketika aku melanjutkan curahan perasaanku, lalu akhirnya dengan terisak meminta satu bagian dari dirimu untuk dijadikan mahar, kamu menyetujuinya.

Ada yang tampak berbeda, di hujan bulan ini. Hujan ini membuatku kembali memutar kenangan itu. Hujan yang sekarang terlalu jarang menciptakan pelangi, ya kan?
namun, aroma bau hujan ini tetap sama.
aku masih bisa menikmati butiran air hujan ini menyentuh kulitku.
bisa saja kusebut itu hadiah atau bingkisan berupa air hujan, namun tercampur dengan campuran air deterjen, sabun, superpel, lalu masuk ke hidung dan mataku.
lalu aku menikmatinya, aku bersyukur...
karena pelangi akan muncul setelah hujan kali ini, kan?

Yang Terlewatkan

Lagi suka lagunya SO7 [yang terlewatkan], gara-gara 3 mas-mas pengamen aneh yang ada di film Tanda Tanya. Bukan karena (apanya ya????), tapi karena kemunculannya sangat manis... wakakaka... aneh... sableng...

kemunculannya romantis aye, lucu hore...hiadooooo.. Pokoknya Om Hanung menempatkan kemunculan pengamen itu, megang banget.. hialaaaahh...

awalnya ada prolognya pak ustad,

"pakaian, melindungi kita dari debu.. dari panas dan dingin, sama seperti pasangan suami istri. satu sama lain harus saling melindungi.

pakaian, juga menutupi cacat yang ada di dalam tubuh kita. suami dan istri, saling tau kelemahan pasangannya masing-masing dan harus saling menutupi.

pakaian, juga dapat memperindah dan juga menambah daya tarik orang yang memakainya, seperti juga dengan suami istri. dapat saling memperindah, dan memperkuat daya tarik masing - masing. dan juga tidak yang kalah penting, harus juga mau memperindah sifat dan kelakuannya untuk menyenangkan pasangannya."

Quote of Pak Ustadz (?)

terus nggak nyambung sama yang mau di omongin di note ini kan...ciiiiiiaaa


disaat kita bersama, di waktu kita tertawa menangis merenung oleh cinta
kau coba hapuskan rasa, rasa dimana kau melayang jauh dari jiwaku juga mimpiku
biarlah biarlah, hatiku dan hatimu terbelenggu satu oleh ucapan manismu
dan kau bisikkan kata cinta, kau tlah percikkan rasa sayang
pastikan kita seirama, walau terikat rasa..................

eh eh eh, salah bukan yang ini,..
yang ini...

Kemana kau s’lama ini
Bidadari yang kunanti
Kenapa baru sekarang
Kita dipertemukan

Sesal tak ‘kan ada arti
Karna semua t’lah terjadi
Kini kau t'lah menjalani
Sisa hidup dengannya

Reff:
Mungkin salahku…
Melewatkanmu…
Tak mencarimu…
Sepenuh hati…
Maafkan aku…

Kesalahanku…
Melewatkanmu…
Hingga kau kini…
Dengan yang lain…

Maafkan aku…

Jika berulang kembali
Kau tak akan terlewati
Segenap hati kucari
Di mana kau berada

Walau ku terlambat
Kau tetap yang terhebat
Melihatmu… Mendengarmu…
Kaulah yang terhebat

My Happy Ending

So much for my happy ending
Let's talk this over
It's not like we're dead
Was it something I did?
Was it something you said?
Don't leave me hanging
In a city so dead
Held up so high
On such a breakable thread

You were all the things I thought I knew
And I thought we could be

You were everything, everything that I wanted
We were meant to be, supposed to be, but we lost it
And all of the memories, so close to me, just fade away
All this time you were pretending
So much for my happy ending

You've got your dumb friends
I know what they say
They tell you I'm difficult
But so are they
But they don't know me
Do they even know you?
All the things you hide from me
All the [stuff] that you do

You were all the things I thought I knew
And I thought we could be

It's nice to know that you were there
Thanks for acting like you cared
And making me feel like I was the only one
It's nice to know we had it all
Thanks for watching as I fall
And letting me know we were done


[play]-Avril Lavigne
love this song so much :)

Hanya Memberi Tak Harap Kembali

Mari kita bicara tentang cinta sedikit saja...

When you loves someone, you love all of them. Not just the good parts, but the bad ones too [unknown, 2010]

kenapa cinta itu dianalogikan dengan embun di balik jendela di film korea? katanya, dia akan datang kemudian pergi setelah itu dia akan meninggalkan noda...

kata si ponco alias pocong lanang di twitter, kalau cinta itu kayak kentut bagi dia.
mari kita selidiki:yang pertama, anggap saja pocong itu juga manusia...

begini katanya:cinta itu kayak kentut; ditahan sakit, dikeluarin malu
cinta itu kayak kentut; keluar dengan sendirinya, tidak bisa disembunyikan
cinta itu kayak kentut; bisa menyerang siapa saja
cinta itu kayak kentut; terkadang, kita malu mengakuinya
cinta itu kayak kentut; tak tampak wujudnya, tapi jelas adanya
cinta itu kayak kentut; hanya memberi tak harap kembali...

baris terakhir, bikin speechles....
-->mati....
bagai sang surya menyinari dunia...

Ngelmu Pring

pring reketeg gunung gamping ambrol,
ati kudu teteg aja nganti uripmu kagol…
pring reketeg gunung gamping ambrol,
uripa sing jejeg nek ra eling jebol…

pring deling, tegese kendel lan eling…
kendel marga eling, timbang nggrundel nganti suwing
pring kuwi suket, dhuwur tur jejeg…
rejeki seret, ra sah dha bunek
pring ori, urip iku mati…
kabeh sing urip mesti bakale mati
pring apus, urip iku lampus…
dadi wong urip aja seneng apus-apus
pring petung, urip iku suwung…
sanajan suwung nanging aja padha bingung
pring wuluh, urip iku tuwuh…
aja mung embuh, ethok-ethok ora weruh
pring cendhani, urip iku wani…
wani ngadhepi, aja mlayu marga wedi
pring kuning, urip iku eling…
wajib padha eling, eling marang Sing Peparing

pring iku mung suket,ning omah asale saka pring,
usuk saka pring,cagak saka pring,gedhek iku pring,
lincak uga pring,kepang cetha pring,tampare ya mung pring…
kalo, tampah, serok, asale saka pring…
pikulan, tepas, tenggok, digawe nganggo pring…
mangan enak, mancing iwak, walesane ya pring…
jangan bung, aku gandrung, jebule bakal pring…

nek ngono pancen penting, kabeh sing nang nggon wit pring
pancen penting tumraping manungsa sing dha eling
eling awake, eling pepadhane, eling patine, lan eling Gustine…
wong urip kudu eling, isa urip saka pring
tekan titi wancine ya digotong nganggo pring
bali nang ngisor lemah, padha ngisor oyot pring
mulane padha eling, elinga Sing Peparing….

pring ora bakal tugel marga isa melur…
kena dinggo mikul, ning aja ketungkul
urip kuwi abot, ja digawe abot…
akeh repot, sak trek ora amot
mulane uripmu aja dha kaku…
melu dha pasraha, ra sah dha nesu
aja mangu-mangu ning terus mlaku…
sanajan ro ngguyu aja lali wektu
kowe bakal bisa urip rekasa…
ning kudu percaya uga sregep ndonga
Gusti paringana, luwih pangapura…
marang kawula ingkang kathah lepat lan dosa
aja nggresula, aja wedi
dudu kowe, ning Gusti sing mesti luwih ngerti...
ngatur urip lan mati,nyukupi rejeki,
paring tentreming ati,
cukup sandhang pangan papan,
bakal mukti pakarti…



[Rotra ]

Kuatkan aku

Semua orang menyimpan sebongkah matahari dalam dirinya.
Ada yang terbit dan ada yang terbenam.
Matahariku bersinar nonstop dua puluh empat jam.
Masih adakah cucian yang belum kering?
Adakah sampah yang ingin kalian bakar?
Mari, dekatkan pada wajahku..
Isssh..biar deh hari ini tenggelam dulu ya..
Besok dia pasti terbit dan bersinar nonstop dua puluh empat jam..
[yakin deh nggak akan lama]

Kepada Kamu Dengan Penuh Kebencian

Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.
Aku benci jatuh cinta.
Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu,
tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak,
selalu menebak-nebak.
Aku benci deg-degan menunggu kamu online .
Dan di saat kamu muncul,
aku akan tiduran tengkurap,
bantal di bawah dagu,
lalu berpikir,
tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu,
di seberang sana,
bisa tertawa.
Karena, kata orang,
cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa.
Mudah-mudahan itu benar.
Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya,
menghapusnya,
memikirkan kata demi kata.
Aku benci ketika jatuh cinta,
semua detail yang aku ucapkan,
katakan,
kirimkan,
tuliskan ke kamu menjadi penting,
seolah-olah harus tanpa cacat,
atau aku bisa jadi kehilangan kamu.
Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu.
Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?
Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu.
Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri?
Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa,
atau ada maksud lain,
atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?
Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada,
menjalar ke sekujur tubuh,
dan aku merasa pasrah,
gelisah.
Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman,
tanpa harus tidur.
Cukup begini saja.
Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku,
saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang.
Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan,
aku tidak bernapas,
aku merasa canggung,
aku ingin berlari jauh.
Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu¦,
tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan,
Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,
harus dimentahkan oleh hati yang berkata,
Jangan hiraukan logikamu.
Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu.
Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna,
kamu bisa saja tanpa cela, dan aku,
bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.
Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu.
Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu.
Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini;
di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan
aku takut sendirian.




[Salam: Embek Lanang a.k.a Raditya Dika]

Sepenggal Adegan (2)

..."Delisa cinta umi karena Allah.." sepenggal kalimat yang dilontarkan Delisa kepada Uminya, beberapa hari sebelum Uminya meninggal.

di balik bangku dengan penomoran bioskop, kalau tidak salah pada baris E, 6 orang mahasiswi sesenggukan di sela-sela adegan itu. Herannya, hanya mereka berenam yang 'lebay' sedangkan penonton lainnya terlihat biasa saja. Ekspresi paling lebay berada di bangku ketiga dari kanan. Setelah film itu selesai, ia yang paling lebay di antara yang lainnya. Jilbabnya basah kuyup oleh airmata akibat film yang mereka tonton. Entah basah karena air mata atau karena air yang keluar dari hidungnya... hiiii.. Ia sendiri hampir tidak mempedulikannya.

Ini film kedua setelah Sang Pemimpi yang ia tonton bersama teman-temannya, di bioskop man..Pengalamannya 2 kali menonton di bioskop, menjadi dapat menarik kesimpulan dan pelajaran yang didapat= "besok-besok kalo nonton film yang sedih jangan di bioskop, di kamar aja, hhaaa"

Pengalaman 2 kali masuk teater bioskop untuk menonton film terbaru, membuatnya ketahuan kalau dia orang paling ndeso dibandingkan teman-temannya [yo ben]... :D

bawa kacang rebus, jagung bakar ke dalam teater, kayaknya asik tuh.. hhhaa..

setelah menjadi mahasiswi tingkat akhir seperti ini, kadang ada rasa rindu yang tiba-tiba menyeruak di dasar hati ini, "kapan kita 'bersenang-senang' lagi?"

"ada negeri 5 menara lho.. oiya, setelah negeri 5 menara mungkin tahun ini ada 5 cm nya bang Donny.. nonton yo?"

njuk tiba-tiba ngeh, kenapa angka lima menjadi nomor favorit penulis ya? dan kenapa penulis novel best seller itu kebanyakan adalah laki-laki?

-karena 5 itu rukun islam- [religiusitas]
-karena 5 itu pancasila- [nasionalis]
-karena 5 itu agama yang diakui di Indonesia- [pluralitas]
-karena 5 itu cuma butuh angka 5 itu sendiri untuk membaginya supaya menjadi satu-[bilangan prima kelas 4-matematika]

5 itu kita, istimewa :)

hhheee..

Note(s) of Life

...akhir-akhir ini:
1. Saya belajar untuk tidak menulis perasaan saya ketika saya marah. Saya akan menulis,ketika apapun yang terjadi dengan perasaan saya, kecuali marah.
2. Saya tidak boleh takluk oleh kecurigaan. Tidak boleh surut oleh tuduhan dan keberhasilan orang lain.
3. Ini yang paling penting, saya belajar tidak menilai kepribadian orang yang tidak saya kenal sebelumnya, hanya dengan bertemu kurang dari satu jam.

[andy f noya]

..dan hujanpun (belum) berhenti..

Sepenggal adegan ini terjadi pada awal bulan Februari tahun ini (2012) yang sebenarnya menyedihkan namun berubah menjadi mengharukan... Bulan penuh tetesan bening dari sebuah atap Mahabesar bernama langit.

dalam perjalanan pulang..
turun hujan,dan kami menepikan motor dan berhenti untuk memakai pelindung atau jas hujan,singkatnya kusebut dia mantel.
Dia pakai mantel itu, kemudian kuikuti dia naik ke atas motor dan siap melanjutkan perjalanan.
Tiba-tiba nyeletuk,
"tenang aja, besok kalo aku punya mobil kita nggak akan kayak gini lagi ya?" sambil senyam senyum meski penumpang di balik belakang punggungnya tidak melihat senyumnya.
"iya.."
"tapi, nanti di dalam mobilnya harus disediain plastik sama permen asem ya" aku melanjutkan.

Bersamaan dengan kilatan petir, bersamaan dengan itu pula mimpimu kamu lambungkan...
Seakan kilatan petir itu sebagai saksi kamu bersumpah,"aku akan mewujudkan mimpi ini"

---------diam---------merenung---------

dalam sebuah pesakitan, harusnya makin sakit ketika dihujani oleh butiran air hujan yang turun begitu tajam mengenai kulit. Harusnya sakit. Sore tampak semakin gelap karena mendung kelabu. Dalam perjalanan mencari sebuah pembelaan untuk seorang sahabat, aku bersyukur (tampaknya) dia baik-baik saja. Semoga se'baik'-keadaan- tampaknya.
"kenapa kamu suka hujan?"
dia melihatku membuka penutup helmku dan melebarkan telapak tangan kiriku supaya dibasahi oleh air hujan, atis.getir.
"karena ketika hujan mengenai kulit, tubuh dan wajahmu, kamu tidak akan dapat membedakan mana itu air hujan atau air mata..kamu akan semakin hangat dengan luapan kesedihanmu di tengah kedinginan tiupan angin dan petir, dan setelah hujan reda, reda pula kesedihanmu."

--------- diam [lagi] ---------

(Sebait Permintaan) Bangunkan ya?

Tuhanku...
dalam kantuk berat dan pulas tidurku,
aku mencoba menghitung berapa banyak nikmatMu
yang turun pada makhluk-makhluk yang tersebar luas
melintasi sgala peradaban,
lalu tidurku menjadi bunga-bunga
di taman, padang ilalang..
Hilang tertiup angin..

tak ada rumus yang bisa kugunakan,
bilangan itu tak berbilang,
tak hingga...
sampai tak terhitung berapa

kemudian
yang tersisa seonggok jiwa papa lunglai
tergolek di atas sajadah

jangan lupa bangunkan aku pada subuhMu
tak apa gunakan 'private number',
karena aku tahu itu pasti (Kau)

Syukur Kata Om Mar :)

Semakin besar keinginan kita untuk mencapai yang belum kita miliki, akan semakin besar kemungkinan kita untuk tidak menghargai yang sudah kita miliki.
Maka janganlah keinginan untuk mendapatkan yang belum kita miliki, membuat kita menelantarkan yang sudah kita miliki.
Seperti,...
Menginginkan cinta yang jauh, padahal kita yang menelantarkan cinta yang dekat.
Memimpikan pekerjaan yang baru, padahal kita yang malas dan kurang amanah dalam pekerjaan yang sekarang.
Mengkhayalkan penghormatan yang tinggi, padahal kita yang menyebabkan pendapat buruk kepada diri sendiri.
Maka marilah kita menghargai yang sudah ada pada diri kita, agar kita pantas menerima pemberian yang lebih baik.
Inilah salah satu penjelasan mengapa Tuhan menambahkan rezeki kepada orang yang bersyukur.
Bersyukur adalah menghargai yang sudah ada, dan menggunakannya untuk mencapai kebaikan baru.

Om Mario Teguh

Kamu datang dari arah mana?

Bukankah aku seharusnya berusaha, tidak hanya menunggu?
Inginnya seperti itu,.. aku menjemputmu, dan kita saling bertemu..
aku menunggumu, tapi aku tak tahu engkau datang dari arah mana..
aku tak tau, bahkan membayangkannya pun aku belum berani..
kamu datang dari arah mana?

Koma

Tahukah kamu? Tiap malam, sebelum beranjak tidur, aku selalu menangis...
Hanya ada satu kegundahan yang rutin memenuhi batinku..
Cuma satu, 'Dimanakah dirimu kini? Kenapa engkau tak kunjung tiba? Aku tidak mau hanya menunggu, aku ingin menjemputmu. Hanya saja, aku tidak tau dirimu berada kini?'
Aku hampir saja menyerah, aku lelah dan ingin berhenti tapi itu masih hampir, belum sampai pada nadir.. Tapi, ini juga masih belum, bisa saja tidak.

Tahukah kamu ini?

"Believe"

Kalau bagimu merindukanku adalah hal yang berat, harusnya kau mencoba bagaimana caraku merindukanmu. Tak bosan aku merapalmu dalam doa-doaku, berusaha mengetuk hati Tuhan supaya berbaik hati mengirimkanmu untukku. segera.

Tak perlulah kamu tahu berapa banyak air mata yang membasahi bantal saat khayalku terbawa dalam kenangan tentangmu. Dan, aku pun tak ingin kamu ikut sedih ketika tahu betapa dinginnya hari-hari tanpa senyummu...

Jadi.... beri tahu aku, kapan kau akan datang!

Atau, haruskah aku lagi-lagi mengganggu Tuhan sampai Dia mengabulkan permintaanku.

[Morra Quatro]

Kau Puisi [-lagu: Bondan Prakoso-]

Sial, setelah menata kembali buku-buku SMA, aku senyum-senyum sendiri. Merasa jadi orang gila yang bahagia. Aku benci perasaan mellow yuni shara macam ini, tapi aku tak bisa menolaknya. Liat! Liat! Baca catatan pelajaran fisikaku yang hampir usang ini! Sungguh, ini semacam terperangkap dalam Hukum III Newton:
"apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah."

haish! Ini teori fisika yang paling romantis buatku. Baiklah, aku menyerah, aku memang benar-benar jatuh cinta padamu. Aku melihat kita berjodoh menurut Hukum III Newton. Aku pendiam, kamu pandai bicara. Aku pemalu, kamu penuh senyum. Aku mudah marah, kamu begitu bijak. Aku biasa saja, kamu luar biasa.. *artis

ealah -.-'

'setiap benda yang memberi gaya tertentu akan mendapatkan gaya yang berlawanan dari yang diberikan olehnya."

kita saling berlawanan, tapi sekaligus saling menggenapkan. Inilah yang membuat gerak jadi sempurna, membuat hidup dan cinta jadi indah.
Barangkali ini terdengar gombal buatmu. Biar saja!

Yakdeees..
#semaput

Kusebut mereka "oknum"

setelah malam ini, mungkin tak kan pernah lagi kutulis cerita tentangmu....
coro..
yap, hewan hitam mengkilap, dengan bau yang tak terdefinisikan, entah busuk, pesing, amis, juga bukan 'langu'... khas sekali...
aku pun tak tau darimana asal kebencianku yang begitu mendalam pada oknum bernama CORO. Ini spesial buat kamu, kapan lagi aku menulis tentangmu, padahal aku begitu tidak menyukaimu..
aku mulai berpikir, sebegitu tidak sukanya aku pada hewan itu hingga membuatku parno setengah jaim, ketika hewan itu melintas di hadapanku. Kapanpun ia tertangkap mataku, maka berakhirlah riwayatnya ditanganku, bagaimanapun caranya. Harus!
Mungkin semenjak, kamu terbang ke arahku dan menggodaku, meledekku, sejak saat itulah aku membencimu. Padahal saat itu oknum coro lah yang melakukannya padaku. Tidak semua coro jail seperti oknum coro. Tapi, sayangnya sikapku memperlakukan semua coro seperti oknum coro, kemudian muncullah rasa benci yang memuncak pada semua coro, hingga siapapun coro yang kulihat, maka tamatlah riwayatnya. Lihat! padahal dia tidak berbuat apapun padaku, dia hanya lewat, melintas, tapi aku mengakhiri hidupnya dengan racun, atau sebilah sapu..


Yah.. see... sikapku begitu murahan, pengecut, banci!
aku lalu befikir banyak hal... melalang buana kemana-mana.. Aku menganalogikan suatu profesi yang kadang disamaratakan oleh mayoritas manusia. Padahal sesungguhnya yang kita benci hanyalah “Oknum”.

Antologi Rasa 3 Jam Yang Lalu

"If you make a girl laugh, she likes you, but if you make her cry, she loves you."

Kutipan yang kutemukan dalam sebuah novel.

Bagiku tidak penting seorang wanita itu tertawa ataupun menangis karena siapa atau karena apa. Yang terpenting itu adalah bagaimana kamu (laki-laki) membuat wanita berhenti menangis!

Entahlah, rasa macam apa ini. Bagiku ini mungkin kisah romantika paling pengecut yang pernah kualami. Diam bertahun-tahun dalam doa kemudian kamu memutuskan untuk mengakhiri perasaanmu selama separuh hidupmu setelah kamu yakin betul bahwa kamu bukan tulang rusuknya!

"Aku paling suka mbaca buku sama nonton film."
"sama. tapi bagiku tidak perlu ada alasan untuk menyukai keduanya."
"ahh.. itu kan kamu, aku punya."
"apa?"
"ketika aku membaca atau aku menonton film, aku hanya perlu memakai perasaanku untuk ikut merasakan apa yang terjadi di dalamnya. selanjutnya apapun yang terjadi pada tokoh yang ada di dalamnya, mau sad ending atau happy ending, tidak akan berpengaruh padaku. Perasaanku akhir-akhir ini mati karena sesuatu hal yang tidak pernah kuketahui. dan aku menemukannya kembali 3 jam yang lalu."


Ketika pilihan menuntutku untuk memilih, ingin rasanya aku menjelajah waktu, meloncati masa yang tak terhingga kemudian berlari meninggalkan roda waktu yang ujungnya tak disangka. Aku terpuruk, menangis seolah mengetuk pintu surga tapi Tuhan tak mendengarku. Merengek supaya namamu, tertulis pada Lauhul MahfudNya untukku. 3 jam yang lalu, aku mulai sadar, Aku harus melanjutkan hidupku!

Dulu hampir setiap saat aku selalu berharap agar kamulah yang pada akhirnya menjadi happy endingku. Tapi, 3 jam yang lalu kulihat takdir menunjukkan bahwa kita berjalan tak dalam satu haluan. Dan tentu saja aku tak akan menyalahkan takdir karena aku tahu di sinilah nilai kehidupan yang sesungguhnya. Jatuh kemudian bangkit. Berhenti kemudian berlari lagi. Begitu seterusnya hingga tak ada pergantian siang dan malam (lagi).


[3 jam yang lalu]


cinta yang kuimani akan menjadi 'happy endingku' justru berlabuh di tempat lain. Semoga berbahagia :) dan saya akan melanjutkan hidupku dengan bahagia.

I'm not Childish, I'm Just Childlike

Dulu, kita pernah duduk bersama, mengayuh perahu kita dan kamu bilang "Kita akan segera melewati perairan ini dan akan segera sampai di daratan." Aku dan kamu berada di satu perahu yang sama. Entah apa yang membuat hingga (akhirnya) aku sampai di daratan terlebih dahulu dan kamu masih berada di tengah perairan . Aku tak pernah menyebut 'akhirnya', karena aku yakin ini belum berakhir. Aku yang terlalu egois dan terobsesi akan daratan ataukah kamu yang tak terlalu antusias dengan daratan. Ahhh aku hampir lupa, masalah sebenarnya bukan ada pada kita, tetapi perahu yang kita tumpangi. Ahhh aku juga hampir saja memvonis bahwa 'perahu'lah yang patut dipersalahkan, pengaruhnya dengan tujuan kita ia hanya seper sekian persen dibandingan dengan sikap yang kita ambil.

Aku ingat ketika kamu terbuai akan keramaian tengah laut, kamu bilang "Mari kita istirahat dan bermain sejenak. Kita tidak perlu sampai di daratan terlalu cepat, yang penting sampai pada waktu yang tepat" Ku biarkan kita untuk istirahat sekadar melepas lelah dan mengembalikan semangat tekad juang kita, namun kamu nampaknya terbuai dengan 'keramahan' laut yang ada. Kamu hampir lupa bahwa tepat saja tidak cukup untuk sampai di daratan, tetapi cepat untuk sampai di daratan juga kita butuhkan.Memang banyak hal yang akan datang bagi mereka yang menunggu waktu yang tepat, namun jika terlalu lama itu jua tidak akan baik. Biasanya itu hanyalah hal-hal yang disisakan oleh mereka yang bekerja keras untuk cepat sampai di daratan. Kamu mau tidak mendapat apa-apa ketika sudah sampai di daratan? Kamu hanya mencari pembelaan kan?

Aku pernah bilang untuk mengingatkan tujuan kita sebenarnya, "Kamu boleh bermain dan merasa tengah laut ini sangat menyenangkan untuk persinggahan, tapi tujuan kita sebenarnya adalah daratan. Jangkar kita hanya satu, aku tak mungkin memaksamu untuk mengangkatnya jika kamu masih ingin tetap bertahan di sini." Aku tak mungkin meninggalkanmu di tengah lautan tanpa perahu, tanpa jangkar, karena jika itu kulakukan kamu akan terombang-ambing di tengah lautan. But, i have to choose. Aku memintamu untuk memberikan sekocimu untukku, agar aku sampai pada tujuan kita sebenarnya yaitu daratan. Lalu kunaiki sekociku, dan kubiarkan kamu menaiki perahu besar kita. Aku berharap meski aku yang berlayar terlebih dahulu menggunakan perahu kecilku, kita akan bertemu di tengah jalan karena laju perahu besarmu akan lebih cepat ketimbang milikku. Aku menaruh harapan besar untuk hal ini, karena perahu besarmu berisikan awak-awak yang bisa mendukungmu kapanpun kamu membutuhkan, sedang aku hanya seorang diri menggunakan sekoci kecilku.

Kukayuh sekociku, meski berjalan lambat, berlayar sangat pelan, tapi aku tak pernah mengayuh mundur. Meski berpeluh keringat, dan hampir saja tekadku hilang di tengah laut, aku semakin dekat dengan daratan. Sudahkah kamu menjalankan perahu besarmu? sedang aku telah melihat tanda-tanda tepian daratan? Aku sampai di daratan. Lama aku menunggumu, dan kamu tak kunjung tiba. Aku mendengar kabar, bahwa kamu sudah mulai menjalankan perahu besarmu. Tatkala aku kembali untuk menaiki perahu kita bersama, untuk mendorong perahu besarmu. kamu tampak selalu mencari pembelaan dan meyalahkanku. Kamu tak pernah berjiwa besar atas apa yang orang lain peroleh. Aku tak pernah mengungkit keberhasilanku mencapai daratan, namun justru kamu menyinggungku dengan perkataanmu, "Untuk apa kamu masih disini dan kembali ke sini? Bukankah kamu sudah sampai di daratan? atau jangan-jangan kamu tidak dapat apa-apa ketika sampai di daratan?" lalu kamu tertawa meledek. Aku mecoba riang meski kadang sakit lalu aku menangis. Namun, lagi-lagi namun, kamu justru bilang, "Cengeng, kekanakan!" Tidak peduli siapa yang berkata demikian, aku ingin berteriak, "I'm not childish, I'm just childlike." Mencoba riang, mencoba memaafkan tanpa memandang, jatuh lalu bangkit kembali untuk berlari, mencoba untuk menerima siapa saja tanpa curiga, mencoba menggembirakan orang lain meski tanpa sambutan yang baik.

Be Stronger woman

Kadang selentingan-selintangan kecil muncul tak terduga.

Pagi ini, aku mandi lebih awal. Sebelum mandi aku sempat berinteraksi dengan warga kos yang lain. Ada adik kos yang meminta bantuanku untuk membukakan botol yang tutupnya sulit untuk dibuka. Sudah beberapa kali ia mencoba sendiri maupun meminta bantuan warga lain. Namun dari 3 orang yang ia mintai bantuan, tak ada satupun yang mampu membukakan tutup botol tersebut. Lalu aku nyeletuk, "padha ribut apa ta? kok dha rame banget?" aku pun keluar dari kandangku alias kamarku, karena suara bising ribut mereka. sebenarnya tidak juga sih, hanya saja aku merasa tidak nyaman dengan situasi ribut ketika aku sedang merenung di pagi hari. Hah? merenung? jangan anggap serius.

"nah, mbak ari mbak ari, renea bukake iki." Aku mendekat. ia menyodorkan botol minuman merk terkenal. satu kali kucoba putar untuk membukanya tidak berhasil, lalu kedua kalinya aku lebih serius, lebih niat untuk membuka, dan catcha... berhasil, botol terbuka dengan sorak sorai para penghuni kos. "Ah biasa wae..." aku coba bercanda dengan mereka dengan sok sok an cool, seperti pahlawan tanpa tanda jasa yang baru saja melakukan hal heroik. padahal mung tutup botol.

"wah mbak ari lanang tenan..." ada salah seorang yang menyeletuk, dan membuatku tersenyum tanpa arti (awalnya).

Setelah itu aku baru bergegas mandi. Beberapa menit kuhabiskan untuk bernyanyi lagu medley tidak jelas, lalu aku berhenti dan celetukan adik kos itu masuk ke dalam alam bawah sadarku di kamar mandi.

"Sebegitu lanangkah aku? karena alasan itukah hingga saat ini aku masih sendiri dan tak ada satupun yang tertarik padaku? jleb... no no no... gue gak sepicik itu pikirannya... Aku masih berprasangka baik pada laki-laki. hiyyyyakdes.. Mereka punya tipe nya sendiri-sendiri. jleb. mari membahas yang lain. Sebegitu lanangkah aku? indikator lanangku mungkin bisa dilihat dari:

1. Pertama, nama... agak maskulin. Ditambah, kata orang aku ganteng =____=’

2. kedua, membuka tutup botol minuman di saat 3 perempuan sudah mencoba untuk membukanya.

3. mengganti lampu kamar kos, lampu kamar mandi, di saat para perempuan sibuk menjerit ketakutan karena kegelapan.

4. menggeser motor untuk sekedar parkir atau mengeluarkan motor dari parkiran yang penuh sesak, di saat para motor mereka di parkir sesukanya saling melintang dan tidak rapih.

5. mengangkat galon Aq*a 19 liter dari pintu depan hingga kamar, ketika pengantar galon tidak diperbolehkan masuk kos.

6. Kelakuanku, gesturku, cara berjalan, dan cara aku berbicara yang katanya lebih lanang.

7. Otak sok IT ku yang sebenarnya cuma menemukan shortcut sederhana dan mengembalikan file yang disembunyikan oleh virus, tapi terkadang bisa membantu warga kos. IT yang katanya identik dengan lanang.



Lantas jika ini adalah alasan kenapa hingga saat ini aku masih sendiri, haruskah aku berpura-pura lemah dan tak bisa melakukan apapun? #sentimen.

nggak perlulah jadi pura-pura lemah, aku kan emang perempuan perkasa, cakepnya kalo disebut perempuan tegar aja... hhe

Aku akan ingat katamu

Katamu, urusan menikah dan sekolah itu berbeda, tidak bisa dihubung-hubungkan...

Katamu, jika sudah datang jodoh untukku, siapapun tidak berhak untuk menghalang-halanginya.

katamu, cuma ada 3 hal yang tidak bisa ditunda, jika sudah tiba waktu solat, menyegerakan menguburkan jenazah, dan ketika sudah datang jodohmu..

katamu sekolah itu tidak seperti 'dol tiniku barang', kamu tidak perlu memikirkan seberapa besar biaya yang kamu keluarkan, tapi penting untuk kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Memang ilmu itu bisa didapat darimanapun, tak ternilai... tetapi, ilmu yang kamu tawarkan padaku bernilai dalam arti sesungguhnya, maka jika kamu mampu, ambillah... semoga kamu menjadi orang yang beruntung...

katamu kamu tidak akan memaksakan kehendakku. namun, aku membaca raut mukamu yang seakan berkata, "ini harapanku, bisakah pilihanmu kamu samakan dengan pilihanku?" lalu setelah itu, supaya kamu bahagia, supaya aku bahagia, agar kita semua bahagia, aku memilih apa yang menjadi pilihanmu sebagai pilihanku yang (sebenarnya) bukan menjadi pilihanku. Namun, lagi-lagi namun semoga kali ini aku menjadi orang yang beruntung, karena katamu bahwa ridhoNya ada dalam katamu.


katamu, aku harus selalu ingat katamu...kataku, aku akan selalu ingat katamu...

Aku (mencoba) mengerti

Kebanyakan Polisi yang memiliki anak yang kuliah selalu menasehati anaknya agar tidak masuk organisasi mahasiswa. Tapi Ayahnya, dengan pangkat yang tidak seberapa, yang justru mengijinkan ia bergabung dalam organisasi mahasiswa dengan alasan yang cukup sederhana, ”Anak muda harus banyak pengalaman dan wawasan yang luas. Dan organisasi mahasiswa bisa mengantarkanmu memperluas wawasan, memiliki banyak kolega dan mendapat banyak pengetahuan. ”

lupakan pesan itu, anak itu sekarang sudah tumbuh dewasa, empat tahun sudah hidup di dalam kampus. Bukan saatnya membicarakan kegiatan organisasi kampusnya, kini saatnya dia memikirkan bagaimana ia keluar dari kampus ini, itu kasarannya. Dia harus lulus. Itulah perjuangannya.

Pernah melihat cerita klasik yang ada di tivi, ketika seorang anak memiliki rencana atau momen penting dalam hidupnya seperti pernikahan, perayaan kelulusan atau apalah, sang anak mengharapkan ayah dan ibunya berada di sampingnya sebagi saksi perhelatan akbar itu. Namun, justru sang ayah dihadapkan pada tugas negara demi kemaslahatan hidup umat banyak.
Itu tidak hanya terjadi pada dunia perfilman saja, hal itu terjadi pada anak itu.

Peraturannya adalah ketika ramadhan datang, polisi selalu punya ritual yang namanya "Operasi ketupat", demi kelancaran hari raya Idul Fitri. Tugas itu berlaku dari H-14 sampai H+14. Jika itu berlaku tahun ini artinya, 14 Hari sebelum tanggal 20 Agustus (Lebaran) dan 14 Hari setelah 20 Agustus pak polisi baru bisa beraktivitas seperti biasanya. 14 hari setelah tanggal 20 Agustus, artinya tanggal 3 September ayah polisi baru bisa memenuhi permintaan sang anak untuk datang dalam acara perayaan kelulusaannya. Sedangkan wisuda sang anak diadakan pada tangal 1 September.

"Rene, Ndhuk." Begitu sang ayah memanggil putri kecilnya.
sang anak mendekat pada ayahnya, dan duduk di sampingnya sambil pura-pura sibuk dengan hapenya.
"kamu tau kan pekerjaan bapak apa? bapak tidak menjawab permintaanmu itu bukan karena bapak tidak mau menghadiri wisudamu, cuma bapak ragu, apakah bapak bisa atau tidak. Untuk saat ini, sangat sulit bagi polisi untuk sekedar minta ijin atau cuti satu hari dikarenakan tugas polisi yang padat saat hari raya. Sapa le ora seneng, anak lulus, nek di dhawuhi milih bapak milih tindak nang wisudamu, mung nek bapak ra isa ijin, ya adek aja gela."

Aku (mencoba) mengerti.

Selalu Ada yang Belum Usai

Selalu ada yang belum usai
apakah karena hari selalu berulang?
dan jarum jam bergerak
menuju angka-angka yang sama?

pertemuan
mengantar pada perpisahan
dan perpisahan
selalu menyisakan kenangan
atau tidak meninggalkan apa-apa
kecuali waktu yang terus berjalan

selalu ada yang belum usai
ketika persoalan seperti telah selesai
apakah karena akhir melahirkan awal?
dan awal dibutuhkan untuk mengakhirinya?

selalu ada yang belum usai
selalu...


--Jumat, 15 Juni 2012--
CC

Jogja, Pada Suatu Hari

embun menguap di atas pagar besi tempat itu,
matahari tampak membumbung tinggi setengah tiang,
menutupi bayangan tubuh manusia,
kalau saja detik itu dapat berhenti,
akan kulakukan..
sengaja atau tidak, itu dibawah kuasaNya


kau dan aku
saling terpaku, menyapa di lahan parkir tempat itu
setelah itu, kau melemparkan senyum
dan kita berpisah lagi.. sama seperti pertemuan pertama..
akankah kita bertemu kembali untuk ketiga kalinya di tempat yang sama?
jika iya, aku tidak mau menunggu, karena itu butuh waktu yang lama..

Cerita di Balik Bilik CC

awalnya pengen tak beri judul cerita di balik nomer 0804-1-450-450, tapi berasa kayak prediksi nomer yang bakal keluar nanti malem, hhhee..

Call Center ini, situasional... hanya akan ada kalo ada SNMPTN, untuk itu pasti mudah membayangkan bahwa aku dapat bergabung menjadi bagian Call Center SNMPTN karena Agenda besar macam SNMPTN yang setiap tahun diadakan, perlu berbulan-bulan untuk mempersiapkan bilik informasi ini supaya layak launching, supaya dapat dipercaya sebagai bantuan para penelpon yang membutuhkan informasi, dan untuk tahun inilah kampusku yang dipercaya sebagai bagian kesekertariatan dan menangani Call Centernya. Aku bergabung di dalamnya.

6 bulan yang lalu, sungguh aku tidak berniat sedikitpun untuk mendaftar menjadi calon OP CC, namun karena ajakan salah seorang teman, aku menemaninya sebagai bentuk rasa setia kawanku padanya.
“Rik, ayo temenin daftar CC SNMPTN” pintanya padaku, sehabis jam kuliah.
“tapi, aku nggak bawa motor lo, aku jalan dari kos.”
“gapapa, yang penting ada temennya..”

sesampainya di rektorat, tempat pendaftaran CC SNMPTN, aku menunggu temanku di luar.
“Rik, ayo temenin masuk, daftar sekalian aja yok... aku nggak ada temennya” dia memanggilku.
“dasaarrr”
aku dan dia mengisi formulir, dan mengumpulkannya pada seorang petugas wanita yang ternyata dia yang menjadi Team Leader ku pada CC gelombang 1. Perlu diketahui kalau, CC bekerja selama 2 periode, yang pertama pada saat jalur undangan dan yang kedua jalur ujian tertulis SNMPTN. Nah, mbak yang melayaniku waktu itu, juga kutemui di CC gelombang 1.

Hingga sampai pada hari pertama aku bekerja sebagai CC. Panjang cerita sebenarnya, hingga aku diterima di dalamnya termasuk kenapa temanku yang kutemani mendaftar saat itu tidak berada disampingku hingga aku bekerja. Aku masih ingat betul, siapa yang kukenal pertama kali di CC. aku memanggilnya, momon. Gilak, sebagai perempuan dia keren sekali... hobi traveling nya bikin ngiri... untuk ukuran perempuan-perempuan yang hobi mendaki gunung, dan nyelem,dia tetap perempuan bersahaja dan keren. Selain momon, banyak teman yang hari demi hari, aku semakin mengenal mereka. Tidak ada hitungan minggu, aku semakin hafal dengan wajah mereka dan nama-nama mereka. Seiring berakhirnya tugas sebagai CC untuk jalur undangan (gelombang I) beberapa diantara kami, ada yang tidak melanjutkan bertugas untuk jalur ujian tertulis (gelombang II), dikarenakan beberapa hal. Untuk itulah, saat itu dibuka pendaftaran gelombang II untuk menggenapi teman-teman yang sudah tidak bergabung bersama kami saat itu. Selalu ada cerita baru jika kamu bertemu dengan orang yang baru [ula, begitu juga denganku.

aku semakin banyak menemui orang dengan berbagai karakternya, baik sesama OP, tim IT, Team Leader, bapak-bapak dan ibu-ibu pegawai pusat komunikasi, dan juga penelpon tentunya.

Aku pasti akan merindukan terjaga dari pukul 8 malam hingga 8 pagi, merindukan cerita dari para TL, merindukan kalimat-kalimat ledekan di Grup discussion, merindukan bertanya banyak hal pada TL dan sesama OP dan IT, merindukan saling meledek antar OP dan IT, merindukan meresetkan passoword, merindukan mencatat nomer tiket, merindukan mengejakan nomer tiket, merindukan ibu-ibu dengan logat sundanya lalu aku dipanggil “teteh” –namanya bu Iis kemudian beliau sempat menelpon kembali hanya untuk mengucapkan “terimakasih”, merindukan di-hold oleh teller bank M, merindukan telepon bapak-bapak dari Boyolali yang tidak bisa berbahasa indonesia tapi untungnya mengerti bahasa indonesia, Bapak-bapak yang sama sekali tidak mengerti istilah ‘panlok’ itu apa, kemudian setelah dibantu ia mengucapkan ‘maturnuwun nggih mbak” dan secara tidak sengaja aku membalasnya dengan “sami-sami pak” ups keceplosan bener, berasa lagi kuliah, merindukan mendengar nyanyian salah seorang teman yang jika tidak di line telepon dia akan streamingan telenovela jika tidak dia akan keasyikan menyanyi sendiri, merindukan teman-teman yang kadang keasyikan cekikian sendiri entah karena membaca atau melihat kelucuan apa, merindukan menangis dan tertawa di balik bilik CC.

----------------------------------------------------------------

rasa rindu ini kadang muncul tidak terduga.

baru beberapa hari, status bekerja di Call Center berakhir, namun aku sudah merindukannya... bukan statusnya, namun aku merindukan suasana dan tetek mbengeknya termasuk orang-orang dengan berbagai cerita dan karakternya.

“sekecil apapun kebersamaan itu, pasti akan menimbulkan kerinduan ketika sudah berpisah.”

ahhh, iya rindu itu selalu datang ketika sudah berpisah.

Keakraban itu rasanya tidak tumbuh karena kesamaan usia maupun lamanya perkenalan, kali ini kita mampu membuktikannya. See :)

belum ada hitungan tahun sejak kita berkenalan, kita mampu menghancurkan dinding pembatas antara senior dengan junior... rasanya kagak ada deh istilah macam itu, kita seperti anak muda..

pasti akan ada cerita, ketika kita sudah tua nanti... bahwa kita pernah berada diantara orang-orang heboh, ceria, sendu, mellow, galau, saling menggoda, saling menjodohkan, penuh canda tawa, penuh ledekan, penuh hikmah.

aku bersedia,untuk menatap langsung mata kalian dan meyakinkan ini mudah meski sebenarnya bagiku tidak selalu begitu, untuk berusaha membuat kalian tersenyum sekalipun kalian berusaha sekali membuatku bosan; untuk berkunjung dari satu beranda ke beranda lain jika dengan itu kalian mempercayaiku menjadi teman.dalam apapun; untuk memberikan obat pada kalian sekalipun aku yg mungkin seharusnya membutuhkannya; untuk duduk sejajar dengan bangku kalian, dan dapat menolong kalian sekecil apapun; untuk memperkecil jarak usia jika dengan itu aku tau bagaimana menumbuhkan semangatmu...Aku belajar hafal bagaimana kalian...

aku hampir lupa, bahwa aku pernah berujar “semoga kelak aku bisa naik pesawat dan pergi ke luar negeri”... dan inilah mimpiku... dan kita punya jalannya masing-masing..
sebentar lagi puasa, dan setelah itu sebentar lagi lebaran, sebelumnya 17 agustusan, hhee.. selamat menjalani semuanya :D
The Journey Has Begin. Seribu mil dimulai dengan Satu Langkah. dan inilah langkah kita. Step yang pernah kita lalui bersama, selamat berjuang menyelesaikan tugas akhir :), selamat menempuh hidup baru , selamat berkarya kembali, selamat terbang ke luar negeri, dan aku akan terbang ke negara dengan kincir anginnya yang besar [wussshhhhhh].. semoga Tuhan senantiasa memeluk mimpi-mimpi kita dan menjaga kita.

ijinkan aku menuliskan ucapan rasa terimakasih pada lembar kata pengatar dalam Tugas Akhirku, diantara baris di dalamnya, hanya itu yang dapat ku lakukan...yah, mungkin hanya itu bukti tertulis yang bisa kupersembahkan untuk kawan-kawan seperti kalian... dengan itu, semoga teman-teman tau betapa berharganya dirimu dalam hidupku (ciyeeee....)


backsong: [play] demi lovoto-gift of a friend
[project pop-ingatlah hari ini]
kau selalu di hati, kamu sangat berarti, istimewa di hati, slamanya rasa ini...
... jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini...
...don't worried, just be happy, temanmu di sini...



salam “Kepercayaan dalam Kebersamaan” :) #slogan CC
semoga kita masih dipertemukan kembali di lain kesempatan..

[ari]
yang akan selalu merindukan CC veteran dan CC super
* thanks for being a part of my life

Air Mata

Bismillah....

Begitu dingin sore ini, seharusnya aku dapat menuai senyuman dan tawa maupun canda di tempat ini. Tawa riang, mungilnya suara – suara yang menggemaskan. Hmmm, ternyata tetap saja tak mampu mengusir segala keresahanku. Senyuman mereka mungkin setidaknya dapat menghilangkan kepenatanku. Pertanyaan yang kritis tapi tetap polos, :) …

Ku lihat langit mendung membingkis keindahan senja yang biasanya ada. Suasana begitu dingin dan sepi. Sementara sorak ramai mengusik sekitarku. Bak lagu Dewa “kosong” Seketika aku tak dapat bernafas kala mengingat dan merasakan perasaan itu hadir lagi. Seperti badai angin yang begitu besar telah menghempas keras dalam dadaku. Sesak. Haruskah aku menangis lagi? Sementara bilik – bilik kerinduan tak akan cukup tertawarkan oleh itu. Ya Tuhan.. tolong aku.

Terkadang begitu ingin aku berlari, pergi sejauh mungkin dari keberadaanku saat ini, meninggalkan apapun yang ada di sini. Dan tak mau aku sisakan apa yang sudah aku lewatkan. Akan tetapi tak bisa, aku tak bisa. Semua terekam jelas pada bayangan dan ingatanku. Kenangan. Yah, itulah kenangan. Namun bukankah sikap meninggalkan sesuatu hal yang harus kita selesaikan, kita tuntaskan dan berpura tak peduli atau acuh itu hanya akan dilakukan oleh seorang pengecut atau pecundang? Ku rasa aku tidak mau memantaskan diriku dengan sebutan itu. Tidak, insya Allah tidak.

Kehidupan mempunyai jalur sendiri...

dimana ada hitam dan putih, dimana ada beragam warna yang mengentaskan segala asa dan rasa. Bagaimanapun bentuk dan rupa, kehidupan bersama ujian ada tugas dari-Nya. Tidaklah manusia diciptakan untuk juga menjalankan amanahNya? Semua adalah pemimpin mulai dari dan untuk dirinya maupun bersama. Dan dalam berbagai kehidupan ini ada bermacam pilihan, dimana keputusan dalam pilihan itu membawa resiko dan tanggung jawab. Yah, dan di situlah tanggung jawab penuhku sebagai manusia yang diciptakan-Nya, aku harus lebih paham. Aku tahu, aku tak punya kekuasaan apapun dalam kehendakku, karena aku bukan siapa -siapa di sini, bukan dunia yang kejam jika saja selalu kepahitan yang aku telan, Tuhan tidak akan mungkin mendzalimi hamba – hamba-Nya. Berfikir saja jika ada ujian dan cobaan karena Tuhan menginginkan kita lebih menjadi pribadi yang handal dan kuat , lebih kuat lagi dalam kehidupan. Insya Allah.

Namun memang, semua itu beratlah adanya untuk dijalankan. Keikhlasan, tak dapat kita lakukan dengan sekejap dan instan. Terkadang kesakitan dan luka – luka ini akan terbiarkan dengan berjalannya waktu hingga itu menjadi keikhlasan yang terurai dan menghambar bersama masa – masa yang berlalu dari hadapan kita.

Kadang aku berfikir saat aku benar - benar lelah dan tertekan ku coba berfokus pada keinginanku betapa inginya aku dapat lebih tulus untuk menjalankan semua ini, jika saja tiada tempat untukku melabuhkan kasih sayang dan cinta, bukankah ada Tuhan? Ada Allah SWT yang selalu ada untukku, walaupun tak mampu aku mengingkari aku butuh seseorang yang dapat berbagi suka duka denganku.hmm ya ya ya,

Kondisi yang menekan sering menjadikan aku bersuara dalam hati “ biarkan saja yang menyakiti bersama hati dan hak mereka, dan inilah ujian kesabaran yang sebenarnya, bukankah ikhlas itu tak akan pernah kita ketahui dimana ujungnya karena itu rahasia Allah dan hamba-Nya yang telah diridhoi-Nya. Sekalipun memberikan yang terbaik, kadang bukan kebaikan pula yang ku dapat, dan meskipun aku berusaha untuk menjaga dan mengamalkan kejujuranku dengan pengertian demi pengertian tapi ternyata masih ada dusta yang dapat melukaiku tanpa rasa peduli. Atau bahkan dapat menghancurkan utuhnya percayaku. Tak kan berhenti saja di situ, masih ada lagi, tetapi karena kasih sayang-Nya, cinta-Nya mengajarkan aku untuk memaafkan. Mungkin itulah kenapa aku merasakan betapa pedulinya aku pada jiwa – jiwa yang selalu saja menyakitiku. Mereka tak akan pernah tau, mungkin untuk sekarang, namun ku yakin sebuah kesabaran dengan sabar yang baik, itu pasti akan terasa.

Bukankah aku pernah mengucap :

“ apapun yang dari hati, akan tersampai pula pada hati”.

Rasanya memang kadang menyedihkan, karena aku seperti menghibur diriku sendiri, meleram keresahanku dan gelisahku. Padahal itu tak mudah. Bagaimana aku dapat berkata itu gampang? Jika saja aku selalu belajar dari apa yang telah aku dapatkan hari ini. Sementara semua juga butuh waktu untuk mencernanya.

Aku dapat menangis, karena aku manusia, tentu sekuat apapun iman manusia itu, air mata tetap butiran alamiah yang dianugerahkan oleh Allah untuk makhluk bernama manusia. Akan tetapi air mata bukan segalanya di atas pusara yang pedih ini.Duka tak dapat menutup nestapa dan hampa. Semua menjadikan aku belajar lebih bijaksana dalam segi sudut pandang pun juga pemahaman. Alhamdulillah....

Tuhan Maha Adil, Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi. Dan Dia selalu mempunyai cara untuk menyampaikan kecintaan-Nya kepada hamba-Nya.

Ujian yang besar, mungkin dapat menghancurkan segala impian, tapi bukankah bisa saja apa yang tidak kita sukai itu adalah pesan kasih sayang-Nya, dan apa yang kita sukai dan kita bisa sakit di dalamnya itu pun karena Tuhan juga tak ingin kita menemukan kesalahan yang sama. Selalu ada cinta dari-Nya dalam bentuk apapun yang Ia suguhkan pada kita. Allahu Akbar..., betapa dahsyatnya rasa ini.

Dari sisa kehancuran itu, aku berfikir bahwa Tuhan akan menciptakan seseorang yang “besar” yang tegar, dan yang kuat, dan itulah pilihan-Nya, wallahu 'Alam. Memang pedih di saat kita butuh seseorang yang mampu menopang kita dalam kerapuhan namun itu tidak ada, atau bahkan mereka tak peduli pada kita, tapi mungkin juga dari situ aku juga merasa, bahwa aku ini milik Dia seutuhnya. Tuhan pun selalu merindukan kita yang merintih meminta dan berdoa hanya pada-Nya. Terkadang tak jarang prasangka curiga mampir dalam hati, tapi setelahnya, ku coba berbalik lagi berkata pada hatiku sendiri, perlahan ku kikis serabut hitam dalam hulu putihku, dan belajar bertahan untuk lebih percaya,

“ sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan, sesudah kesulitan adan kemudahan”

Tiada yang berkurang sampai hari ini, bagi jiwa – jiwa yang pernah mengahancurkanku, yang sempat menghempaskan aku dalam jurang yang paling.....dalam, sekalipun hantaman keras itu membuat hatiku membiru karena kepalsuan, dan membuat aku terbaring lemah dalam panjangnya kebisuan, Sungguh Maha Besar Allah yang telah memberikan kasih sayang dan pengertian yang tulus padaku. Hingga aku dapat mengatakan

“ dan karena cinta itu memaafkan..., menerima, mengisi, dan juga mengerti”
Sekarang mungkin lebih tepatnya adalah untuk bersyukur, bahwa aku.. ataupun kita dapat mencintai, dan tak dapat membenci seseorang yang kita sayangi walau itu sungguh terasa sakit.

Sakit dalam mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah bukti kesungguhan dari hati dan nurani yang mau mengerti dan memahami. Mungkin terasa pedih bak luka yang tersiram oleh air garam yang asin, ...sakit. Perih sekali. Akan tetapi itulah kejujuranku, itulah hatiku, itulah nuraniku, jangan pernah salahkan perasaan yang putih ini. Inilah kesiapan, dan kebersediaan untuk rasa itu, mencintai. Mencintai membuat kita belajar dewasa dan mengerti. Hanya akan ada jiwa dan yang tulus yang dapat mengerti..., ketika pengertian itu tak berpihak padanya, ketika harus sabar dalam keinginannya, saat terpaksa untuk menunggu ketika semua tak dapat dilakukan dengan cepat dan segera, dan kala dapat melihat kesalahan dan suatu permasalahan dari berbagai sisi dengan beberapa penilaian yang telah ia ambil bersama pertimbangan – pertimbangan yang matang, insya Allah.


Aku selalu berharap pada-Nya, semoga tulus ini tidak akan pernah usang karena bala dan derita yang ada, biarkan selalu mekar dalam kegersangan. Dalam air mata ku bahagia, aku sangat bahagia, karena aku dapat mencintainya, mereka, dan aku dapat mengasihi semua jiwa yang pernah melukai dan mencaci, begitu dan betapa mereka itu adalah berharga. Lebih dari harta dan intan permata.

Ku tutup lembaran ini, dengan lirihnya doa ku dalam hati, ku seka perlahan air mata yang sedari tadi kupertahankan untuk tetap dalam kelopaknya.

Ya Allah..., Tuhanku, Sungguh tiada daya dan upaya melainkan dari Rahmat-Mu, dan Pertolongan-Mu.Sayangi mereka ya Tuhan..., ketika kasih sayangku tak dapat tersampaikan dalam kejauhan mereka saat ini berada,Jaga mereka untukku, ketika penjagaanku tak mampu melewati batas jarak ruang dan waktu..dan Cintai mereka, ketika aku nanti tak mampu untuk mencintai lagi di dunia ini.....Amiin....



[strawberry]
Gemuruh Asa
Sabtu, 03 Juli 2010
18.42 wib

Naik Delman (istimewa)

Pada hari minggu kuturut ayah ke kota...
naik delman istimewa ku duduk di muka
ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja
mengendarai kuda supaya baik jalannya...
tuk tik tak tik tuk
tik tak tik tuk..
suara sepatu kuda...


aih, aku rindu naik delman..
sekarang kemana transportasi macam itu?
besok kalo mau nikah, ngak perlu ada arak-arakan mobil dengan tambahan buket bunga, cukup naik delman dan duduk samping 'pak kusir' yang 'mengendarai kuda'..

#nglindur...


'pak kusir': calon mas nya
'mengendarai kuda': nyupiri bahtera keluarga
'duduk samping pak kusir": mendampingi 'pak kusirnya'



#filosofi lagu naik delman

Cerita Eyang Uti

Di jalan pinggiran kampus sebelah, aku dan seorang teman berjalan-jalan pagi, ritual yang sering dilakukan jika kami berkumpul dan memiliki waktu senggang.

Hingga sampai kami di sebuah tempat yang bernama sunmor, pendeknya Sunday morning. Sebuah nama yang didedikasikan pada tempat yang disebut pasar setiap hari minggu pagi di Jogja. Kami berada di antara riuhnya mereka, ada yang sedang menawar, mengobrol, bercanda ditengah jalan, sampai kami mlipir untuk beristirahat dan sekadar mengobrol di tempat yang pas sambil sarapan pagi. Niat sebenarnya bukan itu, tapi kami terjebak pada situasi perut kosong alias kelaparan dan terjebak 'pas' lewat tempat itu. Setelah makan, kami pulang, mencari jalan yang lebih sepi..

nah, ini cerita sebenarnya yang hendak kubagikan.

aku dan dia mengobrol sekenanya, jalan sudah agak lengang, di depan kami berjalan dua orang yang renta ah, cukup renta... kulit keduanya tampak keriput, menandakan usia mereka diatas kepala lima, bersepatu ket, memakai pakaian training, pakaian olahraga khas orang dewasa, namun masih tampak catchy dipakai keduanya, keduanya memakai kacamata, rambut sang wanita sudah beruban, rambut putihnya mendominasi daripada rambut hitamnya, sedang sang lakinya memakai topi khas anak muda dengan warna rambut yang hampir sama. Yang tampak menarik adalah sang wanita itu bergeliat manja pada bapak itu. Begitu sang wanita memanggil laki-laki itu, bapak. Bapak menggandeng mesra ibu itu. Masih betah berada di belakang mereka, aku senyum-senyum sendiri. Terkadang genggaman tangan mereka lepaskan, dan sang bapak berganti merangkul sang ibu supaya lebih dekat dengannya, memastikan supaya ibu selalu berada di sampingnya.

Romantis itu.... ya itu...

cerita cinta hingga kamu menjadi eyang uti, hingga mati adalah janji terakhir.

[aku dan kamu berbeda, namun senyuman kita bermakna sama bukan?]



25 Mei, pagi itu :)

"kalo pesimis dan optimis itu datang bersamaan, apa yang kamu lakukan?"
pertanyaan yang belum bisa saya jawab..

sama halnya mungkin ketika ada pertanyaan, "kalau kelahiran dan kematian itu datang bersamaan, apa yang kamu lakukan?"
mungkin, keduanya mustahil jika datang bersamaan, salah satu diantaranya pasti datang terlebih dahulu.. kelahirankah yang datang terlebih dahulu? atau justru kematian?
lalu apa yang terjadi saat jeda diantara keduanya? jeda antara kelahiran dn kematian? apa yang kamu lakukan, apa yang kamu dapatkan itu yang terpenting...
begitu juga kamu memperlakukan pesmis dan optimismu..


Satu bulan, setiap satu bulan rasa pesimis itu selalu tiba-tiba menghampiri saya, dia nggak pernah datang dengan permisi, bahkan menelepon sekedar berkata untuk berkunjung pun tidak. Dia tiba-tiba muncul, menjatuhkan hati saya yang kebetulan sedang melayang tinggi.
Pesimis memaksa saya untuk melihat-lihat secara tak sopan, sosok seperti apa yang dikagumi oleh dia - orang yang selama ini tak pernah ada cela di mata saya. Pastinya, I wish to be the only one he always sees.

But then I know, pesimis kembali membisikkan kata-kata jahatnya buat saya. "Kamu nggak punya apa-apa untuk dikagumi oleh dia, Rik! Kamu cuma pemimpi yang senang merangkai kata, semua orang juga bisa!"
Pesimis memang tak serupa dengan sosok monster-monster di buku dongeng, atau devilbertubuh merah dan bertanduk layaknya ilustrasi dalam cerita. Tapi dia jahat, dalam seketika, dia ingin meruntuhkan musuh besarnya yang sedang bernaung dalam hati saya - Optimis.
Pesimis tak menyerupai apapun. Dia hanya berupa angin dingin yang kerap melewati perut saya. Bila ada istilah yang mengatakan, there's a butterfly in my stomach dan membuatnya geli seketika, angin ini telak membuat saya kalah dan meraung-raung. Sakit, ya rasanya perih.
Sekali lagi dia berkata, "Kamu nggak bisa menangkap cahaya lewat apa yang kausebut kamera maupun Photoshop! Kamu nggak bisa memainkan tanganmu untuk melekak-lekuk di atas kertas, membuat sketsa-sketsa cantik di atas sana, kamu bisa apa?" 
"Saya bisa bermimpi, Pesimis! Saya bermimpi akan menjelajahi Menara Eiffel hingga Taj Mahal bersamanya, bertualang ke Antartika dan melihat Aurora bersama!" 
"Apa dia kagum dengan mimpimu? Yang kamu bisa lakukan kan cuma mimpi, dan mimpi!"
Pesimis jahat. Ingin rasanya saya menghunus sebatang bambu runcing ke arahnya perlahan, agar dia menghilang tak bersisa. 
"Sekali lagi, apa dia kagum denganmu? Dengan segala mimpi bodohmu? Dengan segala ketidakmampuanmu? Kamu kagum padanya, selalu. Bagaimana dengan dia? Apa kamu masih memiliki sesuatu yang bisa membuat dia kagum? Tidak." 
Pesimis berlalu, dan menghilang melalui sela-sela jendela. Dia sekali lagi meninggalkan lubang tepat di organ tempat oksigen mengalir. Organ itu seakan ingin meledakkan diri dalam tubuh saya. Jangan hey jantung, tahan ya sayang, tahan sedikit lagi.
Apa yang bisa saya lakukan? Terdiam, dengan beberapa tetesan cantik yang menyelimuti hangat wajah sembab saya.

[cerita hujan-begitu.suka.dengan.hujan]




semoga kamu baik-baik saja sayang :)

Semoga kamu (lebih) mengerti, nak

gini aja deh nak, kita buat perjanjian tak tertulis...inget-inget deh baru kemaren lo, kamu mati-matian nyari kerjaan yang nantinya akan menghasilkan uang demi menyukupi semua kebutuhanmu di perantauan, katanya kamu mau mandiri... tapi ending-ending nya kok nggak enak gini ya, apa-apa kamu jadiin status.. yang kamu capeklah karena kerjaanmu, yang kamu bosenlah, yang kamu sibuklah, yang kamu ba bi bu..la la la la.. ada orang yang lebih menghargai hasil ketimbang prosesnya, semoga kamu tidak menjadi dari bagian orang-orang tersebut.. nggak usah kebanyakan "aduh" dengan pekerjaan beratmu. karena apa? Pemimpin hanya akan memberikan pekerjaan yang berat, pada pegawai yang tangguh dan terpercaya, dan rewardnya pasti akan disesuaikan. Begitu juga Tuhan akan memberikaan ujian yang berat bagi hambaNya yang tangguh, tahan banting, nggak kebanyakan ngeluh.. rewardnya pun akan disesuaikan dengan besarnya usahamu.

Sudahlah, pekerjaanmu itu tidak membutuhkan status.. pekerjaanmu itu cuma membutuhkan kesungguhan dan komitmen mu... ingat!

Selamanya pahlawan tidak membutuhkan pengakuan!

aiiiihh...nanti, kalau kamu ngeluh, nggak bersyukur atas apa yang sekarang kamu kerjakan dan kamu miliki, jangan salahkan jika Tuhan mengambil semua itu dari mu...kewajibanmu, bersyukur atas apa yang ada, sambil mengusahakan apa yang belum ada, tanpa mengeluh.. ra sah nggresula, ra sah kakean sambat!



besok nggak usah deh nyari kerjaan lagi, coba sesekali pikirin buat ngasih kerjaan ke orang lain..:D semangat pantang menyerah nak !

Cinta Apa Adanya

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan. Saya harus akui bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif nya kurang, dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.

"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan" Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?

Akhirnya dia bertanya,: "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,: "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya : “Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati, Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."

Hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang bertuliskan. ...

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya... "

Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu bisa mengetik di komputer namun selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang."

"Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu. "

"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu ’teman baikmu’ datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi ’aneh’. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."

"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."

"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu".

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku." "Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. "

"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu. Aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu. "

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.

"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."

"Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.".

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.


Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.



[sumber: Renungan dan Kisah Inspiratif]

Rasanya ditolak itu... #2

rasanya ditolak untuk kedua kalinya itu (ternyata) lebih baik daripada yang pertama kali...
kalau yang pertama, kamu akan menangis kurang lebih sehari semalam dan tidak mau diganggu..
bedanya kalau yang kedua, kamu jauh lebih siap dengan kemungkinan terburuk sekalipun, dan kamu tidak akan menangis terlalu lama, dan tidak terlalu larut dalam kegalauan..
kemungkinan ditolak tanpa kejelasan (alasan kenapa ditolak) terjadi pada penolakan pertama, namun penolakan kedua lebih ada kejelasan. Jadi, tau apa sebab musabab kamu ditolak, ya itu yang harus kamu terima..

ahhh, apa-apan si ini... ini cuma analogi..


#ngawur
7 Mei 2012

Kakak Beradik (yang) Aneh

ini adalah cerita tentang cinta seorang kakak yang aneh kepada adiknya yang aneh juga. Perasaannya sering berubah, sulit ditebak. Suatu ketika di hari Minggu tertanggal 29 April 2012 pukul 21.14, sang kakak mengirimi pesan kepada adiknya menggunakan nomer temannya, isinya: "dek aku nyuwun kirimi pulsa, 5rb wae nang nomerku. tertanda: mas *****

selalu saja, sang adik ini terlalu sayang dan tanpa pikir panjang jika akan memberi segala sesuatu untuk kakaknya, termasuk nyawa sekalipun... ciadooooo... gedubragg..

pulsa terkirim, dan pulsa dihape sang adik minim... =.='

beberapa menit kemudian, nomer sang kakak masuk ke dalam kotak masuk pesan. bunyinya, "turnuwun ya dek, pulsa telah diterima. aku pulang besok pagi. kapan mangkat jogja? i lup yu pul pokoke, hahahaha"

kalimat terakhir itu agak ambigu, tapi lucu. sang adik membacanya berulang kali, tapi tetap sama, itu bukan halusinasi semata. sang adik membalas pesan tersebut, "okeeee kakanda, love you more, wakakakakaka... aku balik jogja sudah sejak jumat, setelah memberi makan pitikmu yang unyu itu #asem aku dithuthuli, sik nduwe tak keleki pisan...wkkwkwk..."

sms dikirim.
------------------------------------------------------------------------------
sambil menunggu balasan, sang adik membaca lagi sms sang kakak, lebih spesifiknya pada baris terakhir tadi.

lalu, hape sang adik berdering malam hari. Muncul foto sang kakak beserta nomer hapenya. comming call, sang adik langsung mengangkatnya.

"assalamualaikum. busyeeeet dah pulsa 5ewu we langsung nggo telpon og piye? yadoooo..."

suasana langsung mencair... beralih ke hal yang serius.

"Kok gek bali sesuk to mas? jarene dina iki"

"iya ajane aku wis nang pwr, mung mampir nang Barkah. yowis ya dek, sing ngati-ati. kowe bali kapan?"

"meneketehe... sabtu isuk maybe" =.=' adik yang anehhhh...

"lah kowe nang jogja gasik-gasik ngapa?"

"skripsi ayeeee... makarya"

"weh, wis skripsi to kowe ki? wis bebas teori po?"

yakdessss... gue ketekin nih...

"dongane yo mas, :D"

"yowis, nek ana sik wani ngganggu kowe ngomong mbek aku"


idiiiiiihhh sangar amat ya ni kakak... sereeeeemm... tapi cinta deh, hakakakaka...

"pak k*mto mas, wakakakaka"

"nek pak k*mto mono wong tuwa, yo kowe sik sopan.. lah nek pak t*k*r*n kuwi baru..."

loh kok tiba - tiba nyebutke nama pakdhene d*by? hiyaaaa... cs e kayane..

"hayayayayaya... sangar men kowe ki mas, teka nyante we mas... nek ana sik wani mbek aku mengko tak keleki dhisik, wakakakaka"

--------cerita bersambung-------


entah kapan, akan disambung ^^v

*jika ada kata-kata yang kurang berkenan dihati, mohon dimaafkan :D

Le Grand Voyage [Recomended]

Kali ini mari kita bicarakan tentang pilem. Pilem yang sebenernya udah nongol di taon 2004 ini, emang baru aja saya tonton. hebaaat. emm 2004 kan ya? yang pertama, mari kita maklumi karena pada bilangan taon segitu saya masih sangat imut-imut (amit dah)... yang kedua, pada bilangan taun segitu saya agak gaptek masalah internet, yang ketiga di usia yang sedini itu (jiaaaah) saya belum punya komputer, apalagi laptop yaaa... di taon segitu, saya masih sangat alim untuk minjem VCD di rentalan. haaaalllllaaaahhh...

Okokok... mari sejenak kita lupakan, alibi yang kagak penting itu.

Le Grand Voyage, judul pilem garapan orang Prancis. Pilem le grand voyage terasa lebih alami. ibaratnya nih ya kalo di Indonesia ntu kayak Si Doel Anak Betawi Asli. asli dahhhh...ceritanya tentang potret kehidupan orang tua - anak yg alami tanpa perlu dibumbui dialog-dialog cerdas.

le grand voyage mampu menggambarkan gap antar generasi dan perbedaan pemikiran antara orang tua dan anak dengan sedikit dialog. Meski sangat hemat dialog antar pemain di pilem ini, namun cukup mudah dipahami kok..

Awal kisah (ya’eee), diceritakan Reda (nicolas cazale) yang sedang mempersiapkan diri untuk ujian, dan sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita Perancis berbeda agama, harus meninggalkan semuanya demi mengantar dan menemani bapaknya (mohamed majd) pergi haji, nyetir mobil 5000 km dari perancis sampai ke Arab. Nah lo, naik mobil melintasi benua Eropa... karakter bapaknya sendiri adalah figur dominan yg keras kepala, imigran Maroko di perancis yg taat menjalankan syariat islam, tanpa kompromi.

satu mobil, dua karakter yg sama-sama keras. Melintaslah mereka ke Italia, Slovenia, Kroasia, Serbia, dan Bulgaria. Menyeberang ke Turki, Suriah, Yordania, hingga Arab Saudi. Pertikaian kecil meletup sepanjang jalan. Dan, tahulah kita, betapa asingnya dunia ayah dan anak ini. Kita pun diperlihatkan, betapa uniknya peristiwa-peristiwa yang terjadi akibat perbedaan isi kepala dan kegagalan berkomunikasi.

Ini nih yang paling saya suka, ada hal-hal menarik yang tak terduga. Sarat akan nilai, hingga mencabik-cabik relung jiwa penontonnya. Pertanyaan yang pasti akan muncul bagi orang awam seperti kita adalah, “Kenapa juga si harus pakai mobil, tinggal naik pesawat kayak orang lain naik haji aja gitu aja kok repot?”
''Air laut baru akan kehilangan rasa pahitnya setelah ia menguap ke langit,'' jawabnya.
"Apa?''
"Ya, begitulah air laut menemui kemurniannya. Ia harus mengangkasa melewati awan. Inilah mengapa lebih baik naik haji berjalan kaki ketimbang naik kuda. Lebih baik naik kuda ketimbang naik mobil. Lebih baik naik mobil ketimbang naik perahu. Lebih baik naik perahu ketimbang naik pesawat terbang...''
Percakapan ini terbetik pada sebuah trotoar di Bulgaria ketika keduanya terpaksa berlindung dari empasan badai salju. Mobil mereka mogok. Usai melintas sepertiga benua Eropa di atas roda empat, tanya Reda pun akhirnya pecah. ''Mengapa tak naik pesawat terbang saja ke Makkah?'' Sebuah pertanyaan masuk akal. Alih-alih terusik oleh tajamnya pertanyaan Reda, sang ayah justru menjawabnya puitis.
Sebuah jawaban yang tentu saja tak mudah dicerna oleh rasio awam yang matematis. Jawaban yang agaknya lebih bisa dicerna oleh hati yang khusuk. Tafsirnya adalah semakin sulit perjalanan menuju Makkah, menurut sang ayah, maka semakin kita memurnikan jiwa kita --seperti halnya perjalanan air laut yang mengangkasa. Hanya dengan cara itulah, ia menemukan kemurniannya kembali.
Film ini amat sederhana, hemat dialog, namun sukses mengaduk emosi dan menggelitik saraf spiritual. Meski tidak ada yang sempurna di dunia ini, dan kesempurnaan hanya milik Allah swt (kata bunda Dorce), begitupun yang terjadi dengan pilem ini. Endingnya, saya agak kurang bisa mengerti perasaan Reda dan apa yang akan Reda alami setelah banyak hal menimpanya dan ayahnya... ending begitu saja, kemudian ada beberapa kejanggalan teknis ketika roll pilem sudah masuk ke kota Mekah... halaaaah sotoy ayam tenan ki....

http://islamic-indo.blogspot.com/2011/02/download-film-le-grand-voyage.html

ASUS Eee Pad Transformer


ASUS Eee Pad Transformer

Tablet 16GB dengan OS Android 3.1 Honeycomb, Ketebalan 12,98 mm, berat 680gr dan Layar 10.1 inch
NVIDIA Tegra 2 dual-core 1GHz Processor, 10.1" LED-backlit WXGA, Bluetooth, Camera, Audio, Video, 16GB storage, Wi-Fi, Android 3.1 Honeycomb, HDMI-out

Dimensions

L x B x H: 271 x 176 x 12.9 mm
Weight: 680 grams

Display

Type: IPS Capacitive Touchscreen With LED Backlighting
Size: 10.1 inch
Colors & Resolution: 16 Million Colors & 1280 x 800 Pixels WXGA

Input/ User Interface

10-Finger Multi Touch
Scratch Resistant Gorilla Glass
WaveShare UI
Accelerometer sensor for UI auto-rotate
Proximity sensor for auto turn-off
G-Sensor, Light Sensor, Gyroscope

System Properties

Operating System: Google Android 3.1 Honeycomb OS
CPU: Nvidia Tegra 2 Dual-Core 1GHz Processor, 1GB DDR2 RAM

Memory Storage

Internal Memory: 16GB/ 32GB memory storage
Memory Expansion:
- Micro-SD card slot support for memory expansion
- 1 SD Card reader on Mobile Dock
- Asus Webstorage free for 1 year

Browser & Messaging

HTML, Flash
SMS, MMS, Email, Push Email and IM

Camera

Rear:
- 5 Megapixels
- 2592 x 1944 pixels
- LED Flash, Auto Focus

Front:
- 1.3 Megapixels
- 1280 x 1024 pixels

Video Recording Capability:
- 720p HD Video Recording Capability @ 30fps
- 1280 x 720 Pixels

Connectivity

Bluetooth: USB Bluetooth v2.1 with EDR & USB 2.0
WLAN: Wi-Fi 802.11 b/g/n
Headset: 3.5mm stereo headset jack
GPS: Yes
3G: Yes
HDMI: Yes (HDMI 1.3)

Music & Video

Music Format: MP3, WMA
Video Format: MPEG4, H.263, H.264

Battery

Type: Li-Ion 24.2Wh Standard battery
Battery Life:
- Up to  9.5 Hours
- Up to 16 Hours of battery life With Docked Keyboard Dock

Other Features

Polaris Office Software
Micro HDMI Connector
Docking Port
MyGallery and MyWave UI of Asus
Asus Launcher, MyLibrary, MyNet, MyCloud apps
Adobe 10.2 Flash compatibility
SD / SDHC Card Reader
Facebook integration
Android Market, G-mail, Google Maps, G-Talk
Facebook, Twitter, YouTube, Picasa
Quickoffice, Digital compass

with docking: 5 juta (nego)


temanssss.... nitip jualan ya... mohon bantuannya, [for serious customer] jika berminat silahkan komen di postingan ini atau kirim email di ardana_pbd@yahoo.com...
tengkyu :D
have nice day..